Untuk
imunisasi primer terhadap difteria digunakan toksoid difteria (alum-precipitated
toxoid) yang kemudian digabung dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis
dalam bentuk vaksin DTP.
Vaksin DTP
Potensi
toksoid difteria dinyatakan dalam jumlah unitflocculate (Lf)
Jengan kriteria 1 Lf
adalah jumlah
toksoid_sesuai dengan 1 unit anti toksin difteria. Kekuatan toksoid difteria
yang terdapat dalam kombinasi vaksin DTP saat ini berkisar antara 6,7-25 Lf dalam dosis 0,5ml.
Jadwal
jadwal
untuk imunisasi rutin pada anak, dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia
2,4,6,15-18 bulan dan usia 5 tahun atau saat masuk sekolah, Dosis ke-4 harus
diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ke-3. Kombinasi toksoid
difteria dan tetanus (DT) yang mengandung 10-12 Lf dapat diberikan pada anak
yang memiliki kontra indikasi terhadap pernberian vaksin Pertusis.
Kejadian
ikutan pasca imunisasi DTP
Reaksi lokal
kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi terjadi pada separuh (42,9%)
penerima DTP.
Proporsi demam ringan
dengan reaksi lokal sama dan 2,2% diantaranya dapat mengalami hiperpireksi.
Anak gelisah dan menangis
terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan (inconsolable crying).
Dari suatu penelitian ditemukan adanya kejang demam (0,06
%) sesudah vaksinasi yang dihubungkan
dengan demam yang terjadi.
Kejadian ikutan yang
paling serius adalah terjadinya ensefalitis akut atau reaksi anafilaksis dan
terbukti disebabkan oleh pemberian Vaksin pertusis.
KIPI ringan
|
Reaksi lokal
|
Demam > 380C
|
Iritabel, malaise, gejala sistemik
|
|
10-50%
|
10-50%
|
25-55%
|
KIPI berat
|
Onset interval
|
Reaksi per dosis
|
Reaksi per juta dosis
|
Menangis lama
|
0-24 jam
|
1/ 15 –1.000
|
1.000-60.000
|
Kejang
|
0-2 hari
|
1/ 1750-12.500
|
80-570
|
Hipotonik hiporesponsif
|
0-24 jam
|
1/ 1000-33.000
|
30-990
|
Anafilaksis
|
0-1 jam
|
1/ 50.0000
|
20
|
Ensefalopati
|
0-2 hari
|
1/ 50.0000
|
20
|
very good for children infant 's immune berimunisasi
ReplyDeletehttp://www.sanadomino.com/