Nutrigenomik Pada Sindrom Metabolik

Nutrigenomik merupakan peran nutrient pada nutrisi gen-protein-metabolic (transkriptomik, proteomic, metabolomic).Atau Nutrigenomik merupakan kajian terhadap interaksi zat gizi dan komponen makanan dengan bahan genetika atau yang disebut dengan ekspresi gen. Keadaan sehat seseorang dapat menjadi suatu penyakit yang kronis akibat perubahan ekspresi gen atau gejala epigenetik akibat kandungan zat-zat di dalam makanan.
                Nutrigenomik dan nutrigenetik merupakan displin ilmu yang mengeksplorasi interaksi antara gizi dan gen, tapi menerapkan pendekatan yang berbeda dalam mengetahui mekanisme, bagaimana gizi dapat mempengaruhi perkembangan penyakit. Ilmu nutrigenomik menggambarkan penggunaan alat genomik fungsional untuk menelitii sistem biologi yang distimulus oleh gizi, sehingga akan membantu dalam meningkatkan pemahaman tentang seluruh komponen genom (proese transkriptome, proteome, dan metabolome didalam sel, jaringan, atau organisme) terhadap pengaruh diet, serta mengidentifikasi gen yang mempengaruhi risiko penyakit terhadap diet. Hal ini akan membantu memahami bagaimana pengaruh gizi terhadap jalur metabolisme dan bagaimana ganguan fase awal dari suatu penyakit yang berhubungan dengan diet serta mekanisme dasar pada genetik .
                Perbedaan individu dengan perbedaan genetic dapat merespon nutrient dalam makanan yang dikonsumsi.
                Pada beberapa orang dengan diet pada makanan dapat menjadi factor resiko untuk beberapa penyakit. Pengaruh gen terhadap keadaan sakit ataupun sehat sangat berpengaruh.
Nutrigenomik melibatkan beberapa sub bidang :
1.       Genomic
Genom adalah keseluruhan dari urutan DNA pada suatu organisme yang berisikan semua urutan nukleotida, termasuk struktur gen, pengaturan urutan , dan urutan non-coding DNA. Genomik adalah studi dari genom, yang merupakan disiplin ilmu, mencakup pemetaan, urutan, dan analisa semua gen ada dalam genom, dengan berfokus pada penentuan variasi genom antara individu. Kebutuhan akan urutan genom manusia dalam rancangan genom manusia telah menyebabkan munculnya bidang penelitian ilmiah baru, metodologi baru, dan alat/teknolgi baru, yang mungkin dikembangkan melalui pendekatan penempatan genomitu sendiri. Sebuah era baru dalam ilmu biomedis akan dimulai setelah rancangan genom manusia selesai. Era ini disebut sebagai “omics” era dan akan mencakup: genomics ( DNA), transcriptomik, proteomik (protein), dan metabolomik (metabolit), dengan bioinformatika yang memungkinkan pengunaan biaya yang lebih murah, integrasi, dan analisis data yang dihasilkan.
Integrasi dari semua ini akan menjadi sebuah sistem biologi atau genomik fungsional. Genomik fungsional akan mengungkap peran gen fungsional yang berbeda dengan cara, bagaimana gen saling berinteraksi atau mempengaruhi satu sama lain. Pengenalan pendektan genomik dalam bidang ilmu gizi, memuncul disiplin ilmu baru yang disebut “nutrigenomik.”
2.       Transcriptomic akan merespon nutrisi dalam makanan yang akan dilanjutkan sebagai ekspresi gen. Transkripsi ini akan menghasilkan transkrip RNA yang diproduksi dari DNA di genom.
Transcriptomika adalah ilmu yang mengkaji transkriptome (ekspresi gen pada tingkat mRNA). Transkriptome adalah sekumpulan RNA yang dihasilkan dari genom. Hal ini mengambarkan ekspresi gen (mRNA) yang dianalisis pada sebuah sampel biologis dalam kondisi tertentu,  menggunakan cDNA atau oligonukleotida dengan teknologi microarray. Microarray merupakan alat yang paling banyak digunakan dalam teknologi “omics”. Fenotipe sutau individu dapat diatur lokasi transkripsi-nya oleh komponen makanan dengan  mengatur tingkat transkripsi gen (Elaine et al., 2006). Banyak zat gizi esensial dan komponen bioaktif dalam makanan (makanan fungsional) dapat berfungsi sebagai regulator penting pada pola ekspresi suatu gen dengan memodifikasi transkripsi dan translasi gen, sehingga dapat mengubah respons biologis, seperti metabolisme, pertumbuhan sel, dan diferensiasi. Semua proses ini sangat penting dalam proses penyakit. Teknik microarray DNA, memungkinkan dilakukanya evaluasi secara bersaam  transkripsi dari ribuan gen dan ekspresi gen yang relatif antara sel normal dan sel  sakit, baik sebelum atau sesudah terpapar komponen diet yang berbeda. Dari teknik ini dapat dikumpulkan data-data yang akan membantu dalam menemukan biomarker baru untuk diagnosis dan prediksi prognosis suatu penyakit serta sarana baru untuk terapi yang digunakan.
3.       Proteomic merupakan efek nutrient pada sintesis protein, struktur protein dan ekspresi protein. Proteomika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang proteome. proteome merupakan seperangkat protein yang diproduksi dari ekspresi gen di dalam sel. proteome sangat dinamis dan memliki kompleksitas yang sangat banyak. proteome pada manusia diperkirakan terdiri dari 100.000 protein. Tiga kategori penting pada bahasan proteomika ialah: ekspresi protein, struktur protein, dan fungsi protein, yang mecakup:  jumlah, distribusi, modifikasi pasca-tranlasi, fungsi, dan interaksi dengan molekul biologi lainnya dari semua protein pada sampel biologis.
Metode proteomik yang paling sering digunakan adalah:
·         Elektroforesis gel dua dimensi (2DE).
·         Shotgun proteomik dengan MS/MS dan Peptide mass fingerprinting untuk identifikasi protein.
·         Teknik spektrometri massa.
  1. Metabolomic akan menganalisis profil dan fungsi metabolic. Metabolomika menitikberatkan pada analisis metabolit dengan mengukur semua subtansi (selain DNA, RNA, atau protein) yang ada pada sampel. Metabolome terdiri dari satu rangkaian lengkap metabolit yang disintesis oleh sistem biologis dan merupakan produk akhir dari ekspresi gen (Harland, 2005; Corthesy et al., 2005; Gibney et al., 2005). Dalam metabolomika, profil biokimia dan pengaturan fungsi metobilt ditentukan dalam organisme secara keseluruhan, dengan menganalisa bio-cairan yang relevan (darah, urine, air liur, ekstrak kotoran, cairan cerebrospinal) dan jaringan. Ini merupakan alat yang berguna untuk menghasilkan profil metabolit pada individu, seperti frofil lipid (kolesterol, trigliserida) dan profil vitamin. Hal ini memudahkan dalam meneliti regulasi metabolisme dan pergerakan sel-sel atau jaringan, sebagai respons terhadap perubahan lingkungan tertentu. Tidak ada teknik tunggal yang cocok untuk analisis semua jenis molekul, sehingga mencampur-adukan beberapa teknik, digunakan untuk memisahkan metabolit. Metabolit dapat dipisahkan menurut reaksi kimia dan sifat fisik dengan menggunakan metode seperti kromatografi gas, kromatografi cair tekanan tinggi (HPLC), dan elektroforesis kapiler. Setelah itu, molekul diidentifikasi dengan menggunakan metode seperti spektrometri massa. Metode analitik utama untuk metabolomika adalah resonansi magnet inti (NMR), kromatografi gas-spektrometri massa, kromatografi cair-spektrometri massa, spektrometri massa, dan spektrometri massa-ionisasi elektrospray. Bioinformatika diterapkan untuk analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari perbandingan kondisi sel yang berbeda. Namun, metabolomik belum memiliki prosedur terstandar. Hal ini karena belum bisa mengukur keseluruhan proteome atau metabolome.
Pada maunisia, tidak diketahui, bahwa banyak metabolit endogen atau banyak makanan dapat dijadikan sebagai metabolit eksogen atau sejauh mana makananan dapat menimbulkan perubahan pada profil metabolik. Terlebih lagi, keterbatasan beberapa peneli dalam penggunaan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan khusus seperti pada metabolomika. Sampai saat ini, hanya ada beberapa contoh metabolomik pada subyek manusia, yang telah diketahui.

