Syndrome Obstrucktive Post TBC (SOPT)

Patogenesis timbulnya sindrom obstruksi pada TB paru yang mengarah ke timbulnya sindrom pasca TB sangat kompleks; pada penelitian terdahulu dikatakan akibat destruksi jaringan paru oleh proses TB. Kemungkinan lain adalah akibat infeksi TB, dipengaruhi oleh reaksi imunologis perorangan sehingga menimbulkan reaksi peradangan nonspesifik yang luas  karena tertariknya neutrofil ke dalam parenkim paru makrofag aktif. Peradangan yang berlangsung lama ini menyebabkan proses proteolisis dan beban oksidasi sangat meningkat untuk jangka lama sehingga destruksi matriks alveoli terjadi cukup luas menuju kerusakan paru menahun dan mengakibatkan gangguan faal paru yang dapat dideteksi secara spirometri.
  • Riwayat menderita TBC Paru
  • Batuk + dahak kumat2an
  • Sesak nafas kumat2an
  • Kurus

Klasifikasi (radiologik):
  1. Lesi minimal (lokal) : fibrosis, kalsifikasi.
  2. Lesi berat (destroyed lung) : fibrosis luas, multiple cavernae, defiasi trachea, penebalan pleura.
Eksaserbasi Akut (mirip PPOK)
  1. Batuk + dahak bertambah à pastikan BTA dahak negatip
  2. Demam à tanda infeksi
  3. Sesak nafas meningkat
Manajemen (pastikan BTA negatif)
Eksaserbasi Akut (sesuai PPOK) :
  1. Istirahat + O2 à 2-3 liter/menit
  2. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat
  3. Antibiotika : makrolid, kuinolon, penisilin
  4. Steroid oral : metil prednisolon, prednison 40-60 mg/hari à 7-10 hari
  5. Steroid inhalasi : budesonid/flutikason 1-2 mg/hari
  6. Bronkodilator inhalasi : salbutamol/terbutalin 600-1200 mcg/hari
  7. Aminofilin lepas lambat 200-400 mg à 2x/hari
  8. Mukolitik : N asetil sistein, ambroksol, OBH, GG

No comments:

Post a Comment