Penatalaksanaan Survai Luka Bakar

Kasus luka bakar merupakan suatu bentuk cedera, sehingga penatalaksanaannya secara umum sesuai dengan penatalaksanaan cedera yang diterapkan menurut Advanced Trauma Life Support (ATLS), secara khusus menurut Advanced Burn Life Support (ABLS); dijabarkan sebagai berikut:

Survai Primer


  • Penilaian jalan nafas (Airway)

Perhatian utama ditujukan pada status pernafasan pasien yang berhubungan dengan adanya riwayat paparan saluran nafas terhadap suhu tinggi dan atau asap / sisa pembakaran yang terhisap.
Adanya cedera inhalasi dicurigai pada kasus-kasus seperti dibawah ini:
1. Riwayat terbakar di dalam ruang tertutup
2. Riwayat terpapar pada ledakan
3. Luka bakar mengenai muka
4. Bulu hidung dan alis terbakar
5. Dijumpai deposit karbon dan tanda-tanda radang akut daerah orofaring
6. Sputum mengandung karbon.
Kasus dengan kecurigaan cedera inhalasi (memenuhi salah satu dari enam kriteria diatas) masuk ke ruang resusitasi untuk memperoleh penanganan yang sesuai 


  • Penilaian mekanisme bernafas (Breathing)

Perhatian utama ditujukan pada gangguan mekanisme bernafas oleh karena adanya eskar melingkar di dinding dada dan atau adanya cedera toraks (misal pneumotoraks, hematotoraks, fraktur tulang iga dsb)
Kasus dengan kecurigaan gangguan mekanisme bernafas masuk ke ruang resusitasi untuk memperoleh penanganan yang sesuai 


  • Penilaian Sirkulasi (Circulation)

Perhatian utama ditujukan pada adanya manifestasi klinik syok1 hipovolemia intravaskular dan syok selular yang timbul pada luka bakar (yaitu: gangguan kesadaran, pucat, takikardi, nadi cepat dan tidak teratur disertai pengisian kapilar yang tidak adekuat atau uji pengisian kapilar >2detik, suhu tubuh turun baik suhu sentral maupun perifer).
Kasus dengan syok masuk ke ruang resusitasi untuk memperoleh penanganan yang sesuai 

Survai Sekunder


  • Pemeriksaan fisik

Menentukan adanya cedera dengan melakukan pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, untuk menentukan cedera pada bagian tubuh termasuk adanya cedera lain / penyerta (selain luka bakar)
Menentukan luas dan derajat (kedalaman) luka bakar berdasarkan Rule of Nines2
Menentukan berat badan dan panjang badan pasien 
Baseline determinations for major burn

 Pemeriksaan laboratorium darah terdiri dari:
o Darah perifer lengkap, elektrolit, analisis gas darah, protein total (albumin dan globulin), glukosa darah, fungsi ginjal dan fungsi hati.
o Pada penilaian adanya asidosis, maupun melakukan koreksi; perhatikan kadar hemoglobin dan mekanisme kompensasi tubuh. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan parsial CO2, HCO3, Base excess, Na K dan cl, pH dan saturasi oksigen 

􀂃 Pemeriksaan radiologik (misal foto toraks atau kepentingan diagnostik lainnya), bila
diperlukan, dapat dilakukan setelah diyakini tidak ada masalah / gangguan jalan
nafas, mekanisme bernafas dan gangguan sirkulasi

Masalah yang berhubungan dengan luka bakar melingkar pada ekstremitas dalam memperbaiki sirkulasi ke distal.
- Perhiasan dilepaskan
- Penilaian sirkulasi di daerah distal (adanya sianosis, hambatan pengisian kapilar, adanya gangguan neurologik yang bersifat progresif)
- Untuk eskar melingkar, lakukan eskarotomi; sementara fasiotomi diperlukan bila terdapat cedera skeletal, crushed injury dan atau luka bakar yang disebabkan listrik.

Pemasangan Pipa nasogastrik

Pipa nasogastrik (ukuran 8-12F untuk dewasa, 8-10F untuk anak-anak) bertujuan untuk melakukan penilaian kuantitas dan kualitas cairan lambung. Penilaian dilakukan dengan cara memasukkan air melalui pipa nasogastrik 50ml yang dibiarkan selama 1 jam (pipa di klem 1 jam), selanjutnya lakukan aspirasi. Bila cairan aspirat (Gastric Residual Volume):
- Kurang dari 200 ml, tidak ada gangguan pasase lambung.
- >200-400ml, ada gangguan ringan.
- 400ml, ada gangguan berat.

Pemberian analgetik, sedatif dan narkotik

- Pemberian narkotik sebagai analgetik, bila diperlukan, memiliki pedoman:
􀂃   Harus menggunakan jalur intravena.
  􀂃 Harus diberikan secara kontiniu melalui infus (terbaik menggunakan infusion pump).
- Hindari penggunaan analgetik yang bersifat nefrotoksik:
􀂃   Golongan aspirin
􀂃   Golongan NSAID: Tramadol
- Pemberian analgetik perlu diberikan sebelum melakukan prosedur (penggantian balutan, posisi, fisioterapi, dsb)

Penatalaksanaan luka

Antibiotik
Penatalaksanaan nutrisi
Perawatan rehabilitasi medik

Pelaksana

Tindakan survai primer, sekunder maupun penatalaksanaan awal di Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) dilaksanakan oleh dokter gawat darurat (ahli bedah / asisten bedah, ahli anestesi / asisten anestesi, dokter umum) yang telah menjalani kursus Advanced Trauma Life Support (ATLS) dan / atau Advanced Burn Life Support (ABLS)

Overview

Survai primer dikerjakan setelah triase pada kesempatan pertama, melakukan penilaian terhadap kondisi-kondisi gawat darurat yang menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Dengan terselenggaranya penilaian yang tepat, dilanjutkan dengan tatalaksana yang baik, pasien akan terhindar dari bahaya yang membawanya pada kematian dalam waktu singkat
.
Segera setelah melakukan penilaian dan tatalaksana survai primer, lakukan survai sekunder untuk menetapkan diagnosis dan besaran masalah sebagai dasar untuk melakukan tindakan resusitasi dan damage control yang akan menyelamatkan pasien dari kematian.

Proses

Penatalaksanaan survai primer dan sekunder dilakukan secara berurutan berdasarkan prioritas, dilanjutkan dengan penatalaksanaan yang tepat.

Anda sedang membaca artikel tentang Penatalaksanaan Survai Luka Bakar dan anda bisa menemukan artikel Penatalaksanaan Survai Luka Bakar ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/04/penatalaksanaan-survai-luka-bakar.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Penatalaksanaan Survai Luka Bakar ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Penatalaksanaan Survai Luka Bakar sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment