1.
Cannabinoids.
Contoh: marijuana.
2.
Depresan.
o Sedatif. Menurunkan rasa cemas, membuat tidur (mengurangi
aktivitas biologis tubuh), ketergantungan fisik dan psikologis. Contoh: opium,
heroin, dan morfin.
o Tranguiller minor. Contoh: diazepam dan alprazolam.
o Tranguiller mayor. Contoh: fenodiazin.
3.
Stimulan. Membuat
ketergantungan psikologis, meningkatkan aktivitas fungsi tubuh (tenaga tidak
terbatas), dan mempengaruhi SSP. Contoh: amphetamin, metamphetamine, nikotin,
kafein, dan kokain.
4.
Halusinogen.
Mempengaruhi perubahan persepsi, sensasi, dan emosi, kewaspadaan, dan distosi
realitas (berhalusinasi/fantasi). Membuat ketergantungan psikis, bukan fisik.
Contoh: LSD dan PCP.
5.
Derivat opium dan
morfin. Menghilangkan nyeri serta membuat ketergantungan fisik dan psikologis.
Contoh: morfin, heroin, methadons, opium, dan kodein.
6.
Anestesi. Contoh:
pencyclidin.
v Cannabinoids
Bahan aktifnya adalah THC (tetrahidrocannabinol). Membuat pemakai terasa
senang, perubahan perilaku, arousal, lapar, menghilangkan rasa sakit,
menghambat adenilat cyclase di otak, anxiety, panik, dan halusinasi. Waktu
paruh 4 jam. Jika digunakan pada ibu mengandung menyebabkan anaknya tremor,
suara berubah, dan LBW. Long term effect: gangguan sistem recent memory dan
schizoprenia
Efek muncul beberapa menit setelah pemakaian, maksimal setelah 1-2 jam.
Gejala-gejala jika terjadi keracunan:
§ Perubahan psikoilogis: euforia dan gangguan pertimbangan.
§ Perubahan fisik: konjungtiva memerah, nafsu makan naik,
mulut kering, dan tachicardia.
§ Berefek pada sistem organ.
§ Bisa untuk terapi: anoreksia dan histeria.
v Opium
Jenis-jenis:
§ Semisintetik. Contoh: heroin dan hidromorfon.
§ Seminarkotik. Contoh: meticidine.
§ Obat-obat narkotik yang dipakai untuk terapi.Contoh:
methadone dan dextrometrophan.
v Opioid
Absorbsi melalui subkutan dan intramuskular. Distribusi terikat pada
protein plasma. Terlokalisasi di ginjal kemudian dipolarisasi lalu diekskresi
di urin. Mekanisme kerja:
§ Menghambat transmisi nyeri → melewati jaringan inflamasi dan jejas yang dilalui.
§ Mengubah modulasi aktivitas rangsangan persepsi nyeri.
Waktu paruh 3-5 jam. Withdrawal syndrome akan muncul 8-10 jam setelah dosis
terakhir.
v Barbiturat (sedatif)
Penguatan neurotransmiter yang inhibitorik (GABA).
v Kokain
- Memblok neurotransmiter
postsinaps.
- Meningkatkan aktivitas
reseptor postsinaps.
v Faktor resiko penyalahgunaan NAPZA:
·
Individu
Gangguan mental tidak terobati, faktor genetik, persepsi seseorang terhadap
obat-obatan, ADHA (Attention Defisit Hiperaktif Disorders) → tidak dapat menerima masukan dari luar (tidak dapat membedakan yang baik
dan salah), religi, serta low risk
·
Keluarga (family)
Kurang penjelasan efek obat atau kurang informatif, kurang perhatian,
family substance abuse, konflik keluarga, serta arang tua otoriter.
·
Peers (grup)
Grup pemakai obat-obatan serta grup yang tersisih dari komunitas.
·
Sekolah
Kualitas sekolah yang buruk, murid tersingkirkan dari komunitas, serta
pendidik yang tidak peduli.
Alkohol
v Klasifikasi:
·
Golongan A (kadar
alkohol 1-5%). Contoh: bir.
·
Golongan B (kadar
alkohol 5-20%). Contoh: anggur.
·
Golongan C (kadar
alkohol 20-45%). Contoh: vodka, rum, gin, dan Manson House.
Jika
diminum pada ibu hamil dapat menyebabkan fetal alcohol syndrome dan menembus
barrier plasenta. Gejala-gejala fetal alcohol syndrome: kepala (microsefali),
jantung (ASD dan VSD), genital (hipospadia), skeletal (pectus excavatum), dan
CNS.
No comments:
Post a Comment