Sexual Transmitted Infection (STI) belum tentu menyebabkan penyakit. Jadi Sexual Transmitted Disease (STD)
jangkauannya lebih luas dibanding STI, tp biasanya dianggap sama.
Epidemiologi: prevalensi STD atau STI tinggi pada
wanita yg seksual aktif. Pada usia 14-19 th rasio tejadinya STI pd wanita dan
laki-laki 2:1. Penyebabnya antara lain chlamydia
trachomatis (10-25%), Neisseria gonorrhoeae (3-18%), syphilis (3%), Trichomonas
vaginalis (8-16%), dan herpes simplex virus (2-12%).
STI dapat disebabkan oleh :
ü
Bakteri,seperti
-
Lymphogranuloma venereum (LGV)
(Chlamydia trachomatis
serotypes L1, L2, L3)
-
Non-gonococcal urethritis
(NGU) oleh Ureaplasma urealyticum,Mycoplasma hominis
ü Virus
-
Hepatitis
B, C, dan D. Hepatitis D dapat terjadi pd individu yg terinfeksi HepB.
Penularan Hep B terjadi mll cairan tubuh termasuk hubungan seksual. Hep C
merupakan kanker liver dan jarang ditularkan mll hub sex
-
HSV
1, 2 (Herpes Simplex Virus)
-
Human
Papiloma Virus/HPV : predisposisinya di anogenital, mulut, tenggorokan dan
saluran napas. Beberapa dr strain ini menyebabkan dysplasia (gangguan proses
pertumbuhan) shg menimbulkan kanker pd tempat predisposisinya.
-
Moluscum
Contagiosum (MCV)
-
mononucleosis (CMV, Herpes 5, EBV, Herpes 4)
ditularkan mll saliva. CMV terbanyak di cairan tubuh termasuk secret genital.
-
Kaposi's sarcoma
(KSHV/Herpes 8) ditularkan mll saliva
ü jamur.
-
Tinea
cruris “Jock Itch” (Trichopyton rubrum dan lainnya) mll transmisi seksual
-
Infeksi
yeast (Candida sp.)
Pathogenesis
Kebanyakan
STI ditularkan mll membrane mukosa penis, vulva, rectum & traktus
urinarius. Dapat juga mll mulut, tenggorokan, traktus respiratorius, dan mata
(tapi jarang). Kulit yg mengalami lesi mudah ditembus oleh agen penyakit STI.
Pada penis ada membrane mukosa, tapi tdk mengahsilkan mucus, sehingga mudah
mengalami friksi ketika penetrasi. Beberapa pathogen dpt juga ditransmisikan
mll feses dan keringat, seperti CMV.
NEISSERIA GONORRHEAE
-
Merupakan bakteri gram negative, bentuk seperti ginjal yg berpasangan
(back to back), diplococcus
-
Membrane luar lipooligosakarida (LOS), protein opa (protein pada
membrane luar selubung gonococcus) dan pili
-
Pertumbuhannnya memerlukan medium yang berisi substansi organic
kompleks (heated blood, hemin, animal proteins) dan harus diinkubasi dengan
kadar 5% CO2
-
Memproduksi IgA1
protease
-
Neisseria jenis
lain misalnya N.meningitidis & N.commensal
-
Pathogenesis: Bakteri
nempel di epitel mukosa pd wanita (uretraàserviksàperitoneum) dan pada pria (uretraàprostat àepididimis). Kebanyakan gonococcus tdk tahan jika harus
hidup tanpa serum, namun beberapa strain dapat bertahan. Misal pada kasus
arthritis, bakteri tahan terhadap system komplemenà melewati aliran darahà ke persendian & tendoàmenimbulkan peradangan (arthritis)
Penempelan bakteri
pada sel target difasilitasi oleh protein opa dan pili. Penempelan asam sialat
pada LOS menyebabkan gonococcus resisten terhadap komplemen serum dan
fagositosis.
LOS gonococcus
berisi endotoxin dan bersifat inflamatoris. Mimikri LOS gonoccus dengan
glycosphingolipid manusia menyebabkan gonococcus tidak terdeteksi system imun.
-
Imunitas terhadap
gonoccus:
Innate immunity (kekebalan
alami): kekebalan oleh protein reaktif C yg berikatan pada phosphorylcholine pada pili.
Imunitas adaptive: dapat sembuh dengan sendiri
tanpa pengobatan, diperantarai oleh komponen sel imun (Ig,T,Th,B).
Tidak member proteksi terhadap paparan selanjutnya shg mudah reinfeksi. Respon
imun highly strain-specific.
Vaksin terhadap gonococcus belum berhasil, hal ini
dikarenakan strainnya banyak dan juga gonococcus dapat mengubah struktur
antigennya.
- Manifest klinis umum
Masa inkubasinya sangat pendek, pd pria menyebabkan uretritis dan
biasanya asimptomatik, pada wanita menyebabkan discharge vagina abnormal,
gangguan mens, dan dysuria (asimptomatik). Pada wanita hamil yg terinfeksi
gonococcus dapat ditularkan pada bayinya melelui jalan lahir shg ada discharge
pd mata bayi.
- Diagnosis Lab
§
Culture / isolasi pd medium Thayer-Martin, diikuti dgn identifikasi
menggunakan tes biokimia (pola fermentasi glukosa, maltosa, lactosa, sucrosa
atau fructosa). Sampel didapatkan dari neutrofil pada eksudat uretra/vagina.
§
Deteksi asam nukleat spesifik (PCR), asam nukleat bakteri memiliki urutan
basa nitrogen yg khas.
- Treatment : Banyak
antibiotic yg bisa dipakai, tapi yg jadi pilihan biasanya adalah cephalosporin
IM, oral fluoroquinolone, azithromycin.
-
Prevensi:
§ belum ada vaksin gonorrhea, jd untuk mencegahnya dgn
safety seks seperti penggunaan condom.
§ screening urin pada populasi yg beresiko tinggi,
§ treatment pada partner sex yg asymptomatic
§ Silver nitrate drops atau antibiotic ointments sebagai prophylaxis untuk
newborns.
HERPES SIMPLEX VIRUS
-
Genom: linear dsDNA
(150 Kbp) dibungkus kapsid dan envelope
-
Menginfeksi sel
epithelial, dapat membentuk infeksi laten di ganglia seumur hidup
(trigeminalis, vagal, sacral)
-
HSV1: infeksi
orofaring, HSV2: infeksi genital. Untuk membedakan dites menggunakan antibody
monoclonal/identifikasi susunan basa nitrogennya.
-
Infeksi primer:
terjadi infeksi untuk pertama kali
-
Infeksi laten:
Infeksi tanpa manifestasi klinik
-
Reaktifasi:
aktivitas virus (multiplikasi) setelah fase laten
-
Reinfeksi: infeksi
oleh virus yg sama seperti sebelumnya
-
Manifes klinis:
terdapat vesikel berisi cairan jernih
-
Diagnosis Lab
§ Kultur virus dan identifikasi. Spesimen: darah, urin,
tenggorokan, swab serviks dan vagina, cairan vesikel. Hasilnya dapat diamatai
pada 1-7 hari setelahnya.
§ Deteksi DNA virus dgn PCR
§ Serologi
§ Direct immunofluorescens antibody, hasil dapat diketahui
2 jam kemudian
§ Tzanck test (cytology): terlihat gambaran formasi giant
cell pada sel yg terinfeksi dengan pengecatan HE
-
Treatment: acyclovir atau
valacyclovir
Obat antiviral tidak dapat mengeradikasi HSV dari
tubuh.
in my opinion should not have sex with women who use drugs and danger and likely to be exposed to venereal disease , thanks
ReplyDeletesanadomino