System endokrin secara umum mengatur
aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. System endocrine
adanya yang central dan perifer. Sentral diperankan oleh hipotalamus dan
hipofisis, sedangkan yang perifer antara lain tiroid, paratiroid, adrenal, dan
kerabat serta saudara yang lain (selain hipotalamus dan hipofisis).
KELENJAR
TIROID. Terdiri dari dua lobus berbentuk seperti dasi kyupu-kyupu,
berada di atas trakea dan di bawah laring. Sel fungsional yang berfungsi
sekretoriknya berbentuk gelembung-gelembung dinamakan sel folikel.
Dari diagram di atas, dapat
dimengerti bahwa kelainan pada hormone tiroid dapat dideteksi dengan
pemeriksaan TSH (tiroid stimulating hormone). Pemeriksaan TRH tidak dilakukan
karena di Indonesia masih belum memungkinkan. Tetapi dengan pemeriksaan TSH
pada hipotiroid atau hipertiroid sudah dapat diketahui kelainan ini terjadi di
tingkat sentral atau perifer.
-
Pada kasus hipotiroid, apabila TSH meningkat,
maka kelainan berada di perifer, dan apabila TSH turun, maka kelainan terjadi
di sentral.
-
Pada kasus hipertiroid, apabila TSH
meningkat, maka kelainan dapat berada di sentral atau terjadi kegagalan
inhibisi ke sentral, dan apabila TSH turun, maka kelainan terjadi di perifer.
Catatan: sentral mengecu pada hipotalamus dan
hipofisis sedangkan perifer mengacu pada kelenjar thyroid. Akibat hipotiroid
atau hipertiroid dapat dilihat di slide (dinalar juga bisa, intinya hiper
meningkatkan metabolism, dan hipo menurunkan metabolism). Kasus yang sering
terjadi pada tiroid hormone adalah Grave’s disease, yaitu 70% kasus
hipertiroid.memiliki manifestasi klinis :
-
Opthalmopathy
-
Dermopathy
-
Acropachy / clubbing finger
Pada Graves disease, terjadi
kurangnya hambatan terhadap sel T supresor yang menyebabkan sel t helper banyak
bermultiplikasi. Akibatnya sel B menghasilkan antibody reseptor TSH. Antibody
ini akan berikatan di reseptor TSH dan menstimulasi produksi T3 dan T4.
Peningkatan T3 dan T4 akan menginhibisi produksi TSH, namun tidak dapat
menginhibisi Antibodi sehingga stimulasi produksi T3 T4 terus ada. Antibody ini
juga akan meningkatkan kadar glikosaminoglikan di belakang mata yang dapat
menyebabkan kondisi klinis opthalmopathy.
PARATHYROID.
Berupa empat massa jaringan epithelial yang melekat di kapsul jaringan ikat
belakang glandula thyroid. Perjalanan n pengturan kalsium dapat dilihat:
Kerja
paratiroid via PTH (parathyroid hormone), adalah untuk menjaga kadar kalsium
dalam darah. Apabila kadar kalsium dalam darah berada di bawah set point, PTH
akan dihasilkan untuk meningkatkan kadarnya. Kerja PTH berlawanan dengan
Kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kerja PTH secara melalui
ginjal, tulang, dan usus secara simple dapat dijelaskan melalui gambar :
ADRENAL.
Terletak di atas ginjal, menghasilkan mineralokort, glukokort, dan androgen di
daerah korteks, dan katekolamin di
daerah medulla. Focus pada glucokorticoid, pada saat stress, hipotalamus akan
memacu COrtisol releasing hormone yang menyebabkan hipofisis menghasilkan ACTH
yang memicu korteks adrenal menghasilkan kortisol yang berefek:
Terlihat bahwa apabila kadar
glukokortikoid tinggi, maka terdapat efek supresi system imun yang akan
menyebabkan kerentanan terhadap penyakit, dan peningkatan kadar glukokortikoid
itu dipicu oleh stress. Kasus Cushing synd sering ditemukan, disebabkan karena
terjadi ekses glukokortikoid, bisa karena tumor, seringnya karena konsumsi
steroid berlebih.. pasien ini ditandai dengan moon face, central obesity,
buffalo neck, dan terdapat stria2 abdominal berwarna ungu.
Peran aldosteron (mineralokortikoid)
dapat dijelaskan dengan gambar. Aldosteron berada di jalur Renin-Angiotensin-Aldosteron yang bekerja
untuk meretensi H2O agar volume intravascular tetap terjaga lewat
signal penurunan perfusi renal. Aldosteron akan mengakibatkan reabsorbsi Na
oleh tubulus ginjal, dan karena Cl pasangan serasi yang selalu nempel dengan
Na, maka Cl juga terabsorbsi secara pasif. Kadar Na dan Cl yang ada ini akan
menahan H2O secara osmotis di CES. Aldosteron tidak hanya bekerja
setelah mendapat respon peningkatan angiotensin 2, tetapi juga melalui peningkatan kalium plasma secara langsung.
Peran, dijelaskan dengan gambar.
PANKREAS.
Selain sebagai organ eksokrin yang menghasilkan basa encer dan enzim-enzim
pencernaan, pancreas juga menghasilkan kelenjar endokrin yang terdiri dari
Insulin yang dihasilkan oleh sel beta, glucagon oleh sel alpha, somatostatin
oleh sel delta, dan polipeptida pancreas oleh sel PP. Insulin secara cepat
dihasilkan dari sel beta pancreas ketika ada peningkatan glukosa di aliran
darah. Insulin lalu berjalan bersama glukosa menuju target sel seperti di hati,
otot, dimana insulin akan membantu memasukan glukosa ke dalam sel. Pada
diabetes tipe 2 atau yang dikenal sebagai non insulin dependent diabetic, kerja
insulin tidak optimal yang menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.
Dasar dari defek diabetes tipe 2 adalah adanya resistensi insulin dan disfungsi
sel beta pancreas. Resistensi insulin terjadi ketika terjadi defek pada signal
transduksi atau pada Glut-4 itu sendiri. Padahal fungsi glut-4 itu sendiri
adalah sebagai transporter untuk memasukan glukosa ke dalam sel. Akibatnya
glukosa tetap banyak berada di vasa. Peningkatan berlebih kadar glukosa juga
merespon pancreas untuk menghasilkan insulin lebih banyak lagi. Oversekresi ini
dapat menimbulkan disfungsi sel beta pancreas. Lipotoksisitas dan glukotoksisitas
akibat hiperglikemik kronik juga dapat menyebabkan disfungsi sel beta.
ADIPOSA.
Adipose bukan hanya sebagai penyimpan energy tetapi juga sebagai endokrin. Yang
dibahas kali ini adalh adiponektin. Adiponektin diketahui dapat mengaktivasi
AMPK dan PPARα
yang hasilnya dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan sensitivitas
insulin baik di hati maupun di otot rangka. Adiponektin juga dapat menurunkan
reaksi inflamasi di vasa. Efek penurunan adiponektin dapat dilihat di gambar