Showing posts with label Seksiologi. Show all posts
Showing posts with label Seksiologi. Show all posts

Homosexual, Lesbianisme, PLWH, Trnasgender, Sex Worker, Sex Tourism (LGBT)

Homoseksual adalah kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai kelamin sejenis atau identitas gender yang sama. Jadi homoseksual tu gak cuma laki-laki dengan laki-laki ( gay males) tetapi juga termasuk perempuan dengan perempuan (gay females) yang biasanya kita sebut lesbi.
Di suatu survei di Amerika Serikat pada saat dilangsungkan pemilu 2004, diketahui bahwa 4% dari seluruh pemilih pria menyatakan bahwa dirinya adalah seorang gay. Di Indonesia, data statistik menyatakan bahwa 8 sampai 10 juta populasi pria Indonesia pada suatu waktu pernah terlibat pengalaman homoseksual. Kebanyakan gay mengalami ketertarikan romantik dan erotik pada sesama jenis pada usia remaja awal. Pada lesbian, onset perasaan romantis pada sesama jenis juga pada masa remaja awal, tetapi preferensi (kecenderungan) orientasi baru dimulai pada pertengahan/ akhir remaja hingga dewasa muda.
Ada beberapa tingkatan orientasi seksual berdasarkan skala Kinsley :
·         Heteroseksual ekslusif (ni bener2 normal,,gak mau kalo gak sama lawan jenis)
·         Heteroseksual predominan ( homoseksualnya hanya kadang-kadang)
·         Heteroseksual dan homoseksualnya berimbang (biseksual)
·         Homoseksual predominan (heteroseksualnya hanya kadang-kadang)
·         Homoseksual ekslusif (ni gak mau sama lawan jenis, maunya sama yang sejenis,,mutlak)
Beberapa faktor penyebab seseorang mempunyai kelainan orientasi seksual adalah :
Susunan Kromosom; Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom x dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. Kromosom y adalah penentu seks pria.
Jika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom x, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom Klinefelter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu xxy. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48xxy. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.
Ketidakseimbangan Hormon; Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita.
Struktur Otak; Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.
Kelainan susunan syaraf; Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.
Faktor lain; Faktor lain yang dapat menyebabkan orang menjadi homoseksual, selain faktor biologis (kelainan otak dan genetik), adalah faktor psikodinamik, yaitu adanya ganguan perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak,contohnya adalah karena fiksasi kuat pada figure ibu; kurang efektifnya pendidikan dari ayah; inhibisi maskulinitas oleh orang tua; fiksasi pada tahap perkembangan rasa narsisitik; dan selalu kalah bersaing dengan saudara.  faktor sosiokultural, yaitu adanya adat-istiadat yang memberlakukan hubungan homoseksual dengan alasan yang tidak benar, dan terakhir adalah faktor lingkungan, dimana memungkinkan dan mendorong hubungan para pelaku homoseksual menjadi erat.
Dari keempat faktor tersebut, penderita homoseksual yang disebabkan oleh faktor biologis dan psikodinamik memungkinkan untuk tidak dapat disembuhkan menjadi heteroseksual. Namun jika seseorang menjadi homoseksual karena faktor sosiokultural dan lingkungan, maka dapat disembuhkan menjadi heteroseksual, asalkan orang tersebut mempunyai tekad dan keinginan kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut.
Sesuai dengan berjalannya waktu, ada konesp baru menegenai teori psikoanalitik. Dalam teori ini menyebutkan bahwa fantasi seks telah dimulai sejak usia3-5 th. Persepsi yang berkembang adalah anak laki2 memplotkan dirinya seperti ayahnya dalam hal menarik perhatian ibunya. Anak perempuan mencontoh ibunya sebagai love object. Persepsi ini berkembang hingga dewasa dan dapat menyebabkan gangguan orientasi seksual.
Orang2 dengan kelainan homoseksual akan menimbulkan perasaan yang berdosa dan benci terhadap diri sendiri. Hal ini dapat menyebabkan depresi. Dari keempat faktor tersebut, penderita homoseksual yang disebabkan oleh faktor biologis dan psikodinamik memungkinkan untuk tidak dapat disembuhkan menjadi heteroseksual. Namun jika seseorang menjadi homoseksual karena faktor sosiokultural dan lingkungan, maka dapat disembuhkan menjadi heteroseksual, asalkan orang tersebut mempunyai tekad dan keinginan kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut.
Penatalaksanaan masalah ini masih kontroversial. Faktor prognostik diusahakan reorientasi seksual pada usia <35 th. Terapinya meliputi terapi psikoanalitik; terapi perilaku; avoidance conditioning; gay counseling centre. Sebagaimana manusia lainnya, para homoseksual ini memiliki rasa yang sama dengan manusia normal lainnya. Rasa cemburu pun dimiliki oleh kaum ini, bahkan rasa cemburu yang berlebihan bisa timbul jika mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan orang lain. Dan karena rasa cemburu yang dimilikinya terlalu besar, ada yang sampai tega membunuh pasangannya dan kejadian ini biasa dialami oleh seorang gay. Dan satu yang perlu diingat menjadi homoseksual adalah suatu PILIHAN bukanlah suatu TAKDIR. Kecenderungan besar manusia untuk kembali ke kehidupan normal adalah kekuatan terpenting untuk sembuh dan keluar dari jurang tersebut.
Dan kaum homoseksual dari dulu sampai masa yang akan datang akan selalu ada, berkeliaran disekitar kita, terlihat jelas atau kasat mata, dan kita pun berpotensi menjadi bagian dari mereka, tinggal bagaimana kita menyikapinya dan memilih tetap menjadi “normal” atau menyerah pada potensi tersebut.
PLWH (people living with HIV AIDS) atau ODHA yang sering kita kenal dalam bahasa indonesia, merupakan salah satu concern dunia kesehatan sekarang ini. Pada tahun 2008 lebih dari dua setengah juta dewasa dan anak2 terinfeksi HIV, yang merupakan virus penyebab terjadinya AIDS. Pada akhir tahun, kurang lebih 33.4 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS karena adanya pengetahuan yang lebih baik tentang terapi HIV/AIDS dengan terapi obat antiretroviral.
Transgender Merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir.  "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi orangnya. Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual. Orang yang ditetapkan gendernya, biasanya pada saat kelahirannya dan didasarkan pada alat kelaminnya, tetapi yang merasa bahwa deksripsi ini salah atau tidak sempurna bagi dirinya.
Kriteria diagnostik transgender di amerika serikat :
          Identifikasi menjadi lain jenis kelamin yang kuat dan lama menetap.
          Merasa jenis kelaminnya salah/ tidak sesuai
          Diagnosis tidak dibuat jika individu tersebut mempunyai karakteristik interseks
          Timbul ketidaknyamanan atau gangguan pada pekerjaan, lingkungan sosial dll.
Kriteria diagnostik menurut ICD-10
          Keinginan utnuk hidup dan diterima sebagai bagian dari lawan jenisnya, biasanya disertai keinginan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin, bahkan dengan jalan operasi dan terapi hormon
          Identitas transeksual tersebut sudah menetap minimal selama 2 tahun
Gangguan ini bukan merupakan gejala dari gangguan mental yang lain atau abnormalitas kromosom 

DEFISIENSI HORMON ANDROGEN

- Androgen memegang peranan sangat penting dalam  tubuh
- Sintesis androgen: kolesterol berperan sebagai substrat bagi P5 biosynthesis dalam sel leydig. P5 akan diubah menjadi 17-hydroxylated steroids yang menyediakan steroidogenic predominant pathway dalam jaringan testicular. 17-hydroxysteroid kemudian diubah menjadi 17 ketosteroid dan akan diubah menjadi testosteron
- Testosterone merupakan steroid utama yang diproduksi oleh sel Leydig
- Androstenedione dan dehydroepiandrosterone juga diproduksi namun perannya secara fisiologis kurang potensial
- Walaupun sebagian androgen adalah 17-ketosteroid, tidak semua 17-ketosteroid adalah androgen. Begitu pula sebaliknya
- Di dalam sejumlah jaringan, testosterone diubah menjadi dehydrotestosterone (DHT) atau E2 yang mana secara biologis merupakan steroid yang aktif.
- Hampir 100% testosterone dalam darah terikat oleh protein

Peran Androgen:
-          Androgen testikular berperan penting dalam diferensiasi dan perkembangan sistem urogenital, accesory sex organ, dan external genitalia pada pria
-          Banyak jaringan yang merespon secara langsung testosterone, namun harus dikonversi dulu menjadi DHT maupun E2 untuk memediasi aksi ke organ tersebut.
-          Setelah initial action pada saat fetal development, gonad akan tetap diam,tidak berubah hingga pubertas, saat gonadotropin meningkat untuk spermatogenesis dan karakteristik sex sekunder.
-          Testosterone berperan di:
  1. Sistem Syaraf
  2. Kulit
  3. Otot
  4. tulang
  5. Cardiovascular
  6. Darah
  7. Metabolisme

Seiring berlalunya masa dan bertambahnya usia, efek androgen yang berkurang mengakibatkan :
  1. kehilangan libido
  2. menurunnya kemampuan ereksi
  3. menurunnya konsentrasi
  4. mood yang berubah-ubah
  5. menurunnya tinggi badan
  6. rasa mengantuk meningkat setelah makan
  7. loss of tunica albuginea
  8. menurunnya ukuran penis
  9. loss of sensation
  10. loss of nocturnal and morning erection
  11. berkurangnya volume ejakulasi
  12. meningkatnya fase refractory

-          Diagnosis dapat dilakukan dengan cara anamnesis,history taking, physical exam dan pemeriksaan  laboratorium
-          Dalam pemeriksaan laboratorium, yang harus kita lihat adalah free testosterone dan total testosterone

Treatment :
-          Prohormone
-          Hormonal replacement therapy ( TEnanthate, TUndecanoate, T; Oral, gel/transdermal, injeksi depo)

Evaluasi:
-          Pre and post examination of PSA
-          Blood Count
       -       Symptom BPH (Benign Prostate Hyperplasia)

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (2)

Adolescence adalah periode transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Pada periode ini terjada perubahan yang meliputi perubahan anatomi, fisiologi, dan psikologis. Ada beberapa pengertian batasan usia untuk usia muda, yaitu:
n  Adolescents                             10-19 years
n  Early adolescence         10-14 years
n  Late adolescence          15-19 years
n  Youth                           15-24 years
n  Young People               10-24 years
Periode ini merupakan masa-masa yang gak mudah untuk dilalui. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, dan secara global tantangan tersebut beberapa diantaranya adalah:
  1. Masalah perekonomian yaitu maraknya perdagangan remaja untuk dijadikan pekerja seks komersial.
  2. Perubahan culture yang tentunya menuntut adaptasi dari orang-orang yang mengalaminya.
  3. Adanya orang-orang yang tega mempekerjakan anak dibawah umur. Atau ada juga remaja muda yang harus ikut angkat senjata untuk jadi prajurit perang (e.g. di Palestina)
  4. Tindak kekerasan seksual
  5. Ternyata 60-70% anak-anak SD di pedesaan udah pernah nonton VCD porno
  6. Etc…
Pada periode remaja banyak perubahan psikologis yang terjadi. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan aspek biologis dari remaja itu sendiri. Perubahan tersebut pola umumnya adalah:
v  Perubahan dan pembentukan identitas diri, dimana dia selalu bertanya„ siapakah aku ini??
v  Cenderung memisahkan diri (menjauh) dari keluarga
v  Sangat akrab dengan teman sebaya dan cenderung membentuk kelompok dengan teman identitas seks yang sama
v  Emosi sangat fluktuatif
v  Sangat kreatif dan energik
Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul di usia remaja:
*      Hamil di usia yang terlalu muda
*      Kehamilan yang tidak diharapkan
*      Penyakit menular seksual
*      Penggunaan alat kontrasepsi

Nah temen-temen… Bisa bayangin dong betapa sulitnya melewati masa remaja. Ada banyak perubahan yang terjadi di diri kita yang mungkin gak setiap orang mengerti apakah perubahan itu normal atau tidak. Dalam menghadapi perubahan-perubahan itu remaja masih dituntut untuk bisa menjadi bagian dari komunitas masyarakat. Oleh karena itu remaja sangat membutuhkan bimbingan. Salah satrunya adalah sex education karena saat usia ini merupakan tahap pematangan organ reproduksi yang signifikan dalam diri seseorang. Tapi sex education itu sendiri ada beberapa kesulitan yaitu:
·         Pembicaraan sex yang level pada usia yang tidak tepat,
·         Pembicaraan tabu,
·         Orientasi yang sulit,
·         Terlalu abstrak.
Untuk menghadapi remaja ada beberapa hal yang perlu disampaikan yaitu:
ü  Menunda hubungan seksual aktif hingga remaja tersebut siap dengan konsekuensinya
ü  Setia terhadap satu pasangan yang sehat (tidak terinfeksi, terutama penyakit menular seksual)
ü  Menggunakan kondom dengan konsisten dan cara yang benar. Kenapa kondom??? Karena selain alat kontrasepsi, kondom juga cukup efektif mencegah penularan penyakit seksual (kalau misalnya seksual aktif)
ü  Menjauhi penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
Oleh karena permasalahan yang dihadapi remaja dalam perkembangannya, maka dibutuhkan pelayanan kesehatan yang sesuai untuk remaja, yaitu:
·         Tersedia tenaga kesehatan terlatih
·         Terjamin kerahasiaan (privasi)
·         Murah
·         Menjangkau seluruh komunitas remaja
·         Nyaman
·         Etc...
Oleh karena itu kita sebagai salah satu health provider perlu memperhatikan kebutuhan remaja tersebut. Dan salah satu paling baik dalam mendekati remaja adalah kita harus menjadi seperti temannya agar remaja merasa nyaman dan mau menceritakan semua masalah-masalahnya

MATURASI SEXSUAL NORMAL

Metode Tanner merupakan suatu metode untuk menilai ciri-ciri seksual sekunder baik pada wanita maupun pria, dengan cara mengobservasi perubahan-perubahan perkembangan fisik seseorang. Pemeriksaan pematangan seksual juga dapat diperiksa melalui tes darah (kadar esterogen dan testosterone) dan juga melalui pemeriksan perubahan bentuk panggul, tulang ileum dan pintu panggul.

Menurut metode Tanner, remaja diklasifikasikan menjadi :
  1. 1 – 2 : usia 10 – 13 tahun (early adolescent)
  2. 3 – 4 : usia 14 – 16 tahun (middle adolescent)
  3. 5 : usia 17 – 20 tahun (late adolescent)

Tahap maturitas seksual pada wanita menurut metode Tanner:

Tahap
SMR
Rambut pubis
Payudara
1
Preadolescent
Preadolescent
2
Masih tipis, pigmen kurang, lurus, terdapat garis tengah pada labia
Payudara papilla meninggi, diameter areola meningkat
3
Gelap, mulai keriting, jumlah rambut bertambah banyak
Payudara dan areola membesar, belum terdapat pemisahan antara areola dan papilla
4
Rambut kasar, keriting, banyak
Areola dan papilla sudah agak terpisah
5
Matur, sudah sempurna
Areola dan papilla sudah terpisah dan terbentuk

Tahap maturitas seksual pada laki-laki menurut metode Tanner:

Tahap
SMR
Rambut pubis
Penis
Testis
1
Belum ada
Preadolescent
Preadolescent
2
Sedikit, panjang, belum terpigmentasi
Perbesaran  masih sedikit
Mulai membesar, berwarna pink
3
Berwarna  gelap, mulai keriting, rambut masih sedikit
Panjang
Membesar

4
Keriting, banyak dan luas, juga berwarna gelap
Besar dan panjang, perubahan ukuran glans penis
Membesar, scrotum berwarna gelap

5
Matur
Ukuran dewasa
Ukuran dewasa


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Masalah kesehatan remaja, terutama kesehatan reproduksinya, merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, profesional (e.g. dokter, perawat, dll) dan pihak swasta yang bergerak di bidang yang terkait. Kesehatan reproduksi yang dimaksud adalah kesehatan secara fisik, mental, dan sosial. Sehat yang dimaksud tidak hanya bebas dari penyakit dan kecatatan, tetapi dalam hal fungsi dan proses reproduksi dapat berjalan dengan baik.
            Isu kesehatan yang ada di usia remaja pada umumnya berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi (fisik dan psikologis), kematangan emosi, pergaulan dengan teman sebaya, perkembangan sistem reproduksi, dan seksualitas. Adapun isu-isu tersebut diantaranya:
n  Kecelakaan
n  Depresi
n  Hal-hal yang berkaitan  dengan lingkungan
n  Bunuh diri
n  Gangguan pola makan : undernutrition / obesitas
n  Penyakit menular termasuk HIV / AIDS
n  Aborsi yang tidak aman
n  Narkoba

