Batu Ginjal (Aspek Bedah Urologi)

Nephrolithiasis  :  batu di traktus urinarius ginjal (calyx, pielum) . Nephrocalcinosis : deposit kalsium di parenkim ginjal. Urolithiasis adalah salah satu penyakit traktus urinarius  yang paling banyak terjadi dan paling tua (ditemukan juga pada mumi). Intervensi cepat bisa menyelamatkan pasien dari kerusakn ginjal yang irreversible.
Epidemiologi:
§  Pria 3-4 x lipat lebih beresiko  menderita urolithiasis daripada wanita
§  Usia puncak : 20 - 40 tahun
§  Paling banyak di bagian kiri, paling sedikit bilateral.
§  Batu kaslium dan asam urat >> pd pria, batu infeksi >> pd wanita.
§  Insidensi batu ginjal ↑ di negara maju karena diet tinggi protein, batu kandung kemih lebih sering terjadi di Negara berkembang.
Komposisi batu ginjal:
-          Kalsium oksalat,fosfat, atau keduanya: (70-80%)
-          Asam urat :(5-10%)
-          Sistine :(1%)
-          Struvite (magnesium ammonium fosfat)/Triple fosfat : (5-15%)
-          Lain-lain (xanthine, guaifenesin, triamterene, indinavir)
Faktor Resiko:
-          Pria
-          Riwayat batu ginjal di keluarga
-          Penyakit ginjal sebelumnya : pyelonefritis, ISK
-          Faktor resiko okupasional dan situasional : jarang/sulit akses ke kamar mandi, atlet, paparan panas dan sinar matahari
-          Penyakit sistemik : gout, HT, hiperparatiroidisme, IBD, asidosis
-          Abnormalitas anatomic : tubular ekstasia, obstruksi UPJ, striktura, horseshoe kidney, ureterocele
-          Obat-obatan : suplemen kalsium, suplemen vit.D, sulfa, dll
-          Diet : tinggi protein, natrium dan sukrosa
Pemeriksaan
Sebagian besar pasien dengan batu traktus urinarius pada pemeriksaan urin rutin akan menunjukkan adanya hematuria mikroskopis. Adanya eritrosit pada urine memberi kesan suatu diagnosis alternative.
Pada pemeriksaan rontgen ginjal, ureter, dan vesica urinaria menunjukkan posisi dan ukuran ginjal, juga kadang tampak adanya gambaran opaq pada proyeksi ginjal, yang biasanya menyebabkan obstruksi di ureteropelvic junction , pada saat ureter menyilang a.iliaka di pelvic brim , dan pada saat memasuki vesica urinaria (ureterovesical junction).
Semua pasien dengan suspek batu traktus urinarius sebaiknya dilakukan pemeriksaan urografi intravena,  USG ginjal dapat dikerjakan pada pasien yang alergi bahan kontras. Adanya obstruksi ginjal dapat dideteksi dengan adanya keterlambatan penampakan pada fase nefrogram, selain itu dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG ginjal yaitu ditemukannya pelebaran kalises. Renografi dengan Technetium-99m Mercapto Acetyltriglycerine tidak rutin dikerjakan kecuali pada urogram mengesankan ada obstruksi dan pada terapi konservatif batu tidak cepat keluar.
Hampir 2/3 pria yang menderita batu traktus urinarius akan mengalami residif di kemudian hari. Deteksi kemungkinan kelainan metabolik pasien dengan satu batu atau batu residif adalah sama. Skrining metabolik penuh lebih jauh dipilih pada kelompok pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya batu seperti adanya riwayat keluarga atau pada batu residif.
Gambaran Klinis
-          Batu pada ginjal menyebabkan Nyeri pada ginjal (renal kolik), umumnya terdapat di daerah pinggang (vague flank pain), kadang2 menyebar ke umbilicus dan testis. Ditemukan adanya hematuria. Nyeri karena iritasi n.interkostalis tidak dirasakan sebagai nyeri kolik.
-          Batu pada ureter proximal menyebabkan renal kolik, flank pain dan upper abdominal pain.
-          Batu pada bagian tengah ureter dapat menyerupai appendicitis apabila terjadi di sebelah kanan, dan seperti diverticulitis apabila terjadi di sebelah kiri. Pasien merasakan renal kolik, flank pain dan anterior abdominal pain.
-          Batu pada ureter distal dapat menyebabkan iritasi vesica urinaria atau nyeri scrotal, di ujung penis/labium majus. Pasien mengeluhkan dysuria, frekuensi urine, renal kolik, flank pain dan anterior abdominal pain.
-          Stranguria = Keinginan miksi yang berulang2 disertai rasa sakit dan volume urine yang keluar hanya sedikit.
Diagnosis Banding :  Appendicitis akut, Salfingitis, Pielonefritis, Diverticulitis, Rupture aneurisma aorta
Pemeriksaan Penunjang: Urinalisis, KUB, Urografi intravena, Renografi, Skrining metabolik.
Komplikasi urolithiasis :  Gagal ginjal, Striktura ureteral, Infeksi, sepsis, Extravasasi urine, Abses perinefrik, Xanthogranulomatous pyelonephritis
Penanganan Konservatif
Apabila diperlukan, pasien diberi analgesik dan obat anti emesis. Pemberian analgesik NSAID memberikan hasil yang efektif, walaupun kadang memrlukan opiate. Pada pasien yang tidak dapat minum sebaiknya dilakukan infus, pemberian obat diuretic untuk memperkuat dieresis tidak bermanfaat. Menaiknya diuresis menyebabkan peristaltic ureter menurun, yang akan mengurangi kemungkinan untuk keluarnya batu secara spontan menurun. Ukuran batu sangat menentukan keberhasilan terapi konservatif dari batu untuk turun spontan, batu ukuran kecil dapat turun spontan.
Terapi Konservatif Batu Traktus Urinarius
Diameter Batu (mm)
Persentase Batu Keluar Spontan
< 4
90
4 – 6
50
> 6
10
Indikasi untuk intervensi segera :
-          Adanya infeksi dengan obstruksi traktus urinarius.
-          Urosepsis
-          Nyeri atau muntah yang tidak teratasi, atau keduanya
-          Gagal ginjal akut yang akan terjadi
-          Obstruksi pada ginjal soliter atau ginjal transplantasi
-          Obstruksi bilateral
Terapi Operatif :
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
ESWL telah sangat berkembang sejak ditemukan pada tahun 1982 dan sekarang menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar batu ginjal dan ureter. Kebanyakan Sp.U melakukan ESWL untuk pasien rawat jalan. Obat-obatan NSAID pada umumnya cocok untuk analgesik.
Pemberian antibiotik juga dianjurkan karena hampir 30% pasien dengan batu traktus urinarius mengalami bakteremia. Apabila pasien mendapatkan opiate sebagai analgetik, periode recover adalah 4 jam, setelah itu pasien mendapatkan pengobatan ambulatory.
Indikasi : batu ginjal < 2 cm, dan batu ureter < 1 cm.
Kontraindikasi ESWL : Absolut (hamil, perdarahan diathesis, obstruksi di bawah batu) dan Relatif (kalsifikasi arteri, aneurisma, cardiac pacemaker).
Komplikasi ESWL: kolik karena perjalanan pecahan batu, memar kulit, perdarahan subcapsular dan perinefrik, pancreatitis, tuli, dan urosepsis.
Ureteroskopi (URS)
Litotripsi dengan ureteroskopi dapat dikerjakan pada pasien batu traktus urinarius dengan rawat jalan dengan pembiusan umum. Batu dapat dikeluarkan dengan cara batu ditangkap dengan basket yang terbuat dari kawat lalu dilakukan ekstraksi, atau dipecah melewati probe dengan energi laser, ultrasound atau alat pneumatic yang disebut lithoclast . Endoskop tidak selalu dapat melewati batu, batu yang letaknya tinggi/ jauh dari muara ureter besar resikonya mengalami kerusakan apabila dilakukan terapi dengan ureteroskop ini.
Indikasi : batu ureteral, batu pada pasien obesitas.
Komplikasi URS : abrasi mucosal, false passage, perforasi ureteral, complete ureteral avulsion, striktura ureteral, dan urosepsis.
Nefrolitotripsi Perkutaneus (PCNL)
Untuk tindakan litotripsi perkutaneus caranya yaitu jarum dimasukkan ke kalik pool bawah dari ginjal yang ada batunya dengan USG atau fluoroskop. Suatu kawat petunjuk dimasukkan lewat lubang jarum dan jarum ditarik keluar, dilakukan pelebaran dari kalik dengan dilator sampai diperkirakan nefroskop dapat masuk sampai pielum ginjal. Batu dipecahkan dengan pengamatan langsung, pecahan batu dapat dihisap oleh mesin penyedot dan pecahan yang besar dapat dikeluarkan tindakan ulang untuk membersihkan batu. Batu ureter 1/3 atas dapat juga dilakukan operasi cara ini yaitu cara anterograd.
Indikasi : batu ginjal > 2 cm, dan batu ureter proximal > 1 cm
Kontraindikasi PCNL : perdarahan diathesis tidak terkontrol, ISK yang tidak diobati, akses optimal untuk PCNL tidak tercapai karena obesitas, splenomegali, dan interposisi kolon.
Komplikasi PCNL : perdarahan, perforasi dan ekstravasasi (paling sering terjadi), kerusakan organ sekitar, infeksi dan urosepsis.
Pilihan dari Pembedahan
-          Batu ginjal dengan ukuran 2 cm dan tidak ada tanda obstruksi à ESWL.
-          Apabila diameter batu > 2cm dan ada penyempitan leher kaliks à litoripsi perkutaneus.
-          ESWL tidak dikerjakan pada pasien dengan batu ginjal dengan ukuran > 2cm kecuali apabila dengan prosedur pembedahan yang lain tidak memungkinkan misalnya KU pasien jelek sebab resiko untuk terjadinya obstruksi ureter dari pecahan batu pada pasien ini adalah besar.
-          Batu ureter atas dapat dilakukan terapi dengan ESWL in situ apabila tidak ada tanda2 sepsis atau obstruksi. Apabila nampak adanya sepsis diperlukan segera tindakan nefrostomi perkutan untuk menghilangkan obstruksi dan drainase ginjal. Kadang2 dengan kateter ureter batu didorong ke pielum dulu secara retrograde baru dikerjakan ESWL.
-          Batu ureter tengah sulit dikerjakan pembedahan dengan ESWL karena batu ureter tengah sulit dilihat dengan USG maupun fluoroskop. Operasi terbuka diperlukan untuk batu ureter tengah ini, sebab dengan litotripsi perkutaneus letaknya terlalu rendah/ jauh sedangkan dengan ureteroskop letaknya terlalu tinggi.
-          Batu pada ureter bagian bawah atau di UVJ (ureterovesical junction)dapat dikerjakan dengan ureteroskop.
-          Kebanyakan batu vesica urinaria merupakan hasil dari obstruksi pintu keluar vesica urinaria seperti pada BPH, striktur uretra, dan batu vesica urinaria ini dengan ukuran tertentu juga dapat dikerjakan dengan litotripsi.
Indikasi Operasi Terbuka
-          Batu tidak dapat dibuang dengan cara2 lainnya.
-          Pada pasien gemuk (prosedur lain tidak memungkinkan).
-          KU pasien jelek sehingga menghalangi prosedur lain.
-          Untuk batu yang besar, batu cetak ginjal (staghorn calculi).
Vesicolithiasis :
       Lithotripsy
       Bedah terbuka (Cistostomy, Sectio Alta)  : batu ukuran besar, ada KI untuk lithotripsy
       Kontraindikasi lithotripsy : striktura urethral, tumor bladder, batu di divertikula.
Batu asam urat :
§  Tingkatkan asupan cairan 3 L /hari
§  Turunkan diet protein hewani
§  Turunkan diet purine untuk menurunkan asa, urat
§  Alkalinisasi urin (potassium  citrateà urine pH 6.5)

§  Allupurinol 100 to 300 mg/hari 

Anda sedang membaca artikel tentang Batu Ginjal (Aspek Bedah Urologi) dan anda bisa menemukan artikel Batu Ginjal (Aspek Bedah Urologi) ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/01/batu-ginjal-aspek-bedah-urologi.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Batu Ginjal (Aspek Bedah Urologi) ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Batu Ginjal (Aspek Bedah Urologi) sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment