DERMATITIS DYSHIDROSIS


Definisi
Dermatitis dishidrosis adalah dermatitis vesikuer pada palmoplantar yang  kronik dan berulang dengan etiologi yang tidak diketahui. Dermatitis dyshidrosis disebut juga pompholyx, yang berasal dari cheiropompholyx (bahasa yunani),  yang berarti "tangan dan  gelembung".

Sinonim : Dermatitis vesiculobulosa kronis, Dermatitis dishidrosis, Eksim dishidrosis, Pomphylox
Etiologi
Disebabkan oleh multifaktorial, bisa karena factor endogen (lebih dari 50% penderita memilliki atopi dan stress). Dan factor exogen (misalnya, dermatitis kontak karena nikel, balsem, kobalt; hipersensitivitas terhadap logam; infeksi dermatophyta; infeksi bakteri).

Pathogenesis
Etiologi dari dermatitis dishidrosis belum diketahui, ada beberapa hypotheses dari pathofisiologi dermatitis dishidrosis. Hipotesa yang menyatakan dermatitis dishidrosis terjadi karena abnormalitas dari kelenjar keringat tidaklah tepat. Karena vesikel-vesikel yang terbentuk tidak berhubungan dengan kelenjar keringat. Pasien biasanya tidak memiliki hyperhidrosis. Dermatitis dishidrosis mungkin terkait dengan atopi. Pasien dengan dishidrosis lebih dari setengah terdapat atopi.
Inflamasi merupakan salah satu reaksi tubuh yang bersifat preventif dan merupakan proses homeostatis yg kompleks. Apabila respon tersebut terjadi segera dalam waktu singkat setelah terjadi gangguan jaringan maka disebut respon inflamsi akut, tetapi apabila respon inflamasi timbul sebagai akibat infeksi patogen yg persisten maka disebut respon inflamasi kronik. Respon inflamasi akut terdiri dari respon imun bawaan (non spesifik) dan respon imun dapatan(spesifik) seperti Ab.
Hipersensitivitas tipe1 terjadi pada subjek yng memiliki respon sel Th2 terhadap antigen lebih dominan dibandingkan sel Th1. Materi Ag secara normal tidak merugikan seperti polen, debu, makanan dan obat tertentu. Antigen merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel T. IgE diikat oleh sel mast/basofil melalui resetor Fcc. Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yg sama, maka antigen tersebut akan diikat oleh IgE yg sudah ada pada permukaan sel mast/basofil. Akibat ikatan antigen x IgE, sel mast/basofil mengalami degrenulasi dan melepas mediator yg performed shg menimbulkan reaksi hipersensitivitas tipe1 seperti histamin, sitokin, PAF, eosinofil. Reaksi yg terjadi dapat berupa eritem dan bentol/edem selam 15menit. Pada fase aktivasi terjadi perubahan dalam membran sel mast akibat metilasi fosfolipid yg diikuti influks Ca2+ sehingga fosfolipase aktif, E dilepas akibat glikolisis, enzim aktif dan menggerakkan granul ke permukaan sel. Kadar cAMP-cGMP mempengaruhi degranulasi. cAMP akan mencegah sedangkan cGMP memacu degranulasi yg tidak menimbulkan lisis. Efek akan timbul secara lokal di hidung è hay fever, bronkus è asma, kulit è urtikaria dkk, seluruh tubuh è syok anfilaktik.

Manifestasi Klinis
Awalnya terbentuk vesikel-vesikel deep seated, biasanya terdapat disela-sela jari tangan, kadang terdapat dikaki dan juga telapak tangan dan kaki.
Bila pasien menggaruk maka vesikel pecah kemudian keluar cairan jernih, timbul eritem, erosi dan bila terjadi infeksi sekunder timbul pustul dan krusta. Karena proses ini berjalan kronik maka muncul likenifikasi dibekas lesi. Bisa juga terjadi xerosis kutis karena kondisi kulit yang kering.
  
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Dermatitis dishidrosis yang diduga karena atopi pada dasarnya terdiri dari mengatasi inflamasi kulit, identifikasi, dan menghindari faktor pencetus, serta mengatasi kekeringan kulit.
      1. Mengatasi inflamasi kulit
Ø Pada inflamasi akut atau eksudatif perlu diberikan kompres dingin 3-4x/hari @ 20-30 menit, bila sudah teratasi dapat diberikan krim steroid ringan atau emolien setelah mandi yang singkat.
Ø Pemberian kortikosteroid baik sistemik maupun topikal perlu memperhatiakan efek sampingnya. Kortikosteroid sistemik sebaiknya digunakan pada eksaserbasi akut, dermatitis dishidrosis yang berat, dan tidak membaik dengan terapi lain. Dalam memberikan steroid sistemik sebaiknya secara tappering off  sambil meningkatkan potensi steroid topikal dan meningkatkan hidrasi kulit, hal ini dilakukan untuk menghindari efek rebound. Prinsip umum penggunaan steroid topikal pada dermatitis dishidrosis adalah di mulai dengan steroid dengan potensi yang paling rendah dan masih memungkinkan untuk terapi, serta membatasi frekuensi penggunaanya. Jika kondisi berat dan membutuhkan steroid yang lebih poten, sebaiknya diawasi dengan ketat dan segera menurunkan potensinya setelah lesinya membaik.
Ø Preparat tar memiliki efek antiinflamasi dan antipruritus, efektif baik digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan steroid topikal. Tapi pemakaian tar likuor karbonis deterjen pada anak-anak sebaiknya berhati-hati karena dapat menyebabkan iritasi, dan dianjurkan di pakai pada lesi yang subakut cenderung kronis.
2. Mengatasi kekeringan kulit
Ø  Pada umumnya penderita dermatitis dishidrosis dengan dermatitis atopi memiliki kulit kering karena TEWL yang meningkat, hal ini dapat diatasi dengan pemberian pelembab secara teratur.
Ø  Sebelum memakai pelembab, untuk memperbaiki hidrasi kulit dapat dilakukan dengan di rendam dalam air hangat selama 5-10 menit sehari sekali, kemudian dilanjutkan penggunaan pelembab sebelum kulit kering.
Ø  Kulit kering biasanya disertai dengan rasa gatal, garukan akan menyebabkan infeksi sekunder. Untuk mengatasi rasa gatal yang tidak dapat di terapi dengan pelembab dan terapi konservatif, dapat diberikan antihistamin atau trisiklik antidepresan. Antihistamin sedatif lebih efektif, karena memilki efek samping mengantuk sehingga dapat berpengaruh pada aktivitas.
3. Menghindari faktor pencetus
Ø Pada penderita dermatitis dishidrosis dengan atopi dengan alergi makanan sebaiknya dilakukan uji kulit untuk membuktikan penderita tersebut benar-benar alergi terhadap makanan.
Ø Pada penderita dengan alergi debu sebaiknya dilakukan penghisapan debu dengan vakum, serta kasur, bantal, dan guling di bungkus dengan plastik.
Ø Apabila terdapat infeksi sekunder oleh Stafilokokkus aureus (95%) dapat diberikan antibiotik oral, antibiotik topikal, serta kombinasi hidrokortison- antibiotik topikal untuk mengatasi infeksi tersebut.
Terapi lain :
Ø Pada penderita dermatitis dishidrosis dengan atopi dengan infeksi virus dapat diberikan antivirus sebagai terapi tambahan.
Pada penderita dermatitis dishidrosis karena jamur, dapat diberikan obat anti jamur.

Anda sedang membaca artikel tentang DERMATITIS DYSHIDROSIS dan anda bisa menemukan artikel DERMATITIS DYSHIDROSIS ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2012/06/dermatitis-dyshidrosis.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel DERMATITIS DYSHIDROSIS ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link DERMATITIS DYSHIDROSIS sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment