SIFILIS

Definisi :
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya. 
Etiologi:
Penyebab Sifilis tuh bakteri yang namanya Treponema pallidum (utk slnjutnya qt singkat TP aj y), yang termasuk ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema.  Dia tuh termasuk bakteri gram negative, bentuknya spiral teratur, panjangnya antara 6-15 mikrometer dan lebar 0,15 mikrometer.  Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju kyak gerakan pembuka tutup botol. Dia membiak secara melintang, pada stadium aktif terjadi sekitar 30 jam.
Transmisi:
      a)     Kontak seksual
     Jadi si TP tuh masuk lewat abrasi/mikrolesi yang ditimbulkan oleh hubungan seksual. 
     b)    Transplasental, kan dah disebutin klo ibu yang sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin.
Patogenesis:
Kontak langsung dari lesi yang infeksius TPà masuk ke mukosa/selaput lendirànyebar ke kelenjar limfe dan pembuluh darah (disseminata via lymphogen dan hematogen)àke seluruh tubuh.
Klasifikasi:
Sifilis dapat dibagi menjadi:
     a)     Sifilis Kongenital, dibagi lagi menjadi dini (sebelum dua tahun) dan lanjut (sesudah dua tahun)
   b) Sifilis akuisita (acquired), yang perjalanan klinisnya klo gak diobati adalah: Sifilis primer, Sifilis sekunder, Sifilis laten dini, dan laten lanjut/tersier. WHO membaginya berdasarkan epidemiologiknya, yaitu:
·         Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi), terdiri atas Sifilis primer, sekunder, rekuren (maksudnya relaps/kambuh yang terjadi secara klinik berupa kelainan kulit mirip sifilis sekunder, maupun secara serologic yang telah negative menjadi positif. Hal ini terjadi terutama pada sifilis yang tidak diobati atau yang mendapatkan pengobatan tidak cukup, ato proses imunitas yang gagal mengontrol infeksi) dan stadium laten dini.
·         Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun setelah infeksi), terdiri atas stadium laten lanjut dan sifilis sekunder.
Bahas atu2 yach…
    1)    Sifilis primer
Masa tunas/inkubasi biasanya adalah 3 minggu setelah kontak seksual.  TP masuk ke dalam selaput lendir atau kulit yang telah mengalami lesi/mikrolesi, biasnya melalui sanggamaà TP membiakàjaringan bereaksi dengan membentuk infiltrate yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasmaàpapula lentikularà permukaannya segera menjadi erosi (yang juga disebabkan oleh enarteritis obliterans vasa2 kecil, sehingga menyebabkan kehilangan pendarahan) yang permukaannya tertutup krustaà umumnya kemudian menjadi ulkus. 
Nah ulkus yang terletak di genitalia ekterna (pada pria tempat yang sering dikenai adalah sulkus koronarius, sedangkan pada wanita di labia minor dan mayor. Tapi biasa juga dapat terjadi di ekstra genital, misalnya di lidah, tonsil, ato anus klo prilaku seksnya menyimpang..) tersebut biasanya bulat dan tunggal/soliter, tapi bisa juga multiple, ukurannya sekitar 1-2 cm. Ulkus tersebut dasarnya bersih (gak tertutup oleh jaringan nekrotik/pus) berupa jaringan granulasi yang bewarna merah, di atasnya hanya terdapat serum, tepinya rata/ batas tegas, menggaung (dalam lekukannya), dan kulit di sekitarnya tidak menunjukkan tanda2 radang akut. Yang khas ialah ulkus tersebut gak sakit dan indolen serta teraba indurasi, artinya tepi ulserasi meninggi dan mengeras, makanya disebut ulkus durum (durum:keras).  Kelainan tersebut disebut sebagai afek primer.  Afek primer tersebut sembuh sendiri (tapi cuma sembuh sec. klinis, bukan sembuh beneran. Ktanya sih karena TP udah menyebar lewat lymphogen dan hematogen) antara 4-6 minggu.
Seminggu setelah afek primer, biasanya terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional di inguinal bilateral, sebagai kompensasi dari sistem imun.  Kelenjar tersebut solitary, indolen, tidak lunak, besarnya biasanya lentikular, tidak supuratif, dan tidak terdapat periadenitis. Kulit di atasnya tidak menunjukkan gejala tanda-tanda radang akut. Keseluruhannya disebut sebagai kompleks primer.
            Sebagai tambahan, ada istilah syphilis d’emblee, artinya sifilis yang gak ada afek primernya, biasanya kumannya masuk lewat transfusi darah atau suntikkan.
     2)    Sifilis sekunder
Biasanya muncul 3-4 minggu setelah ulkus durum sembuh. Lama sifilis sekunder dapat sampai sembilan bulan. Berbeda dengan sifilis primer yang tanpa disertai gejala konstitusi, pada sifilis sekunder dapat disertai gejala tersebut yang terjadi sebelum atau selama sifilis sekunder.  Gejala umumnya tidak berat, berupa anoreksia, turunnya berat badan, malaise, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, dan atralgia.
Pada sifilis sekunder, kuman yang telah masuk lewat pembuluh darah dapat masuk ke kulit lagi, sehingga lesi yang timbul dapat berupa lesi kulit, lesi pada selaput lendir, pada kelenjar getah bening, dan pada organ tubuh (misalnya mata, hepar, tulang, dan saraf).
Kelainan kulit dapat berupa macula, papula, dan pleomorfi/polimorfi (artinya semua UKK bisa muncul), sehingga disebut sebagai the great imitator, karena lesinya dapat menyerupai berbagai penyakit kulit lain. Selain itu lesi kulitnya bersifat generalisata dan simetrik, tapi pada sifilis sekunder stadium lanjut, tidak generalisata lagi, dan juga gak simetrik.
Bentuk lesi yang dapat muncul adalah:
·         Roseola
Yakni eritema, macular, berbintik-bintik atau berbercak-bercak. Disebut sebagai roseola sifilitika. Lokasinya generalisata dan simetrik (karena muncul pada sifilis sekunder dini), telapak tangan dan kaki dapat dikenai (qt tuh harus bersyukur, coz ini merupakan tanda yang agak khas dari sifilis sekunder..). Roseola dapat menghilang, dan lalu menghilang, biasanya tanpa bekas, ato ninggalin bercak hipopigmentasi dan disebut leukoderma sifilitikum).  Klo roseola terjadi pada kepala, bisa jd botak, yang akan dijelasin kemudian.
·         Papul.
Bentuk ini merupakan bentuk tersering yang terlihat pada sifilis sekunder, bentuknya bulat, ada kalanya bersama-sama dengan roseola.  Papul tersebut dapat berskuama yang terdapat di pinggir (koleret) dan disebut papulo-skuamosa.  Skuama dapat pula menutupi permukaan papul, sehingga mirip psoriasis, dinamai psoriasisformis.  Klo papul2 tsb menghilang, juga dapat meninggalkan jejak-jejak hipopigmentasi yang disebut leukoderma sifilitikum, yang akan menghilang perlahan-lahan, klo di leher disebut leukoderma coli atau colar of venus.
Bentuk papul yang lain adalah kondilomata (tunggal:kondiloma) lata (lata=datar), yang terdiri atas papul-papul lentikular, paermukaannya datar, sebagian berkonfluensi, terletak pada lipatan kulit, sebagai papul basah di daerah yang lembab, akibat gesekan antar kulit sehingga permukaannya menjadi erosive, eksudatif dan sangat menular. Tempat predileksinya di lipat paha, skrotum, vulva, perianal, dan di bawah mammae, dan antar jari kaki.
·         Pustul
Bentuk ini jarang didapat. Mula2 papulàvesikelàpustul. Bentuk ini sering tampak pada kulit yang bewarna dan jika daya tahan tubuh menurun. Timbulnya pustule dapat disertai oleh demam, mirip dengan penderita varisella, mkanya disebut sifilis variseliformis.
·         Bentuk lain
a)       Sifilis sekunder pada mukosa
Kelainan pada mukosa ini disebut anantem, terutama pada mulut dan tenggorok, kerongkongan dan serviks juga dapat diserang.  Umumnya berupa macula eritematosa, yang cepat berkonfluensi sehingga membentuk eritema yang difus, berbatas tegas dan disebut angina sifilitika eritematosa.  Keluhannya nyeri pada tenggorok, terutama pada tenggorok, terutama pada waktu menelan. Sering faring juga diserang, sehingga memberi keluhan suara parau. Keluhan lain adalah yang disebut plaque muqueuses (mucous patch), berupa papul eritematosa, permukaannya datar, dapat pula timbul di mukosa alat genital, dan biasanya erosif.  Umumnya, kelainan pada mukosa tidak nyeri, lamanya beberapa minggu.
b)      Sifilis sekunder pada rambut
Pada Sifilis sekunder yang masih dini, sering terjadi kerontokan rambut, umumnya gak khas, bersifat difus, mkanya disebut aloplesia difusa. Pada sifilis sekunder lanjut, kerontokannya setempat-setempat, jadi gak smua kepala jadi botak, tampak sebagai bercak-bercak yang ditumbuhi oleh rambut yang tipis, jd kyak digigit ngengat ato kyk digigit tikus, mkanya disebut aloplesia areolaris ato moth-eaten aloplecia, biasanya di daerah occipital.  Jadi bercak-bercak tsb disebabkan oleh roseola/papul, akar rambut dirusak oleh TP.  Kerusakan tersebut jg terjadi pada alis mata bagian lateral dan janggut. (hayo,, yang botak..jangan-jangan??)
c)      Sifilis sekunder pada kuku
Onikia sifilitikaàkuku jd rapuh, warnanya putih, kabur, bagian distal lempeng kuku menjadi hiperkertotik sehingga kuku terangkat.
Paronikia sifilitikaàradang kronik, kuku rusak, kadang2 kuku terlepas
d)      Sifilis sekunder pada alat lain
Ø  Kelenjar getah beningàseluruh kel getah bening superficial membesar
Ø  Mataàuveitis anterior, koroido-retinitis (jarang)
Ø  Hepar dan lienà hepatosplenomegali, hepatitis, ikterus ringan
Ø  Tulangàefusi pada sendi dan bursa, bengkak, periostitis
Ø  Sarafàmeningitis akut/subakut, peningkatan tek intracranialànyeri kepala, muntah, udema papil.
     3)    Stadium Laten dini
Pada stadium ini gejala sifilis sekunder sudah hilang.  Laten berarti tidak ada gejala klinis dan kelainan, termasuk alat-alat dalam, tetapi infeksi masih ada dan aktif.  Tes serologik darah positif, artinya didalam tubuhnya sudah dapat terdeteksi antibody anti-treponema, dianjurkan untuk tes VDRL dan TPHA.  Hasil tes likuor serebrospinal negative. Stadium ini terjadi pada waktu kurang dari 1 tahun setelah terinfeksi
     4)    Sifilis laten lanjutàSifilis tersier
Pada tahap ini, biasanya tidak menular, diagnosis ditegakkan dengan  pemeriksaan tes serologic.  Mulai muncul 2-30 tahun sesudah infeksi primer, dapat menetap selama bertahun-tahun, bahkan dapat seumur hidup.  Stadium ini hanya terjadi pada sekitar 30% dari kasus sifilis.  Manifestasinya berupa beberapa lesi kulit yang distribusinya asimetris.  Sulit menemukan TP pada lesi, sehingga lesi menjadi kurang infeksius bila dibandingkan dengan sifilis primer dan sekunder.  Pada stadium ini dapat pula disertai kerusakan jaringan/organ. Beberapa lesi yang ditimbulkan adalah:
a)     Gumma: lesi spesifik
TP terletak antara endotellium kapiler dan jarinan perivaskular disekitarnyaàperubahan hipertropik endotelliumàobliterasi lumen (enarteritis obliterans)àperadanganà nekrosisà gumma (infiltrate sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, dan destruktif).
Besar gumma bervariasi dari lentikular hingga sebesar telur ayam.  Tanpa pengobatan, gumma tersebut akan bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun.  Biasanya gumma solitary, tapi dapat pula multiple, umumnya asimetrik.
b)    Sifilis tersier pada mukosa
Gummaà di mulut, tenggorok, septum nasi. Ulkus dapat bersifat destruktif, sehingga dapat merusak tulang rawan septum nasi dan palatum molle sehingga dapat menyebabkan terjadinya perforasi.
c)    Sifilis tersier pada tulang
Ada dua bentuk, periostitis gumatosa dan osteitis gumatosa. Paling sering menyerang bahu, femur, fibula dan humerus
d)    Sifilis tersier pada alat dalam
Heparàgumma multipleàsembuhàfibrosisàhepar mengalami retraksiàmembentuk lobus2 tak teraturàhepar lobatum
Gumaàmenyebabkan fibrosis pada: esophagus, lambung, paru, ginjal, ginjal, vesika urinaria, dan prostat
e)    Sifilis kardiovaskular
Pada dinding aortaà terjadi infiltrasi perivaskular (sel plasma dan limfosit)àenarteritis-àiskemiaàlapisan tunica intima dan media juga dirusakàpelebaran aortaà aneurismaà jika mengenai aorta ascendensà benjolan dan pulsasi pada sebelah kanan atas sternumàjika aneurisma membesarà menggeser trachea dan menyumbat vena cava superiorà mati eh.. meninggal mxudnya,, karena rupture ke pleura, pericardium dan bronkus.
f)     Neurosifilis
Dibagi jadi empat macam:
Ø  Neurosifilis asimptomatik, kelainan pada LCS yang belum menimbulkan gejala
Ø  Sifilis meningovaskular, pembuluh darah di otak mengalami endarteritis proliferative dan infiltrasi perivaskular berupa limphocyt, sel plasma dan fibroblast
Ø  Sifilis parenkim, yakni tabes dorsalis (kerusakan pada radiks posterior dan funikulus daerah torako-lumbalis dan nervus craniales) dan demensia paralitika (meningoensefalitis yang terutama mengenai otak, ganglia basal, dan daerah sekitar ventrikel ketigaàatrofi pada korteks dan substansi albaàkorteks menipisàhidrosefalus
Ø  Guma, dapat solitary atau multiple pada vertex atau dasar otakà klo membesar akan menyerang dan menekan parenkim otak
5)    Sifilis congenital
Sifilis ini didapat dari ibu dengan sifilis awal yang menularkan infeksinya via transplasental, dan infeksinya terjadi pada saat usia kehamilan lebih dari 4 bulan. Soalnya, klo kurang dari 4 bulan sistem imun fetus belum berkembang dengan baik, padahal kan manifestasi klinis dari sifilis terjadi karena adanya reaksi imun, baik yang bersifat innate, maupun spesifik.  Beberapa cirri khas dari manifestasi klinis sifilis congenital: tidak pernah terjadi ulkus, manifestasi klinis awal lebih berat disbanding sifilis dapatan, sistem kardiovaskular sering terlibat, dapat mengenai mata, telinga, hidung, dan sering juga merusak sistem skeletal.
a)     Sifilis congenital dini (<2 tahun), manifestasi klinisnya:
Ø  Lesi kulit: kelainan kulit yang pertama kali terlihat pada waktu lahir ialah bula bergerombol, simetris pada telapak tangan dan kaki, kadang2 pada tempat lain di badan.  Cairan bulla mengandung banyak T.pallidum. Bayi tampak sakit. Bentuk ini disebut pemfigus sifilitika.  Kelainan lain timbul pada bayi berumur beberapa minggu, yakni terbentuknya papul atau papuloskuamosa yang mirip dengan sifilis sekunder.  Pada tempat yang lembab, papul dapat mengalami erosi seperti kondiloma lata
Ø  Terjadi pendarahan pada mukosa hidung dan pharing, sehingga menimbulkan kesulitan bernapas
Ø  Hepatosplenomegali, karena invasasi TP sehingga terjadi terjadi fibrosis yang difus, dapat terjadi udema dan sedikit ikterik
Ø  Tulang sering diserang pada waktu bayi berumur berumur beberapa minggu.  Osteokondritis pada tulang panjang umumnya terjadi sebelum berumur enam bulan dan memberi gambaran khas pada waktu pemeriksaan dengan sinar-X.  Ujung tulang terasa nyeri dan bengkak sehingga tidak dapat digerakkan, seolah-olah terjadi paralisis dan disebut pseudo paralisis Parrot
Ø  Terjadi anemia hemolitik, sehingga rentan terhadap infeksi
Ø  Neurosifilis aktif terdapat kira-kira 10%. Akibat invasi TP pada otak waktu intrauterine menyebabkan perkembangan otak terhenti.  Bentuk neuro sifilis meningovaskular yang lebih umum pada bayi muda mengakibatkan konvulsi dan defisiensi mental, dapat juga terjadi gangguan nervus II
b)    Sifilis congenital lanjut (>2 tahun), manifestasi klinis:
Ø  Keratitis interstitial merupakan gejala yang paling umum, biasanya terjadi antara umur 3-30 tahun, insidensinya 25% dari penderita dengan sifilis congenital dan dapat menyebabkan kebutaan.
Ø  Akibat diserangnya nervus VIII terjadi ketulian yang biasanya bilateral.
Ø  Neurosifilis berbentuk paralisis generalisata atau tabes dorsalis, jarang neurovascular.
Ø  Gigi Hutchinson, merupakan kelainan yang khas, hanya terdapat pada gigi insisi permanen.  Gigi tersebut lebih kecil daripada normal, sisi gigi konveks, sedangkan daerah untuk menggigit konkaf
Ø  Kelainan khas yang lain ialah pada gigi molar pertama, biasanya yang dibawah. Pertama kali dilukiskan oleh Moon dan disebut Moon’s Molar.  Permukaannya berbintil-bintil (tuberkula) sehingga mirip murbai, karena itu dinamai pula Mulbery molar.  Kelainan ini lebih sering terdapat daripada gigi Hutchinson.  Enamel di tempat itu tipis, hingga mudah terjadi karies dan cepat tanggal.
Ø  Ragades terdapat terutama pada sudut mulut, jarang pada lubang hidung dan anus.  Terbentuknya dari papul-paul yang berkonfluensi; akibat pergerakan mulut terjadi fisur yang kemudian mengalami infeksi sekunder, jika sembuh meninggalkan jaringan parut linear yang memancar dari sudut mulut (klo kta ibunya sih kayak kerut-kerut di sekitar mulut orang tua yang udah gak punya gigi)
Ø  Osteoporosis gumatosa meninggalkan deformitas sebagai sabre tibia. Nodus periosteal yang menyembuh sering memberi prominen yang abnormal dan pelebaran yang abnormal dan pelebaran regio frontalis yang disebut frontal bossing.  Kelainan ini bersama dengan saddle nose dan bulldog jaw disebut bulldog facies.
Ø  Abnormalitas kardiovaskular.
Diagnosis:
1.     Lab: mikroskop medan gelap (dark field), berguna untuk mendiagnosis sifilis primer, sebab pada ulkus durum, lesinya bersifat infeksius (ada TPny).  Cara pemeriksaan adalah dengan mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakkannya dengan mikroskop lapangan gelap. Pemeriksaan dilakukan tiga hari berturut-turut, jika hasil pada hari I dan II negative.  Sementara itu lesi dikompres dengan larutan garam faal.  Bila negative bukan selalu berarti diagnosisnya bukan sifilis, mungkin kumannya terlalau sedikit. Treponema tampak bewarna putih pada latar belakang gelap. Pergerakannya memutar terhadap sumbunya, bergerak perlahan-lahan melintasi lapangan pandangan.
2.     Antibodi serum, digunakan untuk mendiagnosis sifilis sekunder dan tersier, karena kadar titer antibodinya sudah tinggi.  Tes Serologik untuk sifilis dapat dibagi menjadi dua,  berdasarkan antigen yang dipakai, yakni:
a)     Tes nontreponemal
Contohnya adalah VDRL (Venereal Disease Research Laboratories).  Pada tes ini digunakan antigen tidak spesifik yaitu kardiolipin yang dikombinasikan dengan lesitin dan kolesterol, karena itu tes ini dapat memberikan Reaksi Biologik Semu.  Antibodinya disebut reagin, yang terbentuk setelah infeksi dengan TP, tetapi zat tersebut terdapat pula pada berbagai penyakit lain dan selama kehamilan.  Jadi pokoke, gak hanya sifilis aj yang memberikan hasil positif, tapi bisa juga collagen disease (SLE, rematik, dll). Hasil positif jika titer VDRL 1/16 atau lebih
b)    Tes treponemal
Tes ini bersifat spesifik karena antigennya ialah treponema atau ekstraknya.  Contoh tes ini adalah TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination Assay)
Treatment:
  Ø  sifilis primer & sekunder
            Benzatin penisilin G 2,4 juta IU, IM, ds tunggal
            anak: 50.000 IU/kg , IM, ds tunggal
   Ø  sifilis laten:
            laten dini: Benzatin penisilin G  2,4 juta IU. IM, ds tunggal
            laten lanjut: Benzatin penisilin G 2,4 juta IU, IM/mgg, 3 mgg
            anak: 50.000 IU/kg,IM,ds tunggal
            50.000 IU/kg,IM/mgg, 3 mgg
   Ø  Sifilis terstier: Benzatin penisilin G 2,4 juta IU/mgg, 3 mgg
            Tindak lanjut: ulang serologi, 6, 12, 24 bl
            Tx. Berhasil jika titer turun 4 x
Follow up:
Ø  Lakukan pemeriksaan serologi tiap 3 bln pd tahun I

Ø  Ulang serologi setiap 6 bln pd tahun II. Amati kembali pada tahun ke 3

Anda sedang membaca artikel tentang SIFILIS dan anda bisa menemukan artikel SIFILIS ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2015/11/sifilis.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel SIFILIS ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link SIFILIS sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment