Penyakit Tractus Respiratorius (Part 2)

a)       Pneumonia
Definisi: Adalah proses inflammasi & infeksi oleh organisme yang menginfeksi traktus pernapasan bawah sampai alveoli, yang mengakibatkan pertukaran gas yang terganggu. Nah perlu dibedain antara pneumonia pneumonitis. Klo pneumonia disebabkan oleh agen infeksi, nah klo pneumonitis bukan disebabkan oleh agen infeksius, misalnya lupoid pneumonitis (krn SLE), lipoid pneumonitis (karenan menghirup lemak), dan radiasi pneumonitis (akibat sinar X-Ray).
Etiologynya:  bacteria, virus, Mycoplasma, fungus, or from aspiration or inhalation of chemicals or other toxic substances. Risk factors:  cigarette smoking, chronic underlying disorders, severe acute illness, suppressed immune system, & immobility. Patogenesisnya: Jika agen patologik dapat melawan host defense maka akan terjadi proses pneumonia. Jika proses ini melibatkan keseluruhan lobus paru (2 atau lebih), maka disebut sebagai pneumonia lobaris, namun jika prosesnya berlangsung difus atau terbatas pada alveoli-alveoli dan bronchus yang terinfeksi, maka disebut sebagai bronco pneumonia. Pada dasarnya, terdapat empat tahap pathogenesis penyakit pneumonia, yang normalnya pada orang immunocompetent berlangsung selama 7-10 hari, namun berlangsung lebih lama lagi pada orang yang immunocompromised (3 mingguan). Tahap-tahap tersebut adalah:
Ø  kongesti inflamasi (edema), tahap ini ditandai dengan adanya eksudat protein (dan juga bakteri) pada alveoli, namun bakteri jarang ditemukan secara klinis pada fase ini, sebab fase ini berlangsung sangat cepat
Ø  Red hepatization phase, fase ini ditandai dengan  adanya eritrosit pada eksudat intra alveolar, sehingga memberikan penampakan bewarna merah. Untuk mengkultur bakteri penyebab pneumonia, biasanya dilakukan pada fase ini.
Ø  Grey hepatization phase, fase ini ditandai dengan tidak ada lagi eritrosit yang mengalami ekstravasasi, dan eritrosit yang ada telah mengalami lisis dan degradasi. Sel yang dominant di fase ini adalah neutrofil, disini juga dapat ditemukan banyak deposisi fibrin, dan bakteri telah menghilang pada fase ini.
Ø  Resolution, pada fase ini, makrofag adalah sel yang dominan pada intra alveolar, dan debris-debris dari neutrophil, bakteri, dan fibrin telah dibersihkan.
Secara umum, gejala pneumonia adalah:  demam menggigil, batuk berdahak, dyspnea, dan pleuritic chest pain
Hasil pemeriksaan fisik yang mungkin adalah:


·         Demam
·         tachypnea  (RR >20/min)
·         crepitations / rales
·         bronchial breathing


Pada pemeriksaan penunjang menggunakan sinar X-ray, tidak mungkin kita bisa membedakan organism penyebab pneumonia, karena berbagai organism dapat memberikan penampakan hasil radiography paru yang sama, dan satu organism tidak konsisten memberikan penampakan radiography paru yang sama. Komplikasi pneumoniaà lung abscess empyema; pleural effusion ;bacteremia; metastatic infection. Untuk mendiagnosis kuman penyebabnya, dilakukan kultur kuman yang bisa didapatkan dari: sputum, bronchoscopy, lung biopsy, cairan pleural, dan darah.
Kelemahan dari kultur sputum adalah:
v  Kultur sputum mungkin gagal untuk mendapatkan kuman pathogen pada infeksi non-bakterial atau organisme fastidious (misalnya: pneumoniae; Legionella)
v  Kultur sputum dapat menumbuhkan organism yang bukan merupakan penyebab infeksi (misalnya pada oropharyngeal colonization with potential pathogen)
Tes diagnostic lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Pada pasien pneumonia yang memerlukan rawat inap, hal-hal yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut: chest x ray, arterial blood gas analysis, complete blood count, blood culture, sputum Gram stain, culture. Treatment pneumonia pada dasarnya mencakup terapi supportif (oksigenasi dan hidrasi) serta terapi antimicrobial
Prevensi Pneumonia: Vaksinasi influenza dan pneumococcal
Evaluasi pasien dengan kemungkinan pneumonia:
§  Apakah penyakitnya merupakan infeksi?
§  Haruskah pasien dirawat inap?
§  Apa mikroba yang kemungkinan menyebabkannya?
§  Apakah ada komplikasi yang memerlukan treatment khusus?
Klasifikasi Pneunomia, berdasarkan:
Agent causal Pneumonia :
v   Pneumococcal Pneumonia
v   Staphylococcal Pneumonia
v  Atypical Pneumonia, yakni pneumonia yang disebabkan oleh kuman atypical, misalnya bakteri Mycoplasma pneumonia, Chlamydophila pneumonia, Leginonella spp. Dan berbagai virus respiratorius, seperti virus influenza, adenovirus, dan respiratory syncytial viruses (RSVs).
v  Gram negative enteric Pneumonia
v  Anaerobic Pneumonia
Anatomical :
Ø  Lobar Pneumonia
Ø  Segmental Pneumonia
Ø  Broncho Pneumonia
Ø  Interstitiel Pneumonia
Clinical:
ü  Community Acquired Pneumonia (CAP)
yakni pneumonia yang didapatkan dimasyarakat. Fatalitynya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Penyebab terseringnya adalah S.pneumoiae. Pada General practice, kuman terbanyaknya adalah Mycoplasma pneumonia (gak punya dinding sel, makanya gak bisa diobatin pake penicillin, jadi antibiotic yang digunakan adalah macrolide, karena sifatnya yang bisa mengganggu sintesis protein) Namun, secara umum, etiologinya bisa berupa kuman tipical dan atypical.
Berdasarkan jalur masuknya kuman ke dalam paru, etiologinya bisa dibagi menjadi:
ü  Inhalation :            - Pneumocystic carinii
                                - Mycoplasma pneumoniae
                                - Legionella pneumophila
                                - Yersinia pestis
                                - Viral :   - Respiratory syncitial virus
                                                - Influenzae
                                               - Para Influenzae
                                                - Adenovirus
ü  Aspiration :           - Streptococcus pneumoniae
                                - Haemophilus influenzae
                                - Moraxella catarrhalis
                                - Staphyllococcus Aureus
ü  Hematogen :         - Staphyllococcus Aureus

Faktor resikonya adalah:


·         Advanced age (>70 years)
·         Cigarette smoking
·         Smoke  from coaking and heating
·         Zinc deficiency
·         Consumtion of ethanol
·         Institutionalization
·         Dementia
·         Seizures
·         Malnutrition
·         Crowding
·         Viral infection
·         Debilitating disease
·         Myeloma, lymphoma, HIV infection
·         Imunodeficiency
·         Chronic Pulmonary disease
·         Chronic liver and kidney disease
·         Congestive heart failure
·         Asplenia
·         Sickle cell disease


Manifestasi klinisnya, dibagi menjadi dua:
Typical presentation:
v  Onset mendadak demam
v  Batuk yang produktif disertai sputum yang purulen
v  Pada beberapa kasus disertai dengan pleuritis chest pain
v  Adanya tanda-tanda konsolidasi paru (redup, fremitus taktil meningkat, uara napas bronchial, dan ditemukan ronkhi pada waktu auskultasi)
v  Leucocytosis
Atypical presentation
Ø  Gradual onset
Ø  Batuk kering
Ø  Disertai gejala Extrapulmonary symptom (sakit kepala, myalgia, fatigue, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan diare)
Ø  Kadang-kadang muncul komplikasi : erithema multiforme , haemolytic anemia, encephalitis, renal and hepatic abnormalities, hyponatremia, wheezing
Ø  Leukositnya normal atau terjadi leukositosis ringan

ü  Hospital Acquired Pneumonia (HAP), yakni pneumonia yang didapatkan di rumah sakit, etiologinya:

Faktor resiko untuk terjadinya HAP adalah:


n  Imunodeficiency
n  Advanced age
n  Sever underlying disease
n  Intubation
n  Respiratory equipment
n  Nasogatric tube
n  Surgery
n  Previous use of antibiotic


Manifestasi klinisnya:
n  Sama dengan CAP, namun terkadang: Neutropenia afebril in uremia or cirrhotic patients
n  Sulit untuk membedakannya dari penyakit respiratorius akut pada penyakit yang parah, ARDS, penyakit paru yang telah ada sebelumnya, atelectasis.  
ü  Aspiration Pneumonia
Manifestasi klinisnya:
v  Lebih akut, menyebabkan dyspnea, mengi/wheezing, respiratory distress, hypoxemia dan sianosis yang disebabkan oleh ingesti agen toksik
v  Fever, putrid sputum
v  Menggigil, keringat malam, penurunan berat badan, pleuritic chest pain, sputum dengan spot-spot darah yang berlansung hingga beberapa minggu
ü  Ventilator Associated Pneumonia
yakni pneumonia yang berhubungan dengan pemasangan alat ventilator pada pasien, etiologi dan treatment strategies mirip dengan Hospital Acquired Pneumonia (HAP). Manifestasi klinisnya: demam, tachypnea, tachycardia, worsening oxygenitation, leukositosis, peningkatan sekresi respiratorius, dan konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik.
ü  Pneumonia  in immunocompromised host

Anda sedang membaca artikel tentang Penyakit Tractus Respiratorius (Part 2) dan anda bisa menemukan artikel Penyakit Tractus Respiratorius (Part 2) ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2015/12/penyakit-tractus-respiratorius-part-2.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Penyakit Tractus Respiratorius (Part 2) ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Penyakit Tractus Respiratorius (Part 2) sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment