·
Inflammatory
Bowel Disease (IBD) umumnya dibagi jadi 2
penyakit:
- Ulcerative
Collitis: ada inflamasi pada mukosa colon, yg ditandai dengan relapse dan remission. Mukosa rectum selalu terkena,(setelah dilakukan
pemeriksaan mikroskop), dan penyakit ini menyebar secara proksimal. Tempat
paling sering: rectosigmoid.
- Crohn’s Disease:
adalah inflamasi kronik pada GIT yg bisa mengenai traktus dari oral sampai
anal. Tapi paling umum pada ileum terminal, ato regio iliocecal dan anal
termasuk paling jarang.
Pathogenesis nya IBD:
Epitelium lumen
usus normal selalu diisi oleh tight
junction dan produk dari sel Goblet yaitu peptida dan musin
glikoprotein…mereka benar benar membuat barrier
yg sangat efektif untuk menangkal pathogen pathogen di dalam lumen. Mereka
ini bagaikan tembok kokoh…layaknya Twin
Tower MU Rio Ferdinand dan
Nemanja Vidic. Tetapi
kekokohan ini bisa diruntuhkan oleh karena variasi genetik, respon jejas yg
mengalami kemunduran, stress oksidatif, ato obat NSAID. Terjadinya inflamasi
intestinum yg kronik dan rekuren dikarenakan sistem imun terstimulasi oleh
bakteri komensalisme di lumen. Antigen pada makanan juga bisa sih. Stimulasi
terjadi bila bakteri mempenetrasi mucosal
barrier tadi…ini membuat sel-sel imun menuju bakteri…terutama sel dendritik
dan limfosit…terjadilah respon imun seperti biasanya.
Epitelium usus
lalu memproduksi sitokin dan kemokin yang akan merekrut dan mengaktifkan
sel-sel imun mukosa. Aktivasi dari antigen-presenting
cell (sel dendritik) atau stimulasi langsung melalui pattern-recognition receptors akan membuat type 1 helper T cells (Th1) akan berdiferensiasi pada pasien yg
menderita Crohn’s Disease. Kalo pada ulcerative collitis, yg berdiferensiasi
adalah atypical type 2 helper T cells.
Th1 membuat self-sustaining cycle
activation dengan makrofag. Untuk memproduksi sitokin inti yg nanti
menstimulasi Th1 (interleukin-12, interleukin-18, macrophage migration inhibition factor), makrofag memproduksi suatu
campuran inflammatory cytokine
(interleukin-1, interleukin-6, TNF). TNF berguna untuk mengenali banyak tipe
sel. Fungsi ini juga bisa berubah....oleh karena mutasi gen NOD2, mutasi pada
lokus IBD1.
Manajemennya
IBD
Kita ngerti
bahwa IBD kan belum diketahui etiologinya…jadi pengobatan lebih ditekankan
kepada penghambatan proses inflamasi. Golongan glukokortikoid merupakan obat
pilihan untuk Crohn’s Disease (semua
derajat) dan ulcerative collitis
(derajat sedang dan berat). Biasanya dipilih prednisolon, metilprednisolon,
atau steroid enema. Nah untuk memperoleh tujuan efek sistemik yg minim tapi
maksimal di dinding usus, bisa dipakai budesonida.
Golongan asam amino
salisilat (ASA) ternyata sudah lama dan mapan dalam pengobatan IBD. Contoh:
gabungan antara sulpiridin dan aminosalisilat dalam ikatan azo. Golongan
imunosupresif….gak begitu efektif. Surgikal bisa dilakukan bila medikamentosa
gagal, ato terjadi komplikasi (perdarahan, obstruksi, ato megakolon toksik).
·
Irritable
Bowel Syndrome
IBS adalah salah
satu penyakit gastrointestinal fungsional, yg mengacu pada adanya nyeri perut,
distensi dan gangguan pola defekasi tanpa gangguan organik. Etiologinya….sampai
sekarang…tidak ada yg menyebutkan ini disebabkan oleh 1 faktor doang…bisa
karena gangguan motilitas, intoleransi makanan, abnormalitas sensoris,
abnormalitas dari interaksi aksis brain-gut, hipersensitivitas viseral, dan
pasca infeksi usus. Kriteria
diagnosis menurut Rome III: paling tidak 3 bulan, dengan onset abdominal pain and discomfort 6 bulan
sebelumnya…ditambah dengan 2 ato lebih dari:
-
Peningkatan
terhadap defekasi
-
Perubahan
frekuensi BAB
-
Perubahan
bentuk penampakan BAB
Teman…discomfort artinya sensasi yg tidak enak
ya…bedakan dengan nyeri.
Manajemen:
-
Makanan; Yang pertama adalah asupan makanan…IBS dengan
konstipasi yaaa ditingkatkan lah asupan seratnya. Kalo IBS dengan tipe
diare…yaa seratnya dikurangi. Ada makanan dan minuman yg bisa memicu IBS…antara
lain: gandum, susu, kafein, bawang, coklat, dan beberapa sayuran.
-
Psikoterapi; Pasien dengan
IBS biasanya mempunyaii rasa cemas yg tinggi atas penyakitnya. Karena biasanya
rasa sakit di perut, buang air besar cair ato susah buang air besar itu datangnya
tiba-tiba…kasian yaa…Pasien IBS selalu berpikiran bahwa ada sesuatu penyakit
organik yang terjadi pada tubuhnya. Kita harus memberi penjelasan bahwa IBS
adalah penyakit yang dapat diobati dan tidak bikin modar. Kita juga harus
memberi hasil laboratorium penunjang, yg menyingkirkan kemungkinan penyakit
organik. Agar pasien tadi makin yakin, ia hanya menderita IBS…bukan kanker.
-
Obat; Obat ini berguna terutama untuk menghilangkan gejala
yang timbul, antara lain: untuk mengatasi nyeri abdomen, mengatasi konstipasi,
mengatasi diare, dan obat antiansietas.
- Untuk mengatasi nyeri abdomen: mebeverine
3x135mg, hiosin N-butilbromida 3x30mg, chlordiazepoksid 5mg/klinidium
2.5mg 3x1 tab, alverine 3x30mg, dan otolium bromida.
- Untuk IBS konstipatif: tegaserod (5-HT4
reseptor agonis)àmeningkatkan akselerasi usus halus dan
meningkatkan waktu transit feses di kolon, juga meningkatkan cairan
sekresi cairan usus. Dosis: 2x6mg selama 10-12 minggu.
- Untuk IBS tipe diare: loperamid 2-16mg per
hari.
No comments:
Post a Comment