Heart Failure

Heart failure atau gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah serius di Amerika, American Heart Association (AHA) tahun 2004 melaporkan 5,2 juta penduduk amerika menderita gagal jantung, asuransi kesehatan Medicare USA paling banyak mengeluarkan biaya untuk diagnosis dan pengobatan gagal jantung.(ACC / AHA 2005) dan diperkirakan lebih dari 15 juta kasus baru gagal jantung setiap tahunnya di seluruh dunia.
Gagal jantung (heart failure) merupakan sindrom pada keadaan patologi yang ditandai karena keabnormalan dari fungsi jantung yang berperan memompa darah untuk mencukupi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh. Sindrom tersebut berupa sesak dan fatique baik saat aktivitas atau istirahat. Saat ini istilah CHF ( Congestive Heart Failure) tidak digunakan lagi melainkan HF ( Heart Failure) karena sering kali tanda tanda kongestif tak tampak atau tersembunyi.
Gejala pada  penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah baik saat istirahat atau jika melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapat distribusi darah yang cukup.
Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan (udem) kaki, tungkai, hati dan perut. Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas.
Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak ke dalam paru-paru. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas atau mengeluarkan bunyi mengi. Duduk menyebabkan cairan mengalir dari paru-paru sehingga penderita lebih mudah bernafas. Kebanyakan dari penderita gagal jantung tidur dengan posisi setengah duduk untuk menghindari dari sesak.
Dalam penampakan radiologi,,gambaran jantung dan pembuluh darah adalah berdasarkan:
  1. Cardiac :
ü  Size
ü  Contour
  1. Vasculer :
o    Aorta
o     Pulmonal

The cardiac size :
ü  The cardiac  diameter    :
·         the maximum cardiac diameter (r+l)
ü  The transverse thoracic :
·         the maximum internal diameter of the thorax (td) r + l
ü  CTR         =
§  td
ü  The normal contour

Edema Paru
  1. Cephalisasi  merupakan tampaknya v.pulmonalis karena adanya tumpukan darah yang awalnya dari atrium kiri.
  2. Hilar haze, meluas ke daerah sekeliling pulmo,batas pembuluh darah tidak tegas (bluring vascular masking).
  3. Kerley lines , pembuluh limfe tampak jelas karena overload..tampak garis tipis.
  4. Parenchymal oedem ,cairan sudah masuk ke parenkim,,gambaran radiologi semi opaq.
  5. Alveolar  oedem , cairan merembes sampei elveoli, gambaran radiologi sudah opaq.
  6. Pleural effusion

Congenital Heart Disease
*       Tetralogi of Fallot
                Tetralogy of Fallot adalah merupakan defek jantung yang terjadi secara congenital di mana secara khusus mempunyai 4 kelainan anatomi pada jantungnya.
                Adapun ke 4 kelainan anatomi jantung yang dialami adalah :
1. Pulmonary stenosis ( penyempitan dari katup pulmonal dan outflow tract pada bagiaan bawah katup yang menyebabkan obstruksi darah untuk mengalir dari ventricle kanan ke arteri pulmonalis).
2. Ventricular septal defect
3. Overriding aorta (katup aorta membesar sehingga terletak lebih kanan dan diatas defek septum interventricle).
4. Hipertrophy ventricle kanan ( dinding otot ventricle kanan menebal, yang timbul karena ventricle kanan memompa dengan tekanan yang tinggi).
                Persentase kecil daripada anak dengan tetralogy of fallot jugaa bisa menderita defek daripada ventricular septum, defek septum atrium ataupun percabangan daripada arteri coroner mereka yang abnormal. Beberapa pasien dengan tetralogy of Fallot mengalami obstruksi untuk memompakan darah dari ventricle kanan, atau mengalami pulmonal stenosis. Tetralogy of fallot mungkin juga berhubungan dengan kelainan pada kromosom seperti pada 22q11 deletion syndrome. Pulmonary stenosis dan juga obstruksi outflow tract dari ventricle kanan dapat dilihat pada tetralogy of Fallot sehingga darah yang dipompakan ke paru akan berkurang.
                Ketika daraah menuju paru berkurang, kombinasi daripada ventricular septal defect dan overriding aorta dapat mengakibatkan darah yang miskin O2 kembali ke atrium kanan dan juga darah tersebut dipompakan ke aorta ke tubuh. Pengiriman darah yang miskin O2 ini menyebabkan reduksi dari saturasi oksigen di arterial sehingga bayi lahir dalam keadaan cyanotic (biru).
                Keparahan daripada cyanosis tergantung kepada berapa banyak katup pulmonal menyempit dan juga outflow tract dari ventricle kanan. Semakin sempit outflow tract maka darah yang mengalami oksigenasi semakin sedikit, dan darah di ventricle kanan akan dipompa melewati katup aorta oleh karena adanya defek septum interventricular.
Akibat daripada ke 4 defek di atas adalah :
1. darah yang mengalir ke paru menjadi berkurang
2. percampuran akan darah yang kaya dan miskin oksigen dalam jantung
3. cyanosis oleh karena kadar oksigen yang kurang dalam darah.
Untuk hasil pemeriksaan radiologisnya baca sendiri di slide yaa,,,soalnya isinya gambar smua..:)
Acquired Heart Disease
Ø  Hipertensi Heart Disease
                Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Pada akhir abad 20, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di negara maju dan negara berkembang. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%.Sedangkan data kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipetensi, di samping hiperkolesterollemia dan diabetes melitus.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
< 120 mmHg
(dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
(atau) 80-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
(atau) 90-99 mmHg
Stadium 2
>= 160 mmHg
(atau) >= 100 mmHg
                Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
                Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Penyebab hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1.      Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2.      Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
                Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
                Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Ø  Cardiomyopati
                Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit katup. Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan berdenyut secara normal. Kondisi semacam ini cenderung mulai dengan gejala ringan, selanjutnya memburuk dengan cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan miokardium, sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Sebagai kompensasi, otot jantung menebal atau hipertrofi dan rongga jantung membesar. Bersama dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung. Miosit jantung (kardiomiosit) mengalami kerusakan dan kematian, akibatnya dapat terjadi gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak. Oleh karena itu kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortilitas kardiovaskular.
                Meskipun telah ada kemajuan dalam pengobatan dan tersedianya transplantasi jantung, kardiomiopati masih menjadi penyebab kematian jantung utama pada anak-anak. Penurunan mortalitas dan morbiditas kelainan ini memerlukan pemahaman tentang penyebab dan patofiologinya, sehingga pengobatan kausal dapat diterapkan. Perkembangan iptek khususnya di bidang biologi molekular, memungkinkan penjelasan lebih rinci tentang berbagai penyakit atau kelainan mulai dari aspek patogenesis sampai ke aspek klinis. Banyak penyakit atau kelainan yang selama ini tidak jelas penyebabnya ternyata menunjukkan adanya kontribusi faktor genetis. Meskipun demikian, analisis genetis tidak tersedia di semua tempat, sehingga sekalipun faktor yang mendasari sebagian kelainan dapat diidentifikasi, tidak semua kelainan tadi dapat diungkap secara jelas. Termasuk dalam penyakit atau kelainan tadi adalah penyakit kardiovaskular, khususnya kardiomiopati. Sebagian besar kardiomiopati, khususnya kardiomiopati hipertrofik dan kardiomiopati dilatasi adalah bentuk familial dengan ciri pewarisan utama autosomal dominan. Kardiomiopati juga dapat timbul akibat sindroma herediter lain seperti hemochromatosis, diabetes, atau beberapa penyakit neuromuskular. Sebagai kelainan familial, kardiomiopati ditandai dengan heterogenitas genetis baik pada aras alelik maupun nir-alelik. Di negara-negara industri, masalah kesehatan masyarakat yang utama adalah gagal jantung kongestif. Prevalensinya berkisar antara 1% sampai 2%, dan meskipun tersedia pengobatan yang sudah maju, kematian terkait dengan gagal jantung tetap tinggi. Pasien-pasien dengan gagal jantung secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan disfungsi ventrikel kirinya, yaitu pasien dengan kardiomiopati akibat iskemik (40-70%) dan nir-iskemik (26-35%). Secara umum, penyebab yang mendasari timbulnya kardiomiopati nir-iskemik antara lain adalah hipertensi (17%), penyakit katup jantung (13%) serta kardiomiopati idiopatik (10%). Sementara itu, analisis terhadap kelompok pasien kardiomiopati yang tak diketahui di suatu pusat tersier menunjukkan bahwa 50% pasien gagal jantung niriskemik di diagnosis sebagai kardiomiopati idiopatik.
                        Kebanyakan kardiomiopati terjadi sebagai akibat komplikasi penyakit arteri koroner yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke otot jantung. Kelainan ini mengenai 1 dari 100 orang pasien, biasanya laki-laki di atas umur 65 th. Pada pasien yang lebih tua biasanya lebih banyak terjadi pada perempuan. Sementara itu, kardiomiopati bukan sebagai akibat penyakit arteri koroner cukup jarang dan total diderita oleh 50.000 pasien di USA. Tetapi kelainan ini sering dijumpai pada orang muda dan merupakan alasan utama untuk transplantasi jantung. Kebanyakan kelainan ini disebabkan faktor genetis dan cenderung dijumpai dalam keluarga.
                        Pembagian kardiomiopati bermacam-macam, berdasarkan pada etiologi, patologi, genetika, klinik, biokimia, fungsi hemodinamik dan sebagainya, tetapi tidak ada satu pun yang memuaskan karena banyak tumpang tindih. Pembagian kardio-miopati yang banyak dianut saat ini adalah menurut Goodwin yang berdasarkan kelainan struktur dan fungsi (patofisiologi), (i) hypertrophic cardiomyopathy (HCM), (ii) dilated cardiomyopathy (DCM), (iii) restrictive cardiomyopathy.4-7
Pemeriksaan penunjang
                Elektrokardiogram seringkali menunjukkan adanya hipertropi ventrikel kiri dengan atau tanpa depresi segmen ST dan inversi gelombang T, gelombang Q yang lebar dan dalam seperti terlihat pada miokard infark yang lama. Kebanyakan pasien memperlihatkan adanya aritmia, baik atrium (supraventrikuler takikardia atau atrial fibrilasi) maupun ventrikel (ventrikel takikardi), selama ambulatory (Holter) monitoring. Namun pada 25% penderita tanpa obstruksi aliran keluar ventrikel kiri, gambaran elektrokardiografi dapat normal.

                Gambaran roentgen thorax dapat normal, meskipun mungkin terdapat peningkatan ringan sampai sedang dari bayangan jantung, umumnya menggambarkan pembesaran atrium.Dasar diagnosa dari KH adalah dengan menggunakan echocardiogram karena dapat menggambarkan ketebalan ukuran ventrikel dan fungsi sistolik, yang memperlihatkan hipertropi ventrikel kiri yang asimetris terutama mengenai septum interventrikel, seringkali dengan septum 1,3 atau lebih dari ketebalan dinding bebas ventrikel kiri bagian posterior.Septum dapat memperlihatkan gambaran yang tidak lazim berupa “ground-glass” appearance, yang mungkin berhubungan dengan struktur selular yang abnormal dan fibrosis miokard. SAM dari katup mitral ditemukan pada seseorang dengan obstruksi aliran keluar dan penutupan katup aorta yang dini. Pada KH, cavitas ventrikel kiri biasanya berukuran kecil, dengan gerakan dinding posterior yang vigorous tetapi menurunnya septal excursion. Bentuk yang jarang dari KH, mempunyai karakteristik hipertropi apikal, yang biasanya berhubungan dengan gelombang negatif T raksasa pada elektrokardiogram (EKG) dan mempunyai gambaran cavitas ventrikel kiri yang berbentuk “spade shaped” pada angiography; dan biasanya mempunyai onset klinis yang jinak. Radionuclide scintigraphy dengan thallium 201 seringkali menemukan bukti adanya defek perfusi miokard meskipun pada pasien yang asimptomatik. meskipun kateter jantung tidak diperlukan dalam mendiagnosa KH namun dapat ditemukan perbedaan tekanan sistolik pada obstruksi aliran keluar ventrikel kiri bila terdapat obstruksi.

Anda sedang membaca artikel tentang Heart Failure dan anda bisa menemukan artikel Heart Failure ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/01/heart-failure.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Heart Failure ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Heart Failure sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment