Metode Tanner merupakan suatu metode untuk menilai ciri-ciri seksual
sekunder baik pada wanita maupun pria, dengan cara mengobservasi
perubahan-perubahan perkembangan fisik seseorang. Pemeriksaan pematangan
seksual juga dapat diperiksa melalui tes darah (kadar esterogen dan
testosterone) dan juga melalui pemeriksan perubahan bentuk panggul, tulang
ileum dan pintu panggul.
Menurut metode Tanner, remaja diklasifikasikan menjadi :
- 1 – 2 : usia 10 – 13
tahun (early adolescent)
- 3 – 4 : usia 14 – 16
tahun (middle adolescent)
- 5 : usia 17 – 20 tahun
(late adolescent)
Tahap
maturitas seksual pada wanita menurut metode Tanner:
Tahap
SMR
|
Rambut pubis
|
Payudara
|
1
|
Preadolescent
|
Preadolescent
|
2
|
Masih tipis, pigmen kurang, lurus, terdapat garis
tengah pada labia
|
Payudara
papilla meninggi, diameter areola meningkat
|
3
|
Gelap, mulai keriting, jumlah rambut bertambah banyak
|
Payudara
dan areola membesar, belum terdapat pemisahan antara areola dan papilla
|
4
|
Rambut
kasar, keriting, banyak
|
Areola
dan papilla sudah agak terpisah
|
5
|
Matur, sudah
sempurna
|
Areola
dan papilla sudah terpisah dan terbentuk
|
Tahap
maturitas seksual pada laki-laki menurut metode Tanner:
Tahap
SMR
|
Rambut pubis
|
Penis
|
Testis
|
1
|
Belum
ada
|
Preadolescent
|
Preadolescent
|
2
|
Sedikit,
panjang, belum terpigmentasi
|
Perbesaran masih sedikit
|
Mulai membesar, berwarna pink
|
3
|
Berwarna gelap, mulai keriting, rambut masih
sedikit
|
Panjang
|
Membesar
|
4
|
Keriting,
banyak dan luas, juga berwarna gelap
|
Besar
dan panjang, perubahan ukuran glans penis
|
Membesar,
scrotum berwarna gelap
|
5
|
Matur
|
Ukuran
dewasa
|
Ukuran
dewasa
|
No comments:
Post a Comment