Essential
diagnosis : Kenaikkan secara tiba2 level BUN atau kreatinin serum;gejala paling
sering oliguria. Definisi dari
ARF itu sendiri adalah sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang
terjadi secara mendadak (dalam
hitungan jam-beberapa hari) yang menyebabkan retensi sisa metabolism nitrogen
(urea-kreatinin) dan nitrogen. Gejala paling sering diikuti oliguria tapi gak
tentu juga ada oliguria. Diagnosisnya berdasarkan pemeriksaan laboratorium
ditegakkan bila : peningkatan kadar kreatinin serum 0.5 mg% pada pasien kreatinin awalnya
<2,5mg%. Atau meningkatnya >20% bila kreatinin awal >2,5 mg%. Selain
kreatinin, baru2 ini dikembangkan pengukuran cystatin C serum yang mungkin
kedepannya bisa digunakan
sebagai indicator gagal ginjal akut.; selain itu pemeriksaan urin seperti
ditemukannya oliguria (<400ml/hari) dapat membantu diagnosis ARF. Pada
pemeriksaan darah ditemukan hiperkalemia karena ketidak seimbangan ekskresi
dari kalium. Pada pemeriksaan EKG terkadang
ditemukan T peaked waves, pemanjangan
PR dan pelebaran
kompleks QRS.
Penyebab gagal ginjal akut ada 3 kelompok
besar yaitu :
·
ARF pre-renal
Penyebabnya
adalah hipoperfusi ginjal dapat disebabkan hipovolemia, pada kedaan hipoperfusi berat, ginjal
dapat mengalami nekrosis tubular akut karena adanya iskemik akut.
·
ARF Renal
Dapat
disebabkan karena kelainan vaskuler seperti vaskulitis,,hipertensi maligna, GNA, nefritis tubular, nekrosis tubular akut. Selain itu ARF
renal bisa dikarenakan toksin lingkungan, zat2 nefrotoksik termasuk obat2an yang
tergolong nefrotoksik (aminoglycoside,amphotericin
B,tetrasiklin,dll), agen
radiokontras, Kristal asam urat, deposit
kompleks antigen-antibodi pada membrane basalis.
·
ARF post Renal
Biasanya
disebabkan oleh obstruksi traktus urinarius karena ada deposit Kristal dan
protein. Gagal ginjal akut terjadi bila obstruksi akut pada ureter bilateral
atau ureter unilateral dimana 1 ginjal yang tidak mengalami obstruksi tersebut
rusak.
Pengelolaan
kasus ARF adalah mencegah kerusakan ginjal, mempertahankan homeosatasis, melakukan resusitasi, mencegah komplikasi metabolic dan menjaga pasien agar tetap hidup
sampai faal ginjalnya kembali dalam keadaan normal. Pencegahannya jelas udah tau kalo
udah tau factor resiko yang menyebabkan ARF. Misalnya menjaga hidrasi yang
baik, mengkontrol
pemakaian obat2an yang nefrotoksik, perlu kewaspadaan terhadap penyakit2 tropik
yang menyebabkan ARF.
Manajemen ARF :
Dimulai pada kondisi :
·
Oliguria ataupun Anuria
·
Hiperkalemia (>6.5 mmol/L)
·
Azotemia (kadar urea darah >30mmol/L)
·
Encephalopati uremikum
·
Neuropati uremikum
·
Kelainan kadar natrium (>150mmol/L
atau <120mmol/L
·
Hipertemia
Terapinya adalah mengobati
penyebabnya dan juga simptomatik berupa
monitoring kebutuhan cairan untuk menjaga perfusi ginjal dan organ lainnya.
Apabila EKG menunjukkan kelainan Karena adanya hiperkalemina sehingga menyebabkan
aritmia diberikan IV calcium ;IV insulin; salbutamol lewat nebulizer; terkadang hemodialisis diperlukan pada