Venous Thromboembolism (VTE)

Venous thromboembolism (VTE) merupakan penyakit kardiovaskular ke tiga tersering setelah jantung koroner dan stroke. Walaupun insidensi pada populasi umum tuh cuma sekitar 0,2%, tapi insidensi ini akan meningkat 10 kali lipat pada penderita rawat inap di rumah sakit, dan merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada pasien rawat inap. (kurang tahu data tahun berapa :( )
                Sebelum mbahas labih lanjut tentang VTE, ada baiknya kita kenalan dulu ama pembuluh darah yang namanya pembuluh vena.  Nah seperti yang telah kita pahami bersama, pembuluh darah ini mengatur jalannya darah dari organ perifer menuju jantung.  Nah, doi tuh punya banyak klep yang berfungsi mencegah berbaliknya arus aliran darah.  Selain itu, dinding vena sangat tipis, hanya sekitar 1/ 3 dari tebal dinding arteri.. Oleh karena itu, doi gak mampu menahan stasis aliran darah,, jadinya klo ada stasis di proximal, maka di distalnya akan terjadi oedema. Makanya bapaknya bilang klo suatu penyakit mengenai vena, maka prosesnya akut tapi komplikasinya kronik. Dan klo arteri, prosesnya kronik (karena dindingnya tebal) dan komplikasi akut..
                Dulu dianggap klo VTE init uh pernyakitnya orang bule.. coz orang Asia kyak qt2 ini dianggap terproteksi dari VTE karena diet dan gaya hidup, tidak adanya beberapa predisposisi genetic (misal faktor V leiden dah mutasi G20210A), dan proses hemostasis yang baik.  Nah,, nyatanya, menurut AIDA study, insidensi VTE di Asia adalah 41%, gak beda jauh aman Negara maju yang proteksinya 43-44%, trus Negara no.1 di Asia dengan jumlah insidensi VTE terbanyak.

Patogenesis VTE pada dasarnya cuma ada 3, yang disebut dengan triad Virchow, yaitu:
a.       Stasis
b.      Hypercoagulabilitas
c.       Trauma endothel

Sedangkan spectrum  VTE tuh bervariasi:
a.       Deep Vein Thrombosis (DVT)
DVT ini biasanya terjadi pada ekstremitas bawah, yang lokasinya ada di system illeofemoral dan vena betis. Biasanya unilateral dan ditandai dengan ektremitas yang nyeri, bengkak dan kemerahan.  Seseorang dikatakan suspek diagnosis DVT apabila ia mengalami pembesaran kaki yang difus dan menyakitkan, tanpa sebab yang jelas.
b.      Pumonary Embolism(PE)
PE tuh merupakan komplikasi DVT yang serius, yang disebabkan karena adanya embolus dari VTE yang menyebar, dan bisa ajah nyampe paru-paru..Bahanya, lebih dari sepertiga pasien bakal langsung meninggal sesaat setelah terjadinya PE, padahal gejalanya ga jelas. Sekedar data-data aja nih, 50% pasien dengan DVT pada kaki memiliki PE asimptomatik, dan 80% pasien PE ditemukan menderita DVT juga, jadi jelas kan klo kduanya berhubungan.
c.       Post thrombotic Syndrome
Karakteristik sindrom ini ditandai dengan adanya edema, sklerosis dan ulserasi, yang muncul pada 40-80% pasien DVT, dan munculnya dalam waktu 5-10 tahun setelah DVT.

Nah, sekarang kita mau ngebahas mengenai VTE pada populasi spesifik,yaitu:

a.       VTE dan kanker
Kanker dapat meningkatkan resiko VTE sebanyak 4.1 kali lipat, trus klo cancer yang diobati dengan chemotherapy dapat meningkatkan resiko VTE lebih parah lagi, 6.5 kali lipat.
Tumor tumor tersering yang tersering diasosiasikan  dengan VTE adalah kanker pancreas, kanker lambung, kanker paru, dan adenokarsinoma darin tempat primer yang belum diketahui. 
Kenapa kanker bisa menyebabkan VTE ??
penjelasan Virchow:
Stasis (venous stasis, yang disebabkan karena penakanan vascular oleh tumor yang besar, sehingga akhirnya terjadi imobilisasi aliran darah dech..), hiperkoagulabilitas (platelet activities (tumor-induced trombin, tumor ADP productions) ; direct procoagulant  production (tissue-factor like production cancer procoagulant) ; supresion of fibrinolytic activities) ,dan endothel injury (perusakan endothel secara langsung. Baik oleh si kankernya sendiri, maupun karena invasi ekstrinsik,misalnya bedah dan chemotherapy..)

b.      Traveller thrombosis
Ceritanya dulu ada seorang wanita cantik yang tiba-tiba meninggal karena naik pesawat ekonomi, coz  tiba-tiba dya mengalami PE. Hal ini disebabkan karena immobilisasi, sehingga terjadi venous stasis.
                
VTE bisa dicegah dengan menerapkan:
a.       VTE ALERT
               Terdiri atas:
1)      Kenali faktor resiko
2)      Lakukan penilaian terhadap faktor resiko dengan tepat
3)      Lakukan therapy prophylactic
Kita tuhn kudu menerapkan asas praduga bersalah pada pasien yang memiliki faktor resiko VTE.. mdxdna kita anggep dy VTE, trus eksplore lebih jauh lagi untuk mengetahui apakah dia benar2 mengalami VTE
b.      Prevensi VTE pada Penderita Rawat Inap
Lakukan pemeriksaan resiko VTE pada pasien-pasien yang:
1)      Sick, terutama yang menderita penyakit kronik, sebab doi kan harus immobile,, rawan bwat terjadinya venous stasis
2)      Old, sebab pada usia >60 tahun, resiko VTE naik 2-3 kali lipat

3)      Underwent Surgery, terutama pd pasien pasca operasi besar (>3 jam) atau yang mengalami operasi pada gastrointestinal atau operasi orthopaedic (mengganggu endothel, memacu koagulasi lewat sitokin-sitokin, mengganggu faktor-faktor anti koagulasi

Anda sedang membaca artikel tentang Venous Thromboembolism (VTE) dan anda bisa menemukan artikel Venous Thromboembolism (VTE) ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2015/11/venous-thromboembolism-vte.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Venous Thromboembolism (VTE) ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Venous Thromboembolism (VTE) sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment