Dizziness adalah sensasi
kepala terasa ringan, seperti akan pingsan, berputar, perasaan mabuk,
bisa tidak mengarah (seperti gangguan mental, pandangan kabur, pusing,
atau perasaan perih, dan sebagainy). Pasien dengan gangguan berjalan,
mielopati, spastisitas, parkinsonism, atau ataksia serebelar kadang mengeluh dizziness
walaupun tanpa vertigo atau yg sejenis (Triwibowo,2001; Daroff &
Carlson, 2005; Wasilah Rochmah 2006).
Dizziness dalam konsultasi
pelayanan primer adalah sebanyak 2%, dan merupakan penyebab ke 13 di ilmu
penyakit dalam. Dizziness jarang
mengancam jiwa, tetapi menyebabkan
penyakit serius pada lansia à roboh, takut roboh, ansietas/ depresi, hilangnya
kemandirian (Adelman, 2001, Kroenke et al, 2000; Kwong & Pimlott,
2005; Yardley et al, 2004, Branch & Barton 2006).
Adapun
etiologi dari dizziness adalah:
Ø
Analisis Sistematis :
•
Vestibulopati perifer 44%
•
Vestibulopati sentral 11%
•
Psikiatris 16%
•
Kondisi lain 26%
•
Tidak diketahui 13%
“ sindrom
geriatrik” melibatkan berbagai faktor predisposisi (Kroenke & Hoffman,
2000; Branch & Barton 2006; Tinetti dkk 2006).
SUBTYPE DIZZINESS
1. Vertigo
Paling banyak ditemukan pada perawatan primer , yaitu sekitar
54%,biasanya dengan adanya Sensasi (halusinasi) berputar,,dan pada perawatan
primer 93% : BPPV, neuronitis vestibuler akut, dan Meniere.
Diagnosis banding vertigo :
•
Vestibuler perifer (sistem
saraf perifer)
♥
Benign Paroxysmal Positional
Vertigo/ Benign Positional Vertigo (BPPV/BPV)
♥
Labirintitis
♥ Penyakit
Meniere
•
Vestibuler sentral (sistem
saraf sentral)
♥ Umumnya
jarang, pada lansia < 10%
♥ Iskemik
serebrovaskuler sering seiring dengan peningkatan usia
♥ Dizziness
jarang muncul sebagai gejala tunggal
♥ Dizziness
“new onset” + simptom lain (sakit kepala, gg visus, simptom neurologis) à kemungkinan
gg SSP serius
•
Kondisi lain
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
Umumnya penyebab tunggal
dizziness pada lansia,dan merupakan Kondisi episodik, biasanya sembuh sendiri.
Pencetus :
•
Pergerakan kepala mendadak atau
•
Perubahan posisi tubuh spt
berguling di tempat tidur
Penyebab :
•
Akumulasi debris dalam kanal
sirkuler
•
Pergerakan debris à menstimuli
mekanisme vestibuler à symptom
•
Kadang berkaitan temporer
Diagnosis :
•
Tes Dix-Hallpike (Tes Barany /
Tes Nylen-Barany)
Terapi
•
Manuver Epley à merelokasi
debris di kanal semirkuler posterior ke vestibula
•
Senam Vertigo à desensitisasi
Labirintitis
•
Sembuh sendiri (hari – minggu)
•
Inflamasi pd saraf vestibuler
Penyakit Meniere
•
Biasanya usia muda
•
Bukan penyebab umum dizziness
pd lansia
•
Sembuh sendiri tapi seringkali
berulang
•
Akhirnya fase kronik “burned
out” ; hilangnya pendengaran makin jelas tapi episode dizziness berkurang .
2.
Presinkop
Merupakan
Suatu sensasi akan pingsan atau hilangnya kesadaran, sering diawali pandangan
buram & terdengar suara gemuruh di telinga, dan Biasanya tanda pasokan
darah & nutrisi yang tidak adekuat ke otak .
•
Kardiovaskuler : timbul gejala
tiba2, dan dapat terjadi pada segala posisi (umumnya)
•
Hipotensi ortostatik : timbul
dizziness dalam detik – menit saat bangun ataupun berdiri
•
Gg metabolisme sereberal (spt
Hipoglikemia) : timbul onset gradual, & menetap saat posisi berbaring
3.
Disekuilibrium
Merupakan
suatu rasa tidak kukuh (unsteadiness) atau ketidakseimbangan ,biasanya Terjadi
gangguan keseimbangan dan melangkah dlm kondisi tdk adanya gg sensasi di
kepala Dizziness in the feet.
Penyebab :
•
Defisit sensoris tunggal atau
multipel (umumnya)
•
Kondisi lain yang mempengaruhi
mobilitas (umumnya gangguan SSP) seperti
parkinson, stroke, dan sklerosis multipel .
4.
Vague light-headedness
Penyakit ini tidak dapat
diidentifikasi sebagai tipe 1,2, atau 3,,Penyebabnya pun kadang sulit ditentukan.. Feeling like in a
constan fog,,dan Seringkali psikogenik .Adapun penyebab lain seperti ensefalopati, multisensory dizziness, atau
kondisi lain.
INVESTIGASI DIZZINESS
•
Riwayat Penyakit
o
Onset & perjalanan simptom
o
Simptom dijelaskan pasien
sendiri
o
Subtipe dizziness
o
Obat yang dikonsumsi
•
Pemeriksaan Fisik
o
Ortostatik (Hipotensi
ortostatik : penurunan TDS ≥ 20 mmHg (≥
20%) dengan atau tanpa gejala setelah
berdiri (setelah 2 menit berdiri) ; (setelah ≥ 5 menit berbaring)
o
Kardiovaskuler (Aritmia,
klainan katup, bruit carotis )
o
Neurootologik (Pemeriksaan
telinga (luar & tengah), saraf kranial, & tes fistula)
o
Visus
o
Hiperventilasi 2 menit
o
Tes Romberg (mengevaluasi
komponen vestibuler, propioceptive, & serebelar)
o
Tandem gait test (mengevaluasi
komponen vestibuler, propioceptive, & serebelar)
o
Tes Bera
o
Pemijatan sinus karotis
(Monitoring EKG dan KI : bruit karotid, digoksin, riwayat Stroke, stenosis
aorta)
o
Hallpike manuver
o
Status kognitif (MMSE : total
skor 30, < 24 suggestive demensia/delirium)
o
Simptom depresi ( the
Center for Epidemiologic Studies-Depression test (CES-D))
o
Simptom ansietas (the Hamilton
Anxiety Scale (HAS) dan Tujuh psychic anxiety item : rentang 0-28 Tujuh somatic
anxiety : rentang 0-28 )
•
Pemeriksaan Penunjang
o
Rutin : EKG, gula darah, &
darah rutin
o
Penunjang lain berdasarkan
pendekatan sistematis bukan “shotgun”
o
Audiogram : gangguan pendengaran + vertigo, kelainan neurootologik
o
Elektronistagmografi
o
MRI tulang temporal : neuroma
akustik/ cerebellopontine angle masses
o
CT tulang temporal :
kolesteatoma/ lesi telinga tengah
o
Rontgen cervical : cervical
dizziness
o
Ekokardiogram, dopler karotis
& arteri vertebral, tilt-table testing, & 24 jam holter monitoring :
presinkop
Colledge et
al :
•
Evaluasi dizziness pada lansia
•
Tidak dapat membedakan :
o
Pemeriksaan darah, EKG, ENG,
MRI
•
Membedakan :
o Posturografi
o Assessment
klinis (pemeriksaan fisik, provokasi dizziness)
o Assessment
Psikologis
PENANGANAN
•
Pengobatan yang paripurna,
multi- dan inter – disiplin tergantung pada penyakit atau pencetus yang
mendasarinya.
•
Segera merujuk lebih lanjut ke
ahli yang lain yang kompeten dibidangnya.
•
Pengobatan simptomatik dapat
menggunakan anti histamin, , calsium antagonis, sedative, anti kolinergik (efek
sementara).
•
Setiap pemberian medikasi pada
usia lanjut harus dipertimbangan untung ruginya.
•
Bila vertigo perifer (BPPV) dapat
diberikan desensitasi dengan latihan gerakan khusus yang disebut senam vertigo.
Kesimpulan
- Dizziness memang sering terjadi pada lansia, namun
keadaannya tetap tidak boleh dianggap remeh, sebab sangat erat kaitannya
dengan berbagai system organ lain.
- Ada empat subtype dizziness : vertigo (biasanya oleh
gangguan vestibuler baik sentral maupun perifer), presinkop (kebanyakan
oleh penurunan perfusi dan hipoksia otak), disekuilibrium ( oleh ganguan
system sensoris dan system musculoskeletal) dan vague light –headedness
(klasifikasi lain)
No comments:
Post a Comment