Pankreatitis Akut adalah
peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa bersifat ringan atau
berakibat fatal. Secara normal pankreas mengalirkan getah pankreas melalui
saluran pankreas (duktus pankreatikus menuju ke usus dua belas jari (duodenum).
Getah pankreas ini mengandung enzim-enzim pencernaan dalam bentuk yang tidak
aktif dan suatu penghambat yang bertugas mencegah pengaktivan enzim dalam
perjalanannya menuju ke duodenum.
Sumbatan pada duktus
pankreatikus (misalnya oleh batu empedu pada sfingter Oddi) akan menghentikan
aliran getah pankreas. Biasanya sumbatan ini bersifat sementara dan menyebabkan
kerusakan kecil yang akan segera diperbaiki. Namun bila sumbatannya berlanjut,
enzim yang teraktivasi akan terkumpul di pankreas, melebihi penghambatnya dan
mulai mencerna sel-sel pankreas, menyebabkan peradangan yang berat.
Kerusakan pada pankreas bisa
menyebabkan enzim keluar dan masuk ke aliran darah atau rongga perut, dimana
akan terjadi iritasi dan peradangan dari selaput rongga perut (peritonitis)
atau organ lainnya. Bagian dari pankreas yang menghasilkan hormon, terutama
hormon insulin, cenderung tidak dihancurkan atau dipengaruhi.
Patofisiologi
Pankreatitis akut dimulai
sebagai suatu proses autodigesti di
dalam kelenjar akibat aktivasi prematur zimogen (prekursor dari enzim digestif) dalam sel-sel sekretor
pankreas (asinar), sistem saluran atau
ruang interstisial.
Patogenesis yang pasti tidak diketahui, tetapi dapat meliputi
udem atau obstruksi dari ampula Vateri yang mengakibatkan refluks isi duodenum
atau cairan empedu ke dalam saluran pankreas atau trauma langsung pada sel-sel
asinar. Keadaan ini akan menyebabkan kerusakan sel-sel asinar dan nekrosis,
udem dan inflamasi. Selain aktivasi enzim digestif tersebut, stres oksidatif
dan gangguan mikrosirkulasi juga merupakan kontributor yang penting pada
kerusakan pankreas. Perluasan dari proses inflamasi keluar pankreas akan
menimbulkan komplikasi-komplikasi setempat dan dapat mengakibatkan
berbagai penyulit sistemik seperti
komplikasi kardiovaskuler (hipovolemia, syok), ginjal (gagal ginjal),
hematologi (DIC, trombosis), paru (ARDS, gagal paru), metabolik (hipokalsemia,
hiperglikemia, hipertrigliseridemi, asidosis metabolik), perdarahan
gastrointestinal.
Pada 75% pasien, proses
inflamasi terbatas pada pankreas dan jaringan peripankreatik dan sembuh spontan
dalam beberapa hari sampai 1 minggu. Pada 25% kasus perjalanan penyakitnya
berat dengan komplikasi lokal dan sistemik serta risiko kematian. Angka mortalitas secara
keseluruhan 5-10%.
Patologi
Terdapat dua bentuk anatomi
utama yakni pankreatitis akut interstitial dan pankreatitis akut tipe nekrosis
hemoragik. Manifestasi klinisnya dapat
sama, pada bentuk kedua lebih sering fatal.
1) Pankreatitis
interstitial
Secara
makroskopik pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak didapatkan
perdarahan atau nekrosis, atau bila ada minim sekali.
2) Pankreatitis
tipe nekrosis hemoragik
Tampak nekrosis
jaringan pankreas disertai dengan perdarahan dan inflamasi.
Etiologi
Batu empedu dan alkoholisme merupakan penyebab terbanyak dari pankreatitis akut (hampir 80%). Batu empedu tertahan di sfingter Oddi sehingga menghalangi lubang dari saluran pankreas. Tetapi kebanyakan batu empedu akan lewat dan masuk ke saluran usus. Meminum alkohol lebih dari 4 ons/hari selama beberapa tahun bisa menyebabkan saluran kecil pankreas yang menuju ke saluran pankreas utama tersumbat, akhirnya menyebabkan pankreatitis akut. Serangan dari suatu pankreatitis bisa dipicu oleh minum alkohol dalam jumlah sangat banyak atau makan makanan yang sangat banyak.
Batu empedu dan alkoholisme merupakan penyebab terbanyak dari pankreatitis akut (hampir 80%). Batu empedu tertahan di sfingter Oddi sehingga menghalangi lubang dari saluran pankreas. Tetapi kebanyakan batu empedu akan lewat dan masuk ke saluran usus. Meminum alkohol lebih dari 4 ons/hari selama beberapa tahun bisa menyebabkan saluran kecil pankreas yang menuju ke saluran pankreas utama tersumbat, akhirnya menyebabkan pankreatitis akut. Serangan dari suatu pankreatitis bisa dipicu oleh minum alkohol dalam jumlah sangat banyak atau makan makanan yang sangat banyak.
Penyebab
Pankreatitis Akut :
1.
Batu empedu
2.
Alkoholisme
3.
Obat-obat, seperti furosemide dan azathioprine
4.
Gondongan (parotitis)
5.
Kadar lemak darah yang tinggi, terutama trigliserida
6.
Kerusakan pankreas karena pembedahan atau endoskopi
7.
Kerusakan pankreas karena luka tusuk atau luka tembus
8.
Kanker pancreas
9.
Berkurangnya aliran darah ke pankreas, misalnya karena tekanan darah yang
sangat rendah
10.
Pankreatitis bawaan
Manifestasi
Klinis
Hampir setiap penderita
mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian tengah, dibawah tulang dada
(sternum). Nyeri sering menjalar ke punggung. Kadang nyeri pertama bisa
dirasakan di perut bagian bawah. Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan
mencapai intensitas maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasanya berat dan
menetap selama berhari-hari. Bahkan dosis besar dari suntikan narkotikpun
sering tidak dapat mengurangi rasa nyeri ini. Batuk, gerakan yang kasar dan
pernafasan yang dalam, bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak dan
bersandar ke depan bisa membantu meringankan rasa nyeri.
Sebagian besar penderita
merasakan mual dan ingin muntah. Penderita pankreatitis akut karena
alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala lainnya, selain nyeri yang tidak
terlalu hebat.
Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat, denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan pernafasannya cepat dan dangkal.
Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat, denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan pernafasannya cepat dan dangkal.
Pada awalnya, suhu tubuh bisa
normal, namun meningkat dalam beberapa jam sampai 37,8-38,8 Celsius.
Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung turun jika orang
tersebut berdiri dan bisa menyebabkan pingsan.
Kadang-kadang bagian putih mata
(sklera) tampak kekuningan, 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa
pembengkakan pada perut bagian atas. Pembengkakan ini bisa terjadi karena
terhentinya pergerakan isi lambung dan usus (keadaan yang disebut ileus
gastrointestinal) atau karena pankreas yang meradang tersebut membesar dan
mendorong lambung ke depan. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga
perut (asites).
Pada pankreatitis akut yang
berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa turun, mungkin menyebabkan
syok. Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan nyeri perutnya yang khas, terutama pada orang yang menderita penyakit batu empedu atau pada alkoholik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan nyeri perutnya yang khas, terutama pada orang yang menderita penyakit batu empedu atau pada alkoholik.
Pada
pemeriksaan fisik, otot dinding perut tampak kaku. Pada pemeriksan dengan
stetoskop, suara pergerakan usus terdengar berkurang. Kadar enzim yang
dihasilkan oleh pankreas (amilase dan lipase) biasanya meningkat pada hari
pertama namun segera kembali normal pada hari ke3 dan ke7. Kadang-kadang, kadar
enzim ini tidak meningkat karena begitu banyaknya bagian pankreas yang dirusak
sehingga hanya sedikit yang tertinggal dan menghasilkan enzim. Penderita
pankreatitis akut berat memiliki jumlah sel darah merah yang lebih kecil dari
normal, karena adanya perdarahan ke dalam pankreas dan perut.
Pemeriksaan foto rontgen perut
standar bisa memperlihatkan pelebaran usus atau memperlihatkan satu atau lebih
batu empedu. Pemeriksaan USG bisa menunjukkan adanya batu empedu di kandung
empedu dan kadang-kadang dalam saluran empedu, selain itu USG juga bisa
menemukan adanya pembengkakan pankreas.
Scaning
dengan tomografi bisa menunjukkan perubahan ukuran dari pankreas dan digunakan
pada kasus-kasus yang berat dan kasus-kasus dengan komplikasi (misalnya
penurunan tekanan darah yang hebat). Gambaran yang sangat jelas pada tomografi,
membantu dokter dalam menegakkan diagnosis yang tepat.
Pada pankreatitis akut yang
berat, skening tomografi (CT scan) membantu menentukan ramalan penyakitnya
(prognosis). Bila pankreas tampak hanya membengkak ringan, prognosisnya bagus.
Bila tampak kerusakan pada sebagian besar pankreas, maka prognosisnya tidak begitu baik.
Endoskopi kolangiopankreatografi rertograd (tehnik sinar X yang menunjukan struktur dari saluran empedu dan saluran pankreas) biasanya dilakukan hanya jika penyebabnya adalah batu empedu pada saluran empedu yang besar. Endoskopi dimasukkan melalui mulut pasien dan masuk ke dalam usus halus lalu menuju ke sfingter Oddi. Kemudian disuntikkan zat warna radioopak ke dalam saluran tersebut. Zat warna ini terlihat pada foto rontgen. Bila pada rontgen tampak batu empedu, bisa dikeluarkan dengan menggunakan endoskop.
Bila tampak kerusakan pada sebagian besar pankreas, maka prognosisnya tidak begitu baik.
Endoskopi kolangiopankreatografi rertograd (tehnik sinar X yang menunjukan struktur dari saluran empedu dan saluran pankreas) biasanya dilakukan hanya jika penyebabnya adalah batu empedu pada saluran empedu yang besar. Endoskopi dimasukkan melalui mulut pasien dan masuk ke dalam usus halus lalu menuju ke sfingter Oddi. Kemudian disuntikkan zat warna radioopak ke dalam saluran tersebut. Zat warna ini terlihat pada foto rontgen. Bila pada rontgen tampak batu empedu, bisa dikeluarkan dengan menggunakan endoskop.
Dibutuhkan pembedahan pada
beberapa hari pertama dari pankreatitis akut yang berat.
Pembedahan mungkin digunakan untuk meringankan pankreatitis yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan eksplorasi bisa digunakan untuk memperjelas diagnosis yang masih mengambang.
Kadang-kadang bila kondisi penderita memburuk setelah minggu pertama, pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan bagian pankreas yang terinfeksi dan tidak berfungsi.
Pembedahan mungkin digunakan untuk meringankan pankreatitis yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan eksplorasi bisa digunakan untuk memperjelas diagnosis yang masih mengambang.
Kadang-kadang bila kondisi penderita memburuk setelah minggu pertama, pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan bagian pankreas yang terinfeksi dan tidak berfungsi.
Tejadinya
infeksi pada pankreas yang meradang merupakan resiko dari pembedahan, terutama
setelah minggu pertama. Dicurigai adanya infeksi, bila keadaan penderita
memburuk dan timbul demam serta jumlah sel darah putih yang meningkat setelah
gejala lainnya menghilang.
Diagnosis ditegakkan dengan
membuat biakan dari contoh darah dan melakukan pemeriksaan CT scan. Contoh bisa
diambil dari bagian pankreas yang terinfeksi dengan memasukan jarum melalui
kulit menuju ke pankreas.
Infeksi diobati dengan
antibiotik dan pembedahan. Kadang-kadang di pankreas terbentuk pseudokista,
yang terisi dengan enzim pankreas, cairan dan jaringan sisa, yang membesar
seperti balon.
Bila pesudokista berkembang menjadi lebih besar dan menyebabkan nyeri atau gejala lain, dilakukan dekompresi. Dekompresi harus segera dilakukan bila pseudokista membesar dengan cepat, mengalami infeksi, mengalami perdarahan atau tampak akan pecah. Tergantung pada lokasinya, dekompresi bisa dilakukan dengan memasukkan kateter melaui kulit dan mengeluarkan isinya sampai kering selama beberapa minggu, atau melalui prosedur pembedahan. Jika pankreatitis akut terjadi karena batu empedu, pengobatan tergantung pada tingkat keparahannya. Bila ringan, pengangkatan kandung empedu biasanya dapat ditunda sampai gejalanya mereda.
Bila pesudokista berkembang menjadi lebih besar dan menyebabkan nyeri atau gejala lain, dilakukan dekompresi. Dekompresi harus segera dilakukan bila pseudokista membesar dengan cepat, mengalami infeksi, mengalami perdarahan atau tampak akan pecah. Tergantung pada lokasinya, dekompresi bisa dilakukan dengan memasukkan kateter melaui kulit dan mengeluarkan isinya sampai kering selama beberapa minggu, atau melalui prosedur pembedahan. Jika pankreatitis akut terjadi karena batu empedu, pengobatan tergantung pada tingkat keparahannya. Bila ringan, pengangkatan kandung empedu biasanya dapat ditunda sampai gejalanya mereda.
Pankreatitis berat yang
disebabkan oleh batu empedu dapat diobati dengan endoskopi atau pembedahan.
Prosedur pembedahan terdiri dari pengangkatan kandung empedu dan membersihkan
salurannya. Pada penderita usia lanjut yang juga memiliki penyakit lain
(misalnya penyakit jantung), sering dilakukan endoskopi. Tetapi jika pengobatan
ini gagal, harus dilakukan pembedahan.
No comments:
Post a Comment