Sekarang kita lanjut ke Metabolic syndrome….:)
Metabolic syndrom adalah kumpulan faktor resiko yang berhubungan yang akan menyebabkan meningkatnya penyakit cardiovascular dan diabetes mellitus type II.
Kumpulan faktor resikonitu adalah :
·         Tekanan darah tinggi (obesitas)
·         Obesitas central
·         Resistance insulin
·         Atherogenic dislipidemia
·         Hiperglikemia

Nutrigenomic dan Tekanan Darah
  • Prevalensi hipertensi sangat bermacam-macam dalam ras dan grup etnik
  • Tingkatan prevalensi berhubungan dengan kultur dan genetik atau interaksi antara genetik dan lingkungan atau factor nutrisi
  • Peningkatan factor resiko nutrisi seperti tingginya intake garam yang tidak sesuai yang akan meningkatkan tekanan darah tinggi atau level yang abnormal.
  • Kadang-kadang kombinasi tingginya intake garam dengan factor yang lanilla seperti genetik akan meningkatkan peningkatan tekanan darah dan level yang abnormal.

Hipertensi Terkait Gen dan Interaksi Diet
  • Menurut study yang berhubungan dengan study diet – gen bahwa MTHFR dan asam folat sangat berhubungan.
  • Gen mempunyai polimorfisme nukleotida tunggal pada posisi 677 di regio coding methylenetetrahydratefolate reductase (MTHFR) gene.
  • MTHFR secara langsung dirubah menjadi folate dari diet yang lain kedalam síntesis DNA atau remetilasi homocistein.
  • Polimorfismo C677T MTHFR mrnghasilkan residu valine  ditempat residu alanine pada enzim, yag mana keduanya stabil dan melakukan aktivitas enzim.
  • Aktivitas MTHFR yang rendah menurunkan reaksi remethilasi homocystein menjadi methionine yang akan menjadi hyperhomocysteinemia.
  • Hyperhomocysteinemia menyebabkan stress oksidatif.
  • Pada stress oksidatif, reaksi radikal bebas dengan NO menyebabkan level NO rendah didalam sirkulasi.

Efek Nutrien Pada Level Homocystein
  • Status folat mempunyai peranan yang penting dalam regulasi plasma level  homocystein.
  • Interaksi antara mutasi MTHFR C677T an status total plasma homocystein
ü  Individu dengan genotip TT mempunyai resiko hyperhomocysteinemia walaupun mereka mempunyai defisiensi folat marginal, yang mana individu dengan genotip CC mempunyai resiko hiperhomocysteinemia ketika mereka mempunyai defisiensi asam folat yang parah.
ü  Pada individu yang tidak mempunyai genotip TT dan intake asam folat yang terbatas, tingkat sintesis homocystein dua kali lebih cepat daripada individu yang tidak mempunyai genotip CC.
  • Mutasi C677T yang terkait bagian MTHFR berikatan dengan  folat to enzim MTHFR yang mana dapat distabilkan oleh konsumsi folat pada individu yang tidak mempunyai genotip CT.
  • Folat akan mencegah lepasnya flavin co-factor dari enzim MTHFR. Subjek dengan genotip CT tidak menunjukkan hiperhomo cysteinemia jika mereka tidak mempunyai defisiensi folat.
Gen Lain yang Mempengaruhi Perkembangan Metabolic Syndrom
  • Banyak gen yang  mempengaruhi regulasi glukosa dan tekanan darah.
  • Diantara banyak gen adalah gen  KCNJ11E23K coding  untuk  β-cell K+ channels  yang termasuk kedalam cell glukosa.
  • Gen  angiotensin converting enzyme (ACE)  berkaitan dengan produksi angiotensin II
  • Gen sintesis endothelial nitric oxide termasuk kedalam produksi Nitrit Oxide.
  • Angiotensin II dan nitrit oxide pada darah sangat dipengaruhi tekanan darah pada manusia.
ADRB1 G389R
  • Reseptor  β-adrenergic  sebagai kunci regulator  catecholamine-mediated lipolysis pada manusia.
  • Reseptor  β1- and β2-adrenergic  (ADRB1  and ADRB2) yang diekspresikan pada beberapa jaringan dan  subtype predominan  β-receptor  pada cardiac neurosit dan adiposit.
  • Substitusi asam amino pada glysin oleh arginin pada posisi 389 mempunyai penurunan lipolisis.
  • Varian pada PPARG dan ADRB1 juga menunjukkan gabungan additive pada MetSrisk.
  • Gabungan resiko pada keduanya berhubungan dengan peningkatan konsentrasi trigliseride sepanjang waktu.
  • Varian ADRB1 juga berhubungan dengan peningkatan konsentrasi plasma glukasa puasa.
  • Dan gabungan atara level trigliserid dapat dijelaskan dengan efek pada adipogenesis dan lipólisis.
  • Gen APOA5 meliputi metabolismo trigliserid dan dimodulasi oleh factor diet.
  • Gen criptic APOA2 mempunyai potencial apolipoprotein pada intake makanan, indeks massa tubuh dan postprandial lipidemia.
  • Masa lemak dan obesitas mempunyai hubungan gen (FTO).

Anda sedang membaca artikel tentang Nutrigenomik Pada Sindrom Metabolik dan anda bisa menemukan artikel Nutrigenomik Pada Sindrom Metabolik ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/04/nutrigenomik-pada-sindrom-metabolik_7.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Nutrigenomik Pada Sindrom Metabolik ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Nutrigenomik Pada Sindrom Metabolik sebagai sumbernya.

1 comment: