-
Reaksi imunologis kronik dapat terjadi karena stimulus
tertentu dan kemudian menghasilkan morfologis yang berbeda.
-
Karakteristiknya limfonodi yang mengalami reaksi kronik
tidak keras karena tidak mengalami kenaikan tekanan. Biasanya dialami nodus
Axilla dan inguinal karena dari tempat tersebut berkumpul cairan limfe dari
area yang luas.
-
Secara histologist, memiliki 3 pola :
1.
Hyperplasia Follicular
Terjadi ketika antigen menstimulasi sel B. Secondary folikel/germinal
center banyak sel B berbentuk bulat dikelilingi resting naïve B cell (Mantle
Zone). Sel B yang teraktivasi akan berpindah
ke centrum germinale, mengalami hypermutasi somatic dan gene rearrangement
dalam rangka produksi Ig yang spesifik untuk antigen yang telah
menstimulasinya. Sel ini disebut Centroblast yang menempati Dark Zone pada
Germinale Center. Kemudian Centroblast yang telah menyusun ulang gen penghasil
Ig akan berpindah ke Light Zone dan menjadi Centrocyte. Centrocyte yang tidak
mampu menghasilkan Ig dengan afinitas tinggi terhadap Ag akan mengalami
apoptosis dan difagosit oleh makrofag (tingible body macrophage). Lalu
Centrocyte akan mengalami 2 pilihan menjadi sel plasma dan memproduksi antibody
besar2an atau menjadi sel E memory.
Pada para follicular region dapat pula ditemukan neutrofil, eosinofil,
makrofag, plasma cell. Di lapisan limfatik sinus terdapat mononuclear fagocytic
cell yang menyebabkan regioparafollicular hyperplasia.
Beberapa penyebabnya antara lain karena RA, toxoplasmosis, stadium awal
infeksi HIV.
2.
Paracortical Lymphoid Hyperplasia
Ditandai dengan perubahan reaktif pada region sel T pada interfollicular
zone yang terkadang mendesak dan menggantikan folikel sel B. Pada region
interfollicular banyak ditemukan sel T yang teraktivasi dan berproliferasi
(immunoblast) dan terkadang juga makrofag. Pola ini sering tampak pada infeksi
viral, reaksi post vaksinasi dan reaksi imun akibat obat.
3.
Sinus Histiocytosis (Reticular Hyperplasia)
Ada infiltrasi histiosit, hipertrofi sel endotel, distensi sinusoid
limfatik.
Pola ini
ditandai dengan dilatasi sinusoid subscapular dikarenakan hypertrophy dari sel
endotel serta dipenuhinya sinusoid oleh histiocyte. Terjadi pada kasus kanker
di mana sel kanker menyebar lewat limfe kemudian tersaring pada limfonodi dan
menginduksi seperti tadi.
Makroskopis
Jaringan yang keras, berkapsul, diameter 1 cm, warna
putih kecoklatan.
Mikroskopis
1.
Pada sediaan terdiri atas jaringan limfoid dengan
follicular hyperplasia, penonjolan vena2 pos kapiler, peningkatan jumlah
immunoblast, plasma cell, dan histiocytes juga disertai fibrosis.
2.
Kapsul mungkin tampak meradang dan fibrotic dan
prosesusnya mungkin menonjol ke jaringan perinodal.
3.
Arsitektur nodus limfatikus masih terjaga dengan jaringan
limfoid normal di antara germinal center dari folikel limfoid.
4.
Nodus limfatikus memiliki variasi pada bentuk dan ukuran
5.
Pada germinal center terdapat campuran populasi dari
limfosit pada berbagai tahap transformasi ‘blast’ dan aktivitas fagositik yang
jelas.
No comments:
Post a Comment