Terapi
Deteksi dan penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan morbiditas serta mortalitas
akibat gangguan kardiovaskular dan renal. Target utama terapi pada pasien
hipertensi, khususnya mereka yang berusia ≥ 50 tahun adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di
bawah 90 mmHg serta mengontrol faktor risiko. Pada pasien hipertensi yang
disertai penyakit diabetes dan penyakit renal, target tekanan darah yang harus
dicapai < 130/80 mmHg. Dengan pengobatan ini, diharapkan tekanan darah akan
terkontrol, sekaligus mencegah terjadinya komplikasi pada berbagai organ
vital (Indonesian Society of
Hypertension (InaSH) 2007).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2
jenis yaitu pengobatan non-obat (non-farmakologis) dan dengan obat
(farmakologis).
Terapi Non-Obat (Non-Farmakologis)
Pengobatan non-farmakologis diantaranya adalah dengan
modifikasi gaya hidup yang meliputi :
1.
Mengatasi obesitas / menurunkan kelebihan berat badan
2.
Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
3. Mengusahakan cukup asupan kalium
4.
Menciptakan keadaan rileks
5.
Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
6.
Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Tabel 2.4. Modifikasi Gaya Hidup untuk Hipertensi (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Modifikasi
|
Rekomendasi
|
Rerata
penurunan tekanan sistole
|
Penurunan berat badan
|
Jaga berat badan
(BMI 18,5-24,9 kg/m2)
|
5–20 mmHg/10 kg penurunan berat badan
|
Penerapan pola makan DASH
|
Konsumsi banyak buah, sayur, lowfat dairy product dengan
kandungan lemak jenuh dan lemak total yang rendah
|
8–14 mmHg
|
Penurunan konsumsi natrium
|
Konsumsi tidak lebih dari 100mmol/hari (2,4 g natrium
atau 6 g NaCl)
|
2–8 mmHg
|
Aktivitas fisik
|
Melakukan aktivitas aerobik secara teratur seperti
jalan cepat (sedikitnya 30 menit/hari, hampir setiap hari dalam seminggu)
|
4–9 mmHg
|
Pengurangan konsumsi alkohol
|
Batas konsumsi tidak lebih
dari 2 minuman (1oz/30 mL ethanol; Cth: 24 oz beer, 10 oz wine) per hari pada
pria dan 1 minuman pada wanita, serta lebih ringan pada mereka dgn BB tinggi
|
2–4 mmHg
|
Terapi Obat (Farmakologis)
Pengobatan hipertensi dilandasi
oleh beberapa prinsip sebagai berikut :
1.
Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan penyebab
hipertensi
2.
Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi
3.
Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti
hipertensi
4.
Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan kemungkinan
seumur hidup
Jenis-jenis obat anti hipertensi yang
digunakan diantaranya diuretik seperti
hidroklorotiazid, penghambat simpatetik (metildopa, klonidin dan reserpin),
beta bloker (metoprolol, propranolol dan atenolol), vasodilator (prazocin,
hidralasin), penghambat ensim konversi angiotensin (captopril), antagonis
kalsium (nifedipin, diltiasem dan verapamil), penghambat reseptor angiotensin
II (Valsartan)(Guidelines Subcommittee WHO, 1999).
Komplikasi dari Hipertensi yang tidak terkontrol
Komplikasi hipertensi berkaitan erat dengan peningkatan
tekanan darah yang memiliki konsekuensi perubahan pada pembuluh darah dan
jantung, atau berhubungan dengan aterosklerosis yang menyertainya, dengan
kejadian yang semakin meningkat pada hipertensi yang kronis. Semakin tinggi
tekanan darah, risiko untuk menderita komplikasi pun semakin besar. Komplikasi
yang serius pada hipertensi diantaranya; stroke (75%), jantung (15%) dan ginjal
(10%) (Lisyani, 2004).
Hipertensi merupakan
faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler, stroke, perdarahan
intraserebral, meningkatkan risiko gagal jantung, insufisiensi dan gagal
ginjal, serta dapat merupakan kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa
(Domino & Kaplan, 2005).
No comments:
Post a Comment