Beberapa penyakit yang berhubungan
dengan usia tua yang menyerang mata adalah:
- Arkus senilis
- Kelopak mata: blefarokhalasis,
entropion, ektropion
- Katarak
- Age related macular degeneration
(ARMD)
- Glaukoma
Ada juga glaukoma,
tapi sebenarnya glaucoma bukan penyakit yang dikarenakan proses penuaan. Namun
prevalensinya tinggi pada usia tua sehingga menjadi masalah yang penting
diperhatikan pada pasien lansia.
Salah
satu kasus yang palin popular di masyarakat adalah katarak. Katarak merupakan
gangguan berupa kekeruhan pada lensa mata. Katarak yang disebabkan oleh usia
yang menua disebut katarak senilis, yang secara morfologi dapat dibagi atas
katarak subskapular, nuklearis, dan kortikalis. Katarak dapat membuat visus
mata turun, karena kekeruhan lensa mengakibatkan pandangan mata mengabur. Dalam
anamnesis biasanya sih pasien mengatakan kalau pada pandangan matanya ada
seperti kabut gitu...Jika dibiarkan terus-menerus, maka penurunan visus ini
dapat berakhir pada kebutaan. Namun kebutaan yang dikarenakan katarak bersifat
reversibel.
Beberapa
indikasi untuk dilakukan tindakan terhadap katarak adalah:
- Perbaikan visus.
- Indikasi medis, untuk menghindari
uveitis & glaukoma sekunder. Jadi pokoknya klo katarak sinilis itu
jadi mature dan tidak dioperasi maka akan dapat terjadi uveitis yang bisa
kemudian juga uveitis ini akan berkembang menjadi glaukoma (ntar juga
dijelasin dibawah kok teman-teman..hehehe).
- Indikasi kosmetik. Contohnya
adalah pada pasien dengan visus 0 (kerusakan pada saraf penglihatan),
ingin dioperasi karena ingin menghilangkan warna putih keruh pada bola
matanya.
Tindakan pada katarak hanya dapat
berupa oprasi dan mengganti lensa mata, karena belum ditemukan teknik untuk
membuat lensa mata yang keruh menjadi jernih kembali. Beberapa teknik oprasi
katarak:
- Intracapsular cataract extraction
(EKIK/ICCE). Yaitu lensa dan kapsulnya diambil seluruhnya.
- Extracapsular cataract extraction
(EKEK/ECCE). Kapsul lensa posterior tidak diambil, tapi digunakan sebagai
tempat bagi lensa intraocular.
- Phacoemulsification. Pada metode
ini lensa dihancurkan kemudian disedot, tanpa insisi yang lebar atau luka
bekas yang besar.
Jika tidak ada kerusakan pada saraf
penglihatan, maka kualitas penglihatan dapat dikembalikan seperti semula.
Tapi
teman-teman, harus hati-hati dalam melakukan tindakan. Karena operasi ini bisa
menimbulkan komplikasi yang tentunya harus dihindari, yaitu:
- Jika tidak hati-hati dan lensa
belakang sobek, tempat untuk lensa intraokular tidak ada dan akan sulit
untuk meletakkan lensa lagi.
- Jika pasien tidak kooperatif
(oprasi dilakukan dengan bius lokal sehingga pasien tetap sadar), maka
dapat terjadi trauma.
- Dapat terjadi komplikasi awal,
diantaranya prolaps iris, dislokasi lensa (jika bentuk mata berubah akibat
adanya glaukoma), atau jika terlalu banyak manipulasi mengakibatkan kornea
keruh sehingga dibutuhkan transplantasi kornea.
- Dapat terjadi infeksi akibat OK
(kamar operasi) yang tidak steril, sehingga mengakibatkan endoftalmitis
akut (terdapat pus di dalam vitreous) yang bisa berakhir dengan kebutaan.
- Komplikasi lambat berupa Abses
kornea, lensa intraokular melorot, reaksi negatif terhadap benang jahitan,
dekompensasi kornea
- Terjadi opacity pada lensa
posterior, yaitu kapsul menjadi keruh. Hal ini sering terjadi pada katarak
yang belum matur. Hal ini dapat diatasi dengan menyobek lensa dengan
teknik laser.
Katarak senilis
secara klinis dapat dibagi atas insipien (agak keruh), imatur (lebih kabur),
matur (indikasi untuk oprasi), dan akhirnya dapat terjadi hypermatur yang dapat
mengakibatkan uveitis dan glaukoma.
No comments:
Post a Comment