Showing posts with label Psikiatri. Show all posts
Showing posts with label Psikiatri. Show all posts

Homosexual, Lesbianisme, PLWH, Trnasgender, Sex Worker, Sex Tourism (LGBT)

Homoseksual adalah kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai kelamin sejenis atau identitas gender yang sama. Jadi homoseksual tu gak cuma laki-laki dengan laki-laki ( gay males) tetapi juga termasuk perempuan dengan perempuan (gay females) yang biasanya kita sebut lesbi.
Di suatu survei di Amerika Serikat pada saat dilangsungkan pemilu 2004, diketahui bahwa 4% dari seluruh pemilih pria menyatakan bahwa dirinya adalah seorang gay. Di Indonesia, data statistik menyatakan bahwa 8 sampai 10 juta populasi pria Indonesia pada suatu waktu pernah terlibat pengalaman homoseksual. Kebanyakan gay mengalami ketertarikan romantik dan erotik pada sesama jenis pada usia remaja awal. Pada lesbian, onset perasaan romantis pada sesama jenis juga pada masa remaja awal, tetapi preferensi (kecenderungan) orientasi baru dimulai pada pertengahan/ akhir remaja hingga dewasa muda.
Ada beberapa tingkatan orientasi seksual berdasarkan skala Kinsley :
·         Heteroseksual ekslusif (ni bener2 normal,,gak mau kalo gak sama lawan jenis)
·         Heteroseksual predominan ( homoseksualnya hanya kadang-kadang)
·         Heteroseksual dan homoseksualnya berimbang (biseksual)
·         Homoseksual predominan (heteroseksualnya hanya kadang-kadang)
·         Homoseksual ekslusif (ni gak mau sama lawan jenis, maunya sama yang sejenis,,mutlak)
Beberapa faktor penyebab seseorang mempunyai kelainan orientasi seksual adalah :
Susunan Kromosom; Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom x dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. Kromosom y adalah penentu seks pria.
Jika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom x, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom Klinefelter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu xxy. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48xxy. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.
Ketidakseimbangan Hormon; Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita.
Struktur Otak; Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.
Kelainan susunan syaraf; Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.
Faktor lain; Faktor lain yang dapat menyebabkan orang menjadi homoseksual, selain faktor biologis (kelainan otak dan genetik), adalah faktor psikodinamik, yaitu adanya ganguan perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak,contohnya adalah karena fiksasi kuat pada figure ibu; kurang efektifnya pendidikan dari ayah; inhibisi maskulinitas oleh orang tua; fiksasi pada tahap perkembangan rasa narsisitik; dan selalu kalah bersaing dengan saudara.  faktor sosiokultural, yaitu adanya adat-istiadat yang memberlakukan hubungan homoseksual dengan alasan yang tidak benar, dan terakhir adalah faktor lingkungan, dimana memungkinkan dan mendorong hubungan para pelaku homoseksual menjadi erat.
Dari keempat faktor tersebut, penderita homoseksual yang disebabkan oleh faktor biologis dan psikodinamik memungkinkan untuk tidak dapat disembuhkan menjadi heteroseksual. Namun jika seseorang menjadi homoseksual karena faktor sosiokultural dan lingkungan, maka dapat disembuhkan menjadi heteroseksual, asalkan orang tersebut mempunyai tekad dan keinginan kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut.
Sesuai dengan berjalannya waktu, ada konesp baru menegenai teori psikoanalitik. Dalam teori ini menyebutkan bahwa fantasi seks telah dimulai sejak usia3-5 th. Persepsi yang berkembang adalah anak laki2 memplotkan dirinya seperti ayahnya dalam hal menarik perhatian ibunya. Anak perempuan mencontoh ibunya sebagai love object. Persepsi ini berkembang hingga dewasa dan dapat menyebabkan gangguan orientasi seksual.
Orang2 dengan kelainan homoseksual akan menimbulkan perasaan yang berdosa dan benci terhadap diri sendiri. Hal ini dapat menyebabkan depresi. Dari keempat faktor tersebut, penderita homoseksual yang disebabkan oleh faktor biologis dan psikodinamik memungkinkan untuk tidak dapat disembuhkan menjadi heteroseksual. Namun jika seseorang menjadi homoseksual karena faktor sosiokultural dan lingkungan, maka dapat disembuhkan menjadi heteroseksual, asalkan orang tersebut mempunyai tekad dan keinginan kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut.
Penatalaksanaan masalah ini masih kontroversial. Faktor prognostik diusahakan reorientasi seksual pada usia <35 th. Terapinya meliputi terapi psikoanalitik; terapi perilaku; avoidance conditioning; gay counseling centre. Sebagaimana manusia lainnya, para homoseksual ini memiliki rasa yang sama dengan manusia normal lainnya. Rasa cemburu pun dimiliki oleh kaum ini, bahkan rasa cemburu yang berlebihan bisa timbul jika mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan orang lain. Dan karena rasa cemburu yang dimilikinya terlalu besar, ada yang sampai tega membunuh pasangannya dan kejadian ini biasa dialami oleh seorang gay. Dan satu yang perlu diingat menjadi homoseksual adalah suatu PILIHAN bukanlah suatu TAKDIR. Kecenderungan besar manusia untuk kembali ke kehidupan normal adalah kekuatan terpenting untuk sembuh dan keluar dari jurang tersebut.
Dan kaum homoseksual dari dulu sampai masa yang akan datang akan selalu ada, berkeliaran disekitar kita, terlihat jelas atau kasat mata, dan kita pun berpotensi menjadi bagian dari mereka, tinggal bagaimana kita menyikapinya dan memilih tetap menjadi “normal” atau menyerah pada potensi tersebut.
PLWH (people living with HIV AIDS) atau ODHA yang sering kita kenal dalam bahasa indonesia, merupakan salah satu concern dunia kesehatan sekarang ini. Pada tahun 2008 lebih dari dua setengah juta dewasa dan anak2 terinfeksi HIV, yang merupakan virus penyebab terjadinya AIDS. Pada akhir tahun, kurang lebih 33.4 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS karena adanya pengetahuan yang lebih baik tentang terapi HIV/AIDS dengan terapi obat antiretroviral.
Transgender Merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir.  "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi orangnya. Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual. Orang yang ditetapkan gendernya, biasanya pada saat kelahirannya dan didasarkan pada alat kelaminnya, tetapi yang merasa bahwa deksripsi ini salah atau tidak sempurna bagi dirinya.
Kriteria diagnostik transgender di amerika serikat :
          Identifikasi menjadi lain jenis kelamin yang kuat dan lama menetap.
          Merasa jenis kelaminnya salah/ tidak sesuai
          Diagnosis tidak dibuat jika individu tersebut mempunyai karakteristik interseks
          Timbul ketidaknyamanan atau gangguan pada pekerjaan, lingkungan sosial dll.
Kriteria diagnostik menurut ICD-10
          Keinginan utnuk hidup dan diterima sebagai bagian dari lawan jenisnya, biasanya disertai keinginan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin, bahkan dengan jalan operasi dan terapi hormon
          Identitas transeksual tersebut sudah menetap minimal selama 2 tahun
Gangguan ini bukan merupakan gejala dari gangguan mental yang lain atau abnormalitas kromosom 

Gangguan Makan

Ada banyak faktor yang berperan dalam gangguan perilaku makan, di antaranya:
       Serotonin , yaitu NT yang berperan dalam pengaturan keinginan untuk makan
       Major depression (association between anorexia and major depression 65% cases, with social phobia 34%, with OCD 26%)
       Familial, sangat erat kaitannya antara orang tua baik dengan gangguan mood ataupun eating disorder, terhadap anak dengan gangguan eating disorder juga
       Social (life style, role model, social demand and body image)
       Epidemiology 4% in adolescent and young adults
       10-20 times more in girls/women
Eating disorder diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
Anoreksia Nervosa
Menurut DSM – IV – TR, kriteria diagnosis untuk anoreksia nervosa ialah sbb :
1.       Refusal to maintain body weight at or above a minimally normal weight for age and height  (<85%)
2.       Intense fear of becoming fat or gaining weight, even though underweight
3.       Disturbed body image, undue influence of shape or weight on self evaluation, or denial of the seriousness of the current low body weight
4.       Amenorrhea or absent of at least 3 consecutive menstrual cycles
Ada dua type anoreksia :
·         Tipe Restricting – no regular bingeing or purging (self-induced vomiting or use of laxative and diuretics)
·         Tipe Binge eating/ purging – regular bingeing and purging in a patient who also meet the above criteria for anorexia nervosa

Bulimia Nervosa
Kriteria diagnosis berdasar DSM – IV – TR :
  1. Recurrent episodes of binge eating, characterized by:
Eating a substantially larger amount of food in a discrete period of time (ie in 2 hr),  than would be eaten by most people in similar circumstances during that same time period
2.       Recurrent inappropriate compensatory behavior to prevent weight gain, ie, self-induced vomiting, use of laxatives, diuretics, fasting, or hyperexercising
3.       Binges or inappropriate compensatory behaviors occurring, on average, at least twice weekly for at least 3 months
a.        Self evaluation unduly influenced by body shape or weight
b.       The disturbance does not occur exclusively during episodes of anorexia nervosa
Dan bulimia nervosa ini juga memiliki dua tipe :
·         Purging – regularly engages in self-induced vomiting or use of laxatives or diuretics
·         Non-purging – uses other inappropriate compensatory behaviors, ie, fasting or hyperexercising, without regular use of vomiting or medications to purge
Terapi
       Cognitive Behavior therapy
       Family therapy
       Pharmacotherapy
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam nutrisi pasien dengan eating disorder :
GOAL ESTABLISHMENT
·         Daily gain during life threatening phase of malnutrition: 0.3-0.4 lb/d
·         Weekly gain in acute outpatient phase of malnutrition: 1-2 lb/wk
·         Intermediary goals (10th, 15th, 25th, 50th percentile) until normal weight-for-height is reached, with normal menstrual status for pubertal stage
·         Dietary intake to support adequate gain and health
DIETARY GUIDELINES
·         Early stages – educate and counsel to support patient normalizing  food consumption – crisis stage plan menu or patient chooses food, determined by team approach to intensive treatment
·         Rehabilitation phase – enable patient to replace outside control with self management
·         Dietary prescriptions (above) are guides to nutrient needs at various stages of disorder

·         Food types and composition equivalents translate prescriptions into dietary pattern

Mood

Mood ialah suatu irama perasaan yang menetap dan mendalam yang di alami oleh seseorang secara internal serta dipengaruhi oleh perilaku seseorang tersebut dan persepsinya terhadap dunia. Sedangkan afek ialah ekspresi daripada mood itu tadi.  Mood bisa mulai dari depresif, normal atau meningkat, orang sehat memiliki kendali atas mood dan afeknya.
Gangguan mood merupakan suatu kondisi klinis dimana terjadi kegagalan control dan perasaan subjektif akan adanya distress yang besar.  Pasien dengan elevasi mood akan memiliki begitu banyak ide, penurunan tidur dan ide – ide cemerlang lainnya.  Sedangkan orang dengan depresi mood akan merasa kekurangan energy dan ketertarikan, perasaan bersalah, sulit untuk berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan dan bahkan merasa ingin mati atau bunuh diri.  Berbagai gangguan ini pada akhirnya akan berdampak pada fungsi interpersonal, sosial dan juga pekerjaan.
Oleh karena gangguan mood bisa elevasi dan depresi,pasien dengan episode depresi mayor saja dikatakan memiliki major depressive disorder / depresi unipolar sedangkan pasien yang memiliki kedua episode manic dan depresi atau hanya manic saja, dikatakan memiiki bipolar disorder namun untuk membedakannya beberapa psikiatris menyebutkan pure maniac / unipolar manic pada pasien yang hanya memiliki episode manic. Ada tiga kategori tambahan lain, yaitu hypomanic ( episode manic unipolar yang tidak memenuhi criteria DSM – IV – TR) dan dysthimic serta cyclothymia dimana merupakan gangguan yang lebih ringan dibanding mayor depressive dan bipolar.

Klasifikasi Gangguan Mood Berdasar DSM – IV – TR
1. Depresi
Berdasar DSM – IV – TR gangguan depresi mayor ialah gangguan dengan hanya episode depresif tanpa diikuti manic, campuran maupun hypomanic.  Yang berlangsung minimal 2 minggu berturut – turut dan juga disertai minimal 4 perubahan pada nafsu makan, tidur dan aktivitas, kekurangan energy, merasa bersalah, gangguan berfikir dan membuat keputusan, serta fikiran untuk bunuh diri dsb.
2. Maniac
Suatu periode abnormal dan persisten dari elevasi mood, expansive dan iritabel yang berlangsung minimal 1 minggu, atau kurang bila pasien d hospitalisasi.  Hypomanic yang berlangsung minimal 4 hari memiliki karakteristik yang sama dengan manic episode kecuali gangguanny tidak cukup parah untuk mengakibatkan gangguan pada kehidupan sosial maupun pekerjaan serta tidak tampak adanya kenampakan psikosis.  Namun kedua penyakit ini akan memiliki karakteristik yg sama seperti penurunan kebutuhan tidur, inflasi kepercayaan diri, aktivitas mental dan fisik yang hebat dan lain lain.  Berdasar DSM – IV gangguan bipolar I ditandai dengan adanya satu atau lebih episode manic yang kadang diikuti dengan episode depresi mayor, mixed  ditandai dengan periode minimal 1 minggu dimana kedua episode tersebut terjadi hamper tiap hari sedangkan gangguan bipolar II terjadi apabila gangguan depresi mayor lebih dominan dari manic dan hypomanicnya.
3. Dysthymia dan Cyclothymia
DSM – IV – TR menjelaskan dysthimic disorder memiliki karakteristik dimana terjadi depresi mood minimal 2 tahun namun tidak cukup parah untuk dimasukkan sebagai depresi mayor.  Sedangkan cyclothymic diartikan sebagai symptom hypomanic yang berlangsung minimal 2 tahun yang tidak dapat dikategorikan sebagai episode manic.
Epidemiology
Berdasar hasil survey ditemukan ternyata gangguan depresi sering terjadi tiap tahunnya di bandingkan dengan yang bipolar.
Faktor yang berperan :
·         Sex
Depresi mayor 2x lebih sering pada wanita terkait dengan perbedaan hormon, pasca melahirkan, perbedaan psikososial antara pria dan wanita. Namun berbeda dengan episode manic yang sering terjadi pada pria.  Saat manic terjadi pada wanita, kebanyakan biasanya berupa mixed episode. 
·         Usia
Onset gangguan bipolr I relative lebih muda (sejak anak – anak / 5 – 6 tahun hingga tua dengan rata – rat 30 th) dibanding pada penderita depresi mayor dengan rata – rata 40 tahun.  Namun seiring perkembangan jaman yang makin ga jelas bgini, onset – onset tersebut terjadi lebih awal..
·         Status pernikahan
Seringnya terjadi pada orang yang belum menikah atau tidak memiliki hubungan dekat dengan orang lain.
·         Faktor sosioekonomi dan cultural

Etiology
Ada tiga faktor penting yang berperan dalam gangguan mood, yaitu faktor genetic (kembar monozigot, orang tua atau first degree family dengan gangguan mood), faktor biologis (gangguan N serotonin dan Norephinephrine), dan faktor psychososial (pengalaman hidup dan stress lingkungan).

Kriteria diagnosis
Berdasar DSM – IV – TR, kriteria diagnosis untuk mayor depressive disorder :
A.       5 atau lebih gejala dibawah terjadi dalam periode 2 minggu yang sama, minimal 1 gejala baik mood depresif (1) atau kurangnya ketertarikan (2) :
1.       Depressive mood hamper seharian dan hamper tiap hari.  Baik secara subjektif (perasaan pasien) atau objektif dari orang lain (terlihat menangis).
2.       Penurunan ketertarikan terhadap hamper semua aktivitas harian dan hamper tiap hari, baik secara subjektif maupun objektif/observatif.
3.       Penurunan BB yang signifikan saat tisak diet atau peningkatan yang signifikan.  (perubahan BB >5% BB sebelumnya dalam 1 bulan) atau peningkatan / penurunan nafsu makan hamper tiap hari
4.       Insomnia atau hypersomnia hmpir tiap hari
5.       Agitasi atau retardasi psikomotor hampir tiap hari
6.       Kelelahan atau kekurangan eneregi hampir tiap hari
7.       Merasa tidak berguna atau perasaa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat yang hampir tiap hari
8.       Penurunan kemampuan berfikir dan berkonsentrasi atau tidak mampu membuat keputusan yang hampir tiap hari
9.       Fikiran utnuk bunuh diri atau ingin mati yang berulang
B.       Gejala tidak sama dengan kriteria episode mixed
C.       Gejala menyebabkan distress yang signifikan atau gangguan terhadap aktivitas sosial pekerjaan atau fungsi lainnya
D.        Gejala tidak terjadi langsung akibat suatu efek fisiologis suatu substansi atau kondisi medis umum (seperti hipotiroid)
E.        Symptoms are not better accounted for by bereavement, i.e., after the loss of a loved one, the symptoms persist for longer than 2 months or are characterized by marked functional impairment, morbid preoccupation with worthlessness, suicidal ideation, psychotic symptoms, or psychomotor retardation.
Sedangkan kriteria diagnosis untuk gangguanmanic ialah sbb :
A.       Periode yang jelas adanya abnormalitas yang persisten dari peningkatan, ekspansi atau iritabel mood yang terjadi minimal 1 minggu
B.       Selama periode gangguan, tampak 3 atau lebih gejala berikut :
1.       Peningkatan percaya diri atau perasaan berkuasa / rasa kemegahan
2.       Penurunan kebutuhan untuk tidur
3.       Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau adanya perasaan tekanan untuk selalu berbicara
4.       Flight of ideas atau perasaan subjektif adanya banyak pikiran yang berlomba – lomba
5.       Distractibility (perhatiannya sangat mudah teralihkan oleh adanya stimulant eksternal yang tidak penting atau tidak berkaitan)
6.       Peningkatan aktivitas bertujuan baik secara sosial, seksual, sekolahan dll serta agitasi
7.       Keterlibatan yan berlebihan di dalam suatu aktivitas menyenangkan yang memiliki potensi konsekuensi yang tinggi.
C.       Gejala tidak sama dengan episode mixed
D.       Gangguan mood tidak cukup parah menyebabkan gangguan okupasi atau sosial atau hubungan dengan yang lain, atau tidak membutuhkan hospitalisasi dalam pencegahan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
E.        Gejala tidak disebabkan oleh suatu substansi (antidepressant, light therapy) atau kondisi medis umu (hipertiroid)
Kriteria diagnosis untuk mixed episode :
A.       Terdapat baik kriteria manic dan major depressive (kecuali durasi) hampir tiap hari selama minimal 1 minggu
B.       Gangguan mood cukup parah untuk menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, hubungan dengan orang lain atau membutuhkan hospitalisasi dalam pencegahan menyakiti diri sendiri maupun orang lain, terdapat kenampakan psikosis.
C.       Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis substansi atau kondisi medis umum (hipethyroid)
Terapi
Major depressive disorder :
       Antidepressant:
  1. SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor):
       Exp. Fluoxetine (Prozac), Fluvoxamine (Luvox)
  1. Tricyclic:
        Exp. Amytriptiline,Tianeptine (Stablon)
  1. Tetracyclic:
        Exp. Maprotiline (Ludiomil), Mianserin (Tolvon)
  1. Atypical:
       Exp. Trazodone (Trazone), Mirtazapine (Remeron)
  1. MAOI-Reversibel:
       Exp. Moclobemide (Aurorix)
       Psychotherapy
       ECT
Manic disorder :
       Antimania: Lithium Carbonate, Valproate

       Psychotherapy