Adapun pemerksaan fisik untuk remaja antara lain meliputi:
1.     Anamnesis (biasalaaah....)
2.     Pemeriksaan fisik; yang terutama seperti biasa adalah vital sign, tinggi dan berat badan kemudian bisa dilihat ke tingkat perkembangan pada saat masa remaja, misalnya apakah terdapat acne, bagaimana acnenya. Kalau untuk wanita bisa dilihat bagaiman sekret vaginanya, apakah ada kehamilan, dsb. Kalau untuk laki-laki bisa dilihat apakah terdapat ginekomastia, gaya berjalan, dsb.
3.     Screening fisik mengenai sistem pendengaran dan penglihatannya.
4.     Pemeriksaan laboratorium rutin seperti hematokrit, pemeriksaan terhadap anemia, tes tuberkulin, dsb
5.     Pemeriksaan psikososial; bagaimana pergaulannya, kinerja sekolahnya, jati diri, dsb

Terhadap masalah-masalah remaja, banyak yang bisa kita lakukan, misalnya upaya promotif dimana dapat dilakukan secara mandiri oleh remaja tersebut. Misalnya pada wanita, melakukan pemeriksaan terhadap payudara, kalau laki-laki terhadap skrotumnya. Bisa juga kita melakukan upaya-upaya preventif seperti imunisasi, keamanan berkendara, dsb. Kita bisa juga melakukan penyuluhan mengenai masalah kesehatan yang pada umumnya dialami oleh remaja dan melakukan treatment medikatif sesuai permasalah yang sedang dialami remaja.
Untuk menghadapi permasalahan di usia remaja tersebut maka dibuat urut-urutan dalam pelayanan kesehatan terhadap remaja, yang terbagi untuk remaja perempuan dan laki-laki (untuk lebih jelas lihat di slide). Paradigma dunia kesehatan pun berubah terhadap masalah kesehatan remaja, yaitu:
-. Masalah kesehatan dipandang secara keseluruhan, tidak hanya dari segi fisik
-. Pihak yang berperan merupakan lintas sektoral misalnya pediatrik dan psikiater.
-. Lebih berupaya dalam hal pencegahan daripada pengobatan.
-. Memperhatikan aspek komunitas
-. Melakukan pendekatan terhadap sistem, seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, dll.
-. Bersifat kultural

-. Memandang permasalahan secara global meskipun tetap bertindak secsara lokal.

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

PMS/STI adalah penyakit infeksi yang menular melalui hubungan sekual. Macam-macam STI:
·         Chlamidia
  • Mekanisme: infeksius (elementary body) menempel di epitel masuk sehingga reproduktif (retikuloid body) membuat elementary body host lisis.
  • Inkubasi: 1-5 minggu.
  • Diagnosis: discharge encer dan kapan terakhir intercourse.
  • Treatment: Azitromycin (gram oral) atau erythromycin selama 7 hari 500 mg empat kali sehari.
·         Gonorrhea
o   Etiologi: N. Gonorrhea pada epitel yang belum matur.
o   Gejala: infeksi terjadi 2-5 hari, vasiculitis, epididmitis, discharge, dan nyeri saat miksi.
o   Diagnosis: pewarnaan gram (diplokokus gram negatif intrasel), kultur agar Mc Leod/glukosa (fragmentasi), dan tes β laktase (warna kuning akan berubah menjadi merah).
o   Tambahan:  N. Gonorrhea mempunyai vili, replikasi di makrofag, dan menghasilkan protein (porin, opacity, dan lipodigo sakarida).
o   Mekanisme penempelan N. Gonorrhea: vili panjang mendekati host menepel di epitel columna submukosa aliran darah (gejala sistemik).
o   Patogenesis: invasi neutrofil peluruhan epitel mikroabses submukosal purulent discharge. Jika sampai aliran darah akan menyebabkan artritis, meningitis, dan endocarditis.
o   Treatment
§  Uncomplicated: ciprofloxacin 400-500 mg atau cefixime 400 mg single dose atau ofloxacin 400 mg.
§  Pada ibu hamil: cefixixime, ceftriason, dan amoxicilin 3 gr.
§  Pada penderita conjungtivitis: silver nitrat 1% (eye drop).
§  Kebal terhadap obat β laktam (mempunyai β laktase).
  • Kompliksi: cervisitis dan perlukaan tuba (bisa menyebabkan infertil dan PID).

