a)
Pneumonia
Definisi: Adalah proses inflammasi & infeksi oleh organisme
yang menginfeksi traktus pernapasan bawah sampai alveoli, yang mengakibatkan
pertukaran gas yang terganggu. Nah perlu dibedain antara pneumonia pneumonitis.
Klo pneumonia disebabkan oleh agen infeksi, nah klo pneumonitis bukan
disebabkan oleh agen infeksius, misalnya lupoid pneumonitis (krn SLE), lipoid
pneumonitis (karenan menghirup lemak), dan radiasi pneumonitis (akibat sinar X-Ray).
Etiologynya: bacteria,
virus, Mycoplasma, fungus, or from aspiration or inhalation of chemicals or
other toxic substances. Risk factors: cigarette smoking, chronic underlying
disorders, severe acute illness, suppressed immune system, & immobility. Patogenesisnya: Jika agen patologik dapat melawan host
defense maka akan terjadi proses pneumonia. Jika proses ini melibatkan
keseluruhan lobus paru (2 atau lebih), maka disebut sebagai pneumonia lobaris,
namun jika prosesnya berlangsung difus atau terbatas pada alveoli-alveoli dan
bronchus yang terinfeksi, maka disebut sebagai bronco pneumonia. Pada dasarnya,
terdapat empat tahap pathogenesis penyakit pneumonia, yang normalnya pada orang
immunocompetent berlangsung selama 7-10 hari, namun berlangsung lebih lama lagi
pada orang yang immunocompromised (3 mingguan). Tahap-tahap tersebut adalah:
Ø kongesti inflamasi (edema),
tahap ini ditandai dengan adanya eksudat protein (dan juga bakteri) pada
alveoli, namun bakteri jarang ditemukan secara klinis pada fase ini, sebab fase
ini berlangsung sangat cepat
Ø Red hepatization phase, fase
ini ditandai dengan adanya eritrosit
pada eksudat intra alveolar, sehingga memberikan penampakan bewarna merah.
Untuk mengkultur bakteri penyebab pneumonia, biasanya dilakukan pada fase ini.
Ø Grey hepatization phase,
fase ini ditandai dengan tidak ada lagi eritrosit yang mengalami ekstravasasi,
dan eritrosit yang ada telah mengalami lisis dan degradasi. Sel yang dominant
di fase ini adalah neutrofil, disini juga dapat ditemukan banyak deposisi
fibrin, dan bakteri telah menghilang pada fase ini.
Ø Resolution, pada fase ini,
makrofag adalah sel yang dominan pada intra alveolar, dan debris-debris dari
neutrophil, bakteri, dan fibrin telah dibersihkan.
Secara umum, gejala
pneumonia adalah: demam menggigil,
batuk berdahak, dyspnea, dan pleuritic chest pain
Hasil pemeriksaan fisik yang
mungkin adalah:
·
Demam
·
tachypnea (RR >20/min)
·
crepitations / rales
·
bronchial breathing
Pada pemeriksaan
penunjang menggunakan sinar X-ray, tidak mungkin kita bisa membedakan
organism penyebab pneumonia, karena berbagai organism dapat memberikan
penampakan hasil radiography paru yang sama, dan satu organism tidak konsisten
memberikan penampakan radiography paru yang sama. Komplikasi pneumoniaà lung
abscess empyema; pleural effusion ;bacteremia; metastatic infection. Untuk mendiagnosis kuman penyebabnya,
dilakukan kultur kuman yang bisa didapatkan dari: sputum, bronchoscopy, lung
biopsy, cairan pleural, dan darah.
Kelemahan dari kultur sputum
adalah:
v Kultur sputum mungkin gagal
untuk mendapatkan kuman pathogen pada infeksi non-bakterial atau organisme
fastidious (misalnya: pneumoniae;
Legionella)
v Kultur sputum dapat
menumbuhkan organism yang bukan merupakan penyebab infeksi (misalnya pada oropharyngeal
colonization with potential pathogen)
Tes diagnostic lainnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

Pada pasien
pneumonia yang memerlukan rawat inap, hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
sebagai berikut: chest x ray, arterial blood gas analysis, complete blood count,
blood culture, sputum Gram stain, culture. Treatment pneumonia pada dasarnya mencakup terapi supportif
(oksigenasi dan hidrasi) serta terapi antimicrobial
Prevensi Pneumonia: Vaksinasi influenza dan pneumococcal
Evaluasi pasien dengan kemungkinan pneumonia:
§ Apakah penyakitnya merupakan
infeksi?
§ Haruskah pasien dirawat inap?
§ Apa mikroba yang kemungkinan
menyebabkannya?
§ Apakah ada komplikasi yang
memerlukan treatment khusus?
Klasifikasi Pneunomia, berdasarkan:
Agent causal Pneumonia :
v Pneumococcal Pneumonia
v Staphylococcal Pneumonia
v Atypical Pneumonia, yakni
pneumonia yang disebabkan oleh kuman atypical, misalnya bakteri Mycoplasma pneumonia, Chlamydophila
pneumonia, Leginonella spp. Dan berbagai virus respiratorius, seperti virus
influenza, adenovirus, dan respiratory syncytial viruses (RSVs).
v Gram negative enteric
Pneumonia
v Anaerobic Pneumonia
Anatomical :
Ø Lobar Pneumonia
Ø Segmental Pneumonia
Ø Broncho Pneumonia
Ø Interstitiel Pneumonia
Clinical:
ü
Community Acquired Pneumonia (CAP)
yakni pneumonia yang didapatkan dimasyarakat.
Fatalitynya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Penyebab terseringnya
adalah S.pneumoiae. Pada General
practice, kuman terbanyaknya adalah Mycoplasma
pneumonia (gak punya dinding sel,
makanya gak bisa diobatin pake penicillin, jadi antibiotic yang digunakan
adalah macrolide, karena sifatnya yang bisa mengganggu sintesis protein) Namun, secara umum, etiologinya bisa berupa
kuman tipical dan atypical.
Berdasarkan jalur masuknya kuman ke dalam paru,
etiologinya bisa dibagi menjadi:
ü Inhalation : - Pneumocystic carinii
-
Mycoplasma pneumoniae
-
Legionella pneumophila
-
Yersinia pestis
-
Viral : - Respiratory syncitial virus
-
Influenzae
- Para Influenzae
-
Adenovirus
ü Aspiration : -
Streptococcus pneumoniae
-
Haemophilus influenzae
-
Moraxella catarrhalis
-
Staphyllococcus Aureus
ü
Hematogen : -
Staphyllococcus Aureus
Faktor resikonya adalah:
·
Advanced age (>70 years)
·
Cigarette smoking
·
Smoke from coaking and heating
·
Zinc deficiency
·
Consumtion of ethanol
·
Institutionalization
·
Dementia
·
Seizures
·
Malnutrition
·
Crowding
·
Viral infection
·
Debilitating disease
·
Myeloma, lymphoma, HIV infection
·
Imunodeficiency
·
Chronic Pulmonary disease
·
Chronic liver and kidney disease
·
Congestive heart failure
·
Asplenia
·
Sickle cell disease
Manifestasi
klinisnya, dibagi menjadi dua:
Typical presentation:
v Onset mendadak demam
v Batuk yang produktif
disertai sputum yang purulen
v Pada beberapa kasus disertai
dengan pleuritis chest pain
v Adanya tanda-tanda
konsolidasi paru (redup, fremitus taktil meningkat, uara napas bronchial, dan
ditemukan ronkhi pada waktu auskultasi)
v Leucocytosis
Atypical presentation
Ø Gradual onset
Ø Batuk kering
Ø Disertai gejala Extrapulmonary symptom (sakit kepala,
myalgia, fatigue, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan diare)
Ø Kadang-kadang muncul komplikasi : erithema multiforme
, haemolytic anemia, encephalitis, renal and hepatic abnormalities,
hyponatremia, wheezing
Ø Leukositnya normal atau terjadi leukositosis ringan
ü
Hospital Acquired Pneumonia (HAP), yakni pneumonia yang
didapatkan di rumah sakit, etiologinya:
Faktor resiko
untuk terjadinya HAP adalah:
n Imunodeficiency
n Advanced age
n Sever underlying disease
n Intubation
n Respiratory equipment
n Nasogatric tube
n Surgery
n Previous use of antibiotic
Manifestasi klinisnya:
n Sama dengan CAP, namun terkadang: Neutropenia afebril
in uremia or cirrhotic patients
n Sulit untuk membedakannya dari penyakit respiratorius
akut pada penyakit yang parah, ARDS, penyakit paru yang telah ada sebelumnya,
atelectasis.
ü
Aspiration
Pneumonia
Manifestasi klinisnya:
v Lebih akut, menyebabkan dyspnea, mengi/wheezing,
respiratory distress, hypoxemia dan sianosis yang disebabkan oleh ingesti agen
toksik
v Fever, putrid sputum
v Menggigil, keringat malam, penurunan berat badan, pleuritic chest pain, sputum dengan
spot-spot darah yang berlansung hingga beberapa minggu
ü
Ventilator
Associated Pneumonia
yakni pneumonia yang berhubungan dengan pemasangan
alat ventilator pada pasien, etiologi dan treatment
strategies mirip dengan Hospital
Acquired Pneumonia (HAP). Manifestasi klinisnya: demam, tachypnea,
tachycardia, worsening oxygenitation,
leukositosis, peningkatan sekresi respiratorius, dan konsolidasi paru pada
pemeriksaan fisik.
ü
Pneumonia in immunocompromised host
No comments:
Post a Comment