Chronic Abdominal Pain (CAP)ànyeri abdominal kronis yang berlangsung selama lebih
dari 3 bulan secara terus menerus maupun terputus-putus. CAP ada 2 macam:
1.
Functional Abdominal Pain Syndrome (FAPS)
2.
Physiologic Chronic Abdominal Pain
1.) FAPS/FGID; Kriteria diagnostic FGID menggunakan Rome III : gejala
sudah terjadi sejak 6 bulan dan harus memenuhi criteria (yang ada di dalam Rome
III) selama 3 bulan . FGID terdiri
dari Functional Dyspepsia, irritable bowel syndrome(IBS), dan kelainan kandung
empedu fungsional.
Patofisiologi:
Patofisiologi
FGID belum diketahui secara pasti. Yang jelas, FGID berkaitan dengan beberapa
factor dari dalam diri maupun lingkungan seperti depresi, kecemasan, factor
genetic, riwayat pengobatan, dan lain-lain. Dengan kata lain, FGID disebabkan
oleh integrasi factor biologis dan factor lingkungan
Terapi:
-
Medikasi anti
depresan melalui mekanisme aksi sentral memodulasi proses nyeri viseral
→efektif pada nyeri dada non kardiak, hipersensitivitas esofagus dan IBS
(Irritable bowel Syndrome).
-
Pengobatan yang
berefek pada reseptor serotonin (ex: Tegaserod)
dapat memperbaiki gejala
fisiologi normal pada pasien dengan GERD, dispepsia fungsional, IBS dan
konstipasi fungsional.
-
Terapi
antidepresan dapat berefek langsung pada usus dan mengurangi somatisasi. Antidepresan
trisiklik mampu mengubah persepsi nyeri pasien.
-
Lubiprostone (Cl-
Channel Opener) mengaktifkan saluran
klorida spesifik (CLC2) lapisan
sel di usus → meningkatkan gerakan
cairan intraluminal dan konsistensi feses.
-
Agonis dan
antagonis Opioid efektif dalam meningkatkan fungsi motor terkoordinasi dan
terapi ileus paska pembedahan,(ex:. Alvimopan).
-
Corticotropin
releasing factor/ hormone (CRF) merupakan mediator penting respon stres pada
Brain-Gut Axis→ agonis reseptor CRF1 dapat mengurangi perubahan perilaku
seperti kecemasan dan perubahan yang berkaitan dengan stress pada fungsi usus
-
Perubahan
mikroflora intestinal menyebabkan gejala
FGID, termasuk IBS dan dispepsia. Probiotik Bifidobacterium infantis meredakan
gejala IBS. Probiotik juga membantu mengatasi rasa penuh pada IBS predominan
diare
-
Antidepresan
trisiklik (TCA) lebih baik digunakan untuk terapi IBS dan sindrom nyeri
visceral dibandingkan dengan anti depresan
serotonin selective reuptake inhibitor (SSRI)
2.) Physiologic Chronic Abdominal Pain; Kelainan fisiologik, struktural dan biokimiawi
meliputi demam, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri, darah pada feses atau urin, penyakit
kuning, edema, organomegali atau massa abdominal. Merupakan sinyal alarm dari beberapa keadaan seperti kankaer,
dyspepsia, ulkus peptikum, pengunaan NSAID jangka lama, Perdarahan GI, Anemia,
disfagia berat, dan massa abdominal
Management
Pasien
dianjurkan untuk rawat inap. Gejala red flag meliputi nyeri yang menjalar ke
punggung, hematemesis, disfagia, hematochezia atau melena, penurunan berat
badan, demam, atau anemia. Pada pasien yang cepat kenyang, dianjurkan makan
makanan sedikit-sedikit tetapi sering. Untuk mengetahui apakah ada penyakit
organic, dapat dilakukan screening dengan Magnetic resonance
cholangiopancreatography (MECP), endoskop retrograde cholangiopancreatography
(ERCP) atau pengukuran C-reaktif protein, urinalisis, dan kultur urin
No comments:
Post a Comment