·         Syphilis
  • Etiologi: T. Pallidum. Merupakan infeksi kronis.
  • Gejala:
§  Primer: Gejala akan muncul 21 hari setelah kontak genital. Gejalanya antara lain muncul lesi tunggal ataupun multiple (1-2 cm), dan limfadenopati regional. Predisposisi ulcer di mulut, anus, wajah, dan bibir.
§  Sekunder: Gejala akan muncul 6-8 minggu setelah exposure. Gejalanya antara lain general skin eruption, skin rash, limfadenopati general, lesi mucocutaneus, demam, dan flu like syndrome (sering pada remaja).
§  Tersier: Kelainan fungsi jantung dan gumatous lession.
§  Laten: Tidak ada manifestasi.
  • Penularan: kiss, intercourse, kontak luka terbuka, kongenital, dan transfusi.
o   Treatment: penicilin G prenteral (IM), prokain penicilin, atau ceftriaxone 125 mg (IM).
·         HSV
  • Gejala: ulkus, neri, demam, dan kelenjar getah bening yang membesar.
o   Treatment: aciclovir 400 mg 7 hari (primer) atau 5 hari (recurrent), ulcer dikompres, analgesik, dan aciclovir cream.
·         HPV
  • Gejala: berdarah dan gatal.
  • Diagnosis: Biopsi serviks, inspeksi langsung, dan tes Acotowhite (ditambah asam asetat 5%, kutil akan menjadi pucat positif). Pada wanita dilakukan papsmear.
o   Treatment: larutan podovilox 0,5%, asam trichloroasetat, dan operasi.
·         HIV
  • Menyerang limfosit CD4. Inkubasi 6 minggu smpai 6 bulan.
  • Gejala: flu like syndrome, candidiasis, toxoplasma, dan HSV.
  • Jika tidak diobati, maka 2-10 tahun kemudian akan menjadi AIDS.
  • Diagnosis: dengan antigen HIV-1/HIV-2.
  • Treatment: ARV
·         Trichomonas
  • Diagnosis: discharge kuning/hijau (jika berbusa maka sudah menjadi kronis), inflamasi bulboinguinal, dan pemeriksaan mikroskopis.
  • Treatment: metronidazol 2 gr dosis tunggal selama 7 hari.
·         Candidiasis
  • Diagnosis: discharge putih susu.
  • Pemeriksaan: gram staining pseudohifa.
  • Treatment: cotrimoxazol 1% dan histamin 100.000 IU selama 14 hari.

Ø  Anamnesis: partner, prevention of pregnancy, protection for STD, practice (cara intercourse), past history STD, dan pemakaian drugs.
Ø  Faktor resiko:
  • Resiko sosial ekonomi. Status sosioekonomi rendah.
  • Kekerasan fisik dan seksual. Contoh: pemerkosaan.
  • Faktor pubertas dan drug abuse. Karena cara berpikir remaja.
  • Kesalahan penggunaan kondom. Karena kurangnya informasi tentang cara penggunaan kondom.
  • Perilaku individu yang selalu berganti-ganti pasangan.
  • Mobilitas penduduk. Contoh: PSK yang berpindah-pindah.
  • Homoseksual.
  • Terjadi luka saat intercourse.
  • Oral sex.
  • Kurangnya edukasi tentang STI.
  • Lingkungan.
Ø  Beberapa hal yang menyebabkan STI banyak terjadi di masyarakat:
  • Stigma tentang STI yang merupakan penyakit yang memalukan sehingga penderita tidak mau memeriksakan penyakitnya.
  • Beberapa penykit STI ada yang asimptomatik.
  • Kurangnya edukasi tentang STI.
  • Perilaku individu, contohnya sexual abuse.

Usaha preventif: abstinence (mengurangi jumlah partner), male and female condom, tidak disarankan menggunakan spermisida dan emergency kontrasepsi.