Antioksidan

Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan oksidan yang sangat reaktif dan mempunyai aktivitas yang berbeda-beda_ Dampak negatif senyawa tersebut timbul karena aktivitasnya, sehingga dapat merusak komponen-komponen set yang sangat penting untuk mempertahankan integritas dan kehidupan sel. Setiap ROS yang terbentuk dapat memulai suatu reaksi berantai yang akan terus berlanjut sampai ROS itu dihilangkan oleh ROS yang lain atau sistem antioksidannya. Stres oksidatif terjadi bila keseimbangan terganggu dimana jumlah ROS sangat meningkat atau kapasitas sistem antioksidan tubuh sangat menurun, yang mengakibatkan reaksi patologis antara ROS dengan molekul biologis. Pada keadaan normal, aktifitas ROS yang terdapat di dalam tubuh dapat dikendalikan oleh sistem antioksidan, sehingga tidak mengganggu fungsi dan proses normal dari tubuh. α-tocopherol bertindak sebagai antioksidan dengan memutus rantai reaksi antara radikal bebas dengan komponen sel lain. Radikal bebas ini sangat reaktif dan berenergi tinggi.            
                Reactive Oxigen Spesies (ROS) sangat bereaktif tinggi, oksigen- mengandung molekul termasuk radikal bebas. Sedangkan arti radikal bebas sendiri adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit.
Adapun macam-macam ROS itu adalah :
§  hydroxyl radical
§  superoxide
§  anion radical
§  hydrogen peroxide
§  singlet oxygen
§  nitric oxide radical
§  hypochlorite radical, dan 
§  lipid peroxides
Senyawa diatas itu akan bereaksi dengan membrane lipid, asam nukleat, enzim dan protein, dan seluruh molekul kecil yang akan menghasilkan kerusakan selular.
Oksidan diproduksi oleh sel atas kejadian :
-          Metabolism aerobic normal
Sekitar 90% oksigen yang digunakan oleh sel terjadi didalam mitokondria dalam system transport electron.
-          Ledakan oksidatif dari fagosit ( sel darah putih ) merupakan bagian dari mekanisme tersebut.
§  Terbunuhnya bakteri dan virus
§  Antigen protein yang terdenaturasi
-          Metabolism xenobiotik
Substansi toxic dan detoksifikasi
                Tubuh manusia memiliki dua sistem detoksifikasi utama untuk menghancurkan racun-racun, yaitu detoksifikasi xenobiotik dan detoksifikasi antioksidan. Sehari-hari kita terbuka pada zat-zat ber bahaya yang masuk kedalam makanan,minuman,dan udara. Bagi orang yang memiliki gen-gen detoksifikasi yang kuat,dia dapat mempertahankan kesehatannya dalam waktu yang cukup lama, walaupun gaya hidupnya tidak sehat. Setiap orang dilahirkan dengan gen-gen detoksifikasi.Gen detoksifikasi ini bekerja paling baik bila didukung oleh gizi dan suplemen yang tepat. Fungsi genetic yang optimal memungkinkan tubuh menyerap gizi dan membersihkan dirinya sendiri dari zat-zat yang membahayakan tubuh.
Sistem Detoksifiksi Xenobiotik
Detoksifikasi Xenobiotik akan menghancurkan zat-zat kimia dan logam berbahaya dari makanan,minuman,dan udara. Sistem ini juga menetralkan bahan-bahan yang berbahaya yang diproduksi dalam tubuh. Selama proses detoksifikasi,yang mana terdiri dari tipe reaksi enzimatik yang rumit,tubuh akan melakukan metabolisme atau mengubah  bahan-bahan toksid menjadi bentuk yang kurang berbahaya (tahap I) dan bila perlu mengubahnya menjadi zat yang larut dalam air (tahap II). Bentuk ini  merupakan syarat sebelum tubuh dapat mengancurkannya.
Sumber Toksin yang dikendalikan oleh sistem Detoksifikasi Xenobiotik yaitu yang  berasal dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Toksin dari lingkungan meliputi : kebiasaan merokok,produk tembakau, obat-obatan tertentu,efek samping pembakaran daging yang di bakar/panggang,pestisida,pewarna makanan. Sumber Toksin dari dalam tubuh : androgen,estrogen,steroid,asam empedu,dan bahan selular lainnya.
Sistem Detoksifikasi Antioksidan
Detoksifikasi Antioksidan adalah proses penghentian atau penghancuran spesies yang re-aktif terhadap oksigen, yang merupakan kategori terpenting dari radikal bebas. Radikal bebas dapat kita analogikan sebagai perubahan elektrik yang tidak stabil—percikan – yang bila tidak dikendalikan dapat menyebabkan kondisi toksin serius dalam tubuh. Radikal bebas dapat dihasilkan dari faaktor-faktor lingkungan seperti kebiasaan merokok dan polutan lain atau yang  berasal dari efek samping reaksi internal seperti respirasi mitokondria (penggunaan oksigen untuk menghasilkan enegri),efek samping dari metabolisme kimia,peradangan akibat kerja fisik,olah raga dan konsumsi kalori yang berlebihan. Radikal bebas yang berlebihan akan mengambil elektron dari jaringan yang normal dan sehat,yang akan menciptakan keruskan serius pada sel-sel tubuh.Bahkan yang paling serius, ternyata radikal bebas yang tidak terkontrol dapat mengubah struktur DNA. Hal ini dapat menyebabkan mutasi dan perubahan program gen. Keadaan ini dapat memicu proses kanker. Penyakit parkinson, katarak,arterosklerosis, abnormalitas sperma,emfisema,anemia, proses penuaan, dan stroke sering dihubungkan dengan jumlah radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh. 
Untungnya radikal bebas dapat dihancurkan oleh elemen-elemen berikut :
-          Reaksi enzimatik antioksidan speseifik
-           Antioksidan yang ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman alami
-          Phytokimia tertentu dengan sifat antioksidan, termasuk flavanoid, sulfur, terpenoid yang ada dalam   buah-buahan,sayuran,padi-padian dan polon
                Saat ini ditemukan bahwa ternyata radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit.
                Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping itu penurunan suplai darah atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah serta Parkinson yang diderita Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan radikal bebas.
                Tipe radikal bebas turunan oksigen reaktif sangat signifikan dalam tubuh. Oksigen reaktif ini mencakup superoksida (O`2), hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (O2), oksida nitrit (NO`), peroksinitrit (ONOO`) dan asam hipoklorit (HOCl).
                Sumber radikal bebas, baik endogenus maupun eksogenus terjadi melalui sederetan mekanisme reaksi.
-          Pembentukan awal radikal bebas (inisiasi)
-          Perambatan atau terbentuknya radikal baru (propagasi)
-          Terminasi, yaitu pemusnahan atau pengubahan menjadi radikal bebas stabil dan tak reaktif.
                Penjelasan mengenai sumber radikal bebas endogenus ini sangat bervariasi. Sumber endogenus dapat melewati autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dalam respirasi, transpor elektron di mitokondria, oksidasi ion-ion logam transisi, atau melalui ischemic. Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung ikatan rangkap, hidrogen alilik, benzilik atau tersier yang rentan terhadap oksidasi oleh udara. Contohnya lemak yang memproduksi asam butanoat, berbau tengik setelah bereaksi dengan udara. Oksidasi enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit. Di mana sekitar 70-90 % konsumsi O2 oleh sel fagosit diubah menjadi superoksida dan bersama dengan `OH serta HOCl membentuk H2O2 dengan bantuan bakteri. Oksigen dalam sistem transpor elektron menerima 1 elektron membentuk superoksida. Ion logam transisi, yaitu Co dan Fe memfasilitasi produksi singlet oksigen dan pembentukan radikal `OH melalui reaksi Haber-Weiss: H2O2 + Fe2+ —> `OH + OH- + Fe3 +. Secara singkat, xantin oksida selama ischemic menghasilkan superoksida dan xantin. Xantin yang mengalami produksi lebih lanjut menyebabkan asam urat.
                Sedangkan sumber eksogenus radikal bebas yakni berasal dari luar sistem tubuh, diantaranya sinar UV. Sinar UVB merangsang melanosit memproduksi melanin berlebihan dalam kulit, yang tidak hanya membuat kulit lebih gelap, melainkan juga berbintik hitam. Sinar UVA merusak kulit dengan menembus lapisan basal yang menimbulkan kerutan.
Penggolongan Antioksidan
                Untuk memenuhi kebutuhan antioksidan, sebelumnya kita perlu mengenal penggolongan antioksidan itu sendiri. Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C).
                Superoksida dismutase berperan dalam melawan radikal bebas pada mitokondria, sitoplasma dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida. SOD murni berupa peptida orgoteina yang disebut agen anti peradangan. Kerja SOD akan semakin aktif dengan adanya poliferon yang diperoleh dari konsumsi teh. Enzim yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen adalah katalase. Fungsinya menetralkan hidrogen peroksida beracun dan mencegah formasi gelembung CO2 dalam darah.
                Antioksidan glutation peroksidase bekerja dengan cara menggerakkan H2O2 dan lipid peroksida dibantu dengan ion logam-logam transisi. GSH.Prx mengandung Se. Sumber Se ada pada ikan, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, padi, dan sayuran yang tumbuh di tanah yang kaya akan Se. Dosis Se yang terlalu tinggi bersifat racun.
                Vitamin E dipercaya sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah lipid peroksidasi dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi vitamin A serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa dan dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
                Sebagai antioksidan, beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besar ada dalam tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna kuning atau hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga berperan serupa dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang, dan tomat.
                Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang minoritas tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang mengejutkan ada pada astaxanthin yang tergolong karoten. Menurut para ahli, astaxanthin 1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang, ikan salmon, kerang merupakan sumber potansial astaxanthin. Tetapi kandungan astaxanthin terbanyak ada pada sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis. Astaxanthinnya melindungi alga dari perubahan lingkungan seperti tingginya foto oksidasi ultraviolet dan evaporasi. Aktivitas antioksidan ini bekerja melawan lipid peroksida dan bahaya oksidasi LDL kolesterol maupun UV, serta membantu penglihatan, respon kekebalan, reproduksi dan pigmentasi bagi alga.
                Sedangkan asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan. Vitamin C terkandung dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.

                Di samping penggolongan antioksidan di atas, ada pula senyawa lain yang dapat menggantikan vitamin E, yaitu flavonoid. Hal ini dikemukakan oleh Department of Environmental and Molecular Toxicology, Oregon State University. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap. Aktivitas antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus prenil (CH3)2C=CH-CH2-. Dalam penelitian menunjukkan bahwa gugus prenil flavonoid dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan radikal bebas. 

Anda sedang membaca artikel tentang Antioksidan dan anda bisa menemukan artikel Antioksidan ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/04/antioksidan.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Antioksidan ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Antioksidan sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment