Managemen Tumor Abdominal

Tumor yang sangat sering terjadi pada abdomen adalah kanker kolorektal. Manifestasi klinis nya tergantung pada lokasi tumor di kolon. Gold standard dari diagnosis kanker kolon adalah pemeriksaan kolonoskopik. Sedangkan diagnosis definitif dengan acara biopsi. Kita juga harus memperhatikan serum level CEA untuk mengevaluasi pasien. Objektif treatment: pembedahan. Distribusi kanker kolorektal: rektum (77%), kolon sigmoid (31%), kolon desenden&kolon kanan (8%), kolon transversum (6%).
Diagnosis:
-          Perubahan pola percernaan seperti diare, konstipasi, narrowing of the stool yang berlangsung beberapa hari
-          Perasaan ingin boker, tetapi tetap tidak hilang walau sudah berusaha “mengeluarkan”
-          Perdarahan pada rektum, atau di dalam feses (walaupun feses terlihat normal dari luar
-          Perut kram / Cramping or steady stomach pain
-          Lemas / kelelahan
-          bukan berarti punya keluhan diatas mengarah ke kanker!
Pemeriksaan fisik:
-          Umum
-          Lokal (pemeriksaan colok dubur)
-          Anoskopi
-          Sigmoideskopi
-          Kolonoskopi
-          Barium enema


Pemeriksaan penunjang:
-          Biopsi
-          USG (liver, trans rectal)
-          Chest X-ray
-          CT-scan
-          MRI
-          PET scan (Positron Emission Tomography)/FDG-PET-scan
-          Angiography
-          Stool DNA testing]
Sebuah penelitian meta-analisis oleh Wiering dll. menemukan bahwa pemeriksaan penunjang dengan GDG-PET scan: sensitivitas 88%, spesifisitas 96.1% (untuk lesi hepatik) dan sensitivitas 91.5%, spesifisitas 95.4% untuk lesi ekstra hepatik. Strategi terapi untuk kanker kolorektal:
  Standard Surgical procedure: bedah konvesional dan operasi laparoskopik
  Radiasi kemoterapi sebelum operasi
  Termo-ablasi intra operasi
  Rescue surgery for CRLM down staged by chemotherapeutic
  Chemotherapy
Reseksi pembedahan merupakan manajemen terbaik untuk mengobati pasien kanker kolorektum, dan untuk mencegah metastasis menuju hepar, dengan tingkat 5 year survival mencapai 58%.. Sekarang kita bahas kanker pankreas ya…ini disebut-sebut sebagai manajemen tersulit dalam dunia perkankeran…momok bagi pasien dan juga dokter bedahnya. hiiii…Ada beberapa lokasi terjadinya kanker pankreas:
a.        40–60% àadenokarsinoma caput pankreas
b.       10–20% àadenokarsinoma ampulla Vater
c.        10%  àadenocarcinoma duktus biliaris distalis
d.       5–10%  à adenocarcinomas duodenum
Etiologi kanker pankreas:
a.        Merokok
b.       Genetik/keturunan (hanya 5-10% kasus)
c.        Pankreatitis kronik
d.       Diabetes melitus tipe II
e.       Malas berolahraga
f.         Memakan pestisida tertentu
g.        Suka makan karbohidrat/gula dengan jumlah banyak
Dari 75% pasien kanker pankreas, mempunyai keluhan-keluhan:
a.        Weight loss sebanyak 44 kg
b.       Jaundice obstruktif
c.        Nyeri punggungàberkaitan dengan prognosis yang buruk
d.       Hepatomegali
e.        Courvoisier sign
f.         Terjadi ikterik dengan ditambah pruritus
Pada kanker pankreas…hasil laboratorium:
  Level bilirubin meningkat (rata-rata: 18 mg/dL)
  Level fosfatase alkaline meningkat
  Serum aminotransferase meningkat
  CA 19-9 (antigen karbohidrat meningkat)
  Treatment: pembedahan Whipple / pankreatikoduodenektomi

  Bilio digestive shunt, baik secara pembedahan atau endoskopik

Anda sedang membaca artikel tentang Managemen Tumor Abdominal dan anda bisa menemukan artikel Managemen Tumor Abdominal ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/02/managemen-tumor-abdominal.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Managemen Tumor Abdominal ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Managemen Tumor Abdominal sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment