PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

PMS/STI adalah penyakit infeksi yang menular melalui hubungan sekual. Macam-macam STI:
·         Chlamidia
  • Mekanisme: infeksius (elementary body) menempel di epitel masuk sehingga reproduktif (retikuloid body) membuat elementary body host lisis.
  • Inkubasi: 1-5 minggu.
  • Diagnosis: discharge encer dan kapan terakhir intercourse.
  • Treatment: Azitromycin (gram oral) atau erythromycin selama 7 hari 500 mg empat kali sehari.
·         Gonorrhea
o   Etiologi: N. Gonorrhea pada epitel yang belum matur.
o   Gejala: infeksi terjadi 2-5 hari, vasiculitis, epididmitis, discharge, dan nyeri saat miksi.
o   Diagnosis: pewarnaan gram (diplokokus gram negatif intrasel), kultur agar Mc Leod/glukosa (fragmentasi), dan tes β laktase (warna kuning akan berubah menjadi merah).
o   Tambahan:  N. Gonorrhea mempunyai vili, replikasi di makrofag, dan menghasilkan protein (porin, opacity, dan lipodigo sakarida).
o   Mekanisme penempelan N. Gonorrhea: vili panjang mendekati host menepel di epitel columna submukosa aliran darah (gejala sistemik).
o   Patogenesis: invasi neutrofil peluruhan epitel mikroabses submukosal purulent discharge. Jika sampai aliran darah akan menyebabkan artritis, meningitis, dan endocarditis.
o   Treatment
§  Uncomplicated: ciprofloxacin 400-500 mg atau cefixime 400 mg single dose atau ofloxacin 400 mg.
§  Pada ibu hamil: cefixixime, ceftriason, dan amoxicilin 3 gr.
§  Pada penderita conjungtivitis: silver nitrat 1% (eye drop).
§  Kebal terhadap obat β laktam (mempunyai β laktase).
  • Kompliksi: cervisitis dan perlukaan tuba (bisa menyebabkan infertil dan PID).

·         Syphilis
  • Etiologi: T. Pallidum. Merupakan infeksi kronis.
  • Gejala:
§  Primer: Gejala akan muncul 21 hari setelah kontak genital. Gejalanya antara lain muncul lesi tunggal ataupun multiple (1-2 cm), dan limfadenopati regional. Predisposisi ulcer di mulut, anus, wajah, dan bibir.
§  Sekunder: Gejala akan muncul 6-8 minggu setelah exposure. Gejalanya antara lain general skin eruption, skin rash, limfadenopati general, lesi mucocutaneus, demam, dan flu like syndrome (sering pada remaja).
§  Tersier: Kelainan fungsi jantung dan gumatous lession.
§  Laten: Tidak ada manifestasi.
  • Penularan: kiss, intercourse, kontak luka terbuka, kongenital, dan transfusi.
o   Treatment: penicilin G prenteral (IM), prokain penicilin, atau ceftriaxone 125 mg (IM).
·         HSV
  • Gejala: ulkus, neri, demam, dan kelenjar getah bening yang membesar.
o   Treatment: aciclovir 400 mg 7 hari (primer) atau 5 hari (recurrent), ulcer dikompres, analgesik, dan aciclovir cream.
·         HPV
  • Gejala: berdarah dan gatal.
  • Diagnosis: Biopsi serviks, inspeksi langsung, dan tes Acotowhite (ditambah asam asetat 5%, kutil akan menjadi pucat positif). Pada wanita dilakukan papsmear.
o   Treatment: larutan podovilox 0,5%, asam trichloroasetat, dan operasi.
·         HIV
  • Menyerang limfosit CD4. Inkubasi 6 minggu smpai 6 bulan.
  • Gejala: flu like syndrome, candidiasis, toxoplasma, dan HSV.
  • Jika tidak diobati, maka 2-10 tahun kemudian akan menjadi AIDS.
  • Diagnosis: dengan antigen HIV-1/HIV-2.
  • Treatment: ARV
·         Trichomonas
  • Diagnosis: discharge kuning/hijau (jika berbusa maka sudah menjadi kronis), inflamasi bulboinguinal, dan pemeriksaan mikroskopis.
  • Treatment: metronidazol 2 gr dosis tunggal selama 7 hari.
·         Candidiasis
  • Diagnosis: discharge putih susu.
  • Pemeriksaan: gram staining pseudohifa.
  • Treatment: cotrimoxazol 1% dan histamin 100.000 IU selama 14 hari.

Ø  Anamnesis: partner, prevention of pregnancy, protection for STD, practice (cara intercourse), past history STD, dan pemakaian drugs.
Ø  Faktor resiko:
  • Resiko sosial ekonomi. Status sosioekonomi rendah.
  • Kekerasan fisik dan seksual. Contoh: pemerkosaan.
  • Faktor pubertas dan drug abuse. Karena cara berpikir remaja.
  • Kesalahan penggunaan kondom. Karena kurangnya informasi tentang cara penggunaan kondom.
  • Perilaku individu yang selalu berganti-ganti pasangan.
  • Mobilitas penduduk. Contoh: PSK yang berpindah-pindah.
  • Homoseksual.
  • Terjadi luka saat intercourse.
  • Oral sex.
  • Kurangnya edukasi tentang STI.
  • Lingkungan.
Ø  Beberapa hal yang menyebabkan STI banyak terjadi di masyarakat:
  • Stigma tentang STI yang merupakan penyakit yang memalukan sehingga penderita tidak mau memeriksakan penyakitnya.
  • Beberapa penykit STI ada yang asimptomatik.
  • Kurangnya edukasi tentang STI.
  • Perilaku individu, contohnya sexual abuse.

Usaha preventif: abstinence (mengurangi jumlah partner), male and female condom, tidak disarankan menggunakan spermisida dan emergency kontrasepsi.

No comments:

Post a Comment