Acne vulgaris merupakan manifestasi dari gangguan pada kelanjar
sebasea. Androgen yang aktif di usia remaja akan diubah menjadi
dehidrotestosteron (DHT). Hal ini menyebabkan produksi sebum meningkat. Di sisi
lain, DHT mengakibatkan keratinisasi yang berlebihan di kulit sehingga dapat
menyumbat jalan keluar sebum. Sebum yang terkurung namun produksinya tinggi
akan tertahan di dalam salurannya. Namun jika kapasitas saluran tidak
mencukupi, dapat mengakibatkan ruptur pada salurannya sehingga sebum menyebar
ke jaringan di sekitarnya dan mengakibatkan reaksi inflamasi. Selain itu
terdapat bakteri Propionibacterium acnes
yang memiliki enzim lipase yang mengubah sebum menjadi asam lemak bebas
sehingga memperparah inflamasi.
Acne vulgaris atau yang lebih dikenal sebagai JERAWAT
sebenarnya memiliki korelasi dengan diet tertentu, korelasi dengan hormon dan
insulin-like hormone. Ada beberapa perspektif apakah acne vulgaris diangap
penyakit atau bukan. Hal ini dapat dinilai dari tingkat morbiditas, mortalitas,
dan angka kecacatan yang ditimbulkannya. Acne vulgaris merupakan keluhan no 2
tersering sehingga termasuk morbiditas tinggi, namun tidak mengakibatkan
kematian. Untuk pengobatannya cenderung mahal, apalagi jika sudah mengakibatkan
kecacatan di kulit.
Karakter acne vulgaris:
a.
Inflamasi Kronis.
Pasien harus diinformasikan bahwa meskipun pengobatan jerawat telah berhasil,
jerawat masih bisa timbul selama masih terjadi hormone imbalance (e.g. pada
remaja)
b.
UKK-nya
pleomorphic, yaitu bentuknya sangat berfariasi sesuai dengan lamanya inflamasi
telah terjadi.
c.
Predileksi pada
area seborrhoic, yaitu pada daerah wajah, bahu, punggung, dada bagian atas, dan
lengan bagian atas.
Untuk mendiagnosa yang perlu diperhatikan adalah
predelesi, lesi (UKK), seborrhoea, dan usia. Untuk menyingkirkan diagnosis
banding, yang perlu dilihat adalah adanya komedo. Pada acne vulgaris komedo
dapat berupa:
·
Microcomedo,
yaitu komedo yang tidak tampak secara klinis.
·
Open comedo,
yaitu komedo black head karena adanya pigmen melanin.
·
Closed comedo,
yaitu komedo white head karena adanya lemak.
Varian pada Acne vulgaris dapat berupa jerawat pada bayi
yang diakibatkan paparan androgen selama kehamilan; bekas yang sulit hilang
pada orang berkulit gelap; pembentukan kista karena reaksi inflamasi yang
parah; Acne fulminan yang diakibatkan system imun yang menurut yang dapat
dipicu oleh stress. Gejalanya bersifat sistemik yaitu panas, demam, malaise,
dll.
Diagnosis banding pada acne vulgaris:
·
Rosacea. Gangguan
ini timbul akibat pemberian preparat kortikosteroid yang bersifat anti
inflamasi. Pemakaian preparat ini >2 minggu mengakibatkan atrofi kulit.
Dapat terjadi atrofi pada dermis sehinnga pembuluh darah mudah melebar karena
tidak ada jaringan yang menyangga. Rosacea tidak terdapat komedo, hanya
terdapat eritem yang disertai papul dan pustule. Gangguan akan meningkat jika
mengkonsumsi makanan pedas karena menyebabkan pembuluh darah semakin melebar.
·
Acneiform
eruption. Gangguan kulit ini disebabkan oileh obat yaitu kortikosteroid, INH,
Bromide, Iodide, dan Phenytoin, atau vitmin B dosis tinggi. Bentuk lesi
biasanya sama (monomorphic).
·
Perioral
dermatitis. Kasus ini banyak diakibatkan oleh penggunaan kosmetik.
·
Gram negative
folliculitis. Kasus ini disebabkan oleh pemberian antibiotik untuk bakteri gram
positive, sehingga bakteri gram negative tidak memiliki kompetitor sehinga
populasinya meledak di kulit.
Untuk pengobatan acne vulgaris dapat diberikan asam
retinoat topical, keratolitik (baik kimiawi maupun mekanis), atau diberikan
antibiotik dan antiinflamasi. Untuk pilihan treatment yang paling terakhir
dapat digunakan isotretinoin. Namun penggunaannya harus sangat hati-hati karena
bersifat teratogenik. Selain itu obat ini dapat mengakibatkan gangguan di liver
sehingga trigliserida meningkat, lemak dalam tubuh meningkat, sehingga berisiko
terjadi stroke. Di Indonesia obat ini masih ilegal. D negara lain yang
me-legal-kannya terdapat syarat penggunaan berupa informed consent, tidak boleh
hamil hingga 6 bulan setelah selesai pemakaian, dan disarankan memakai KB
double (e.g. KB pil oral dan IUD).
No comments:
Post a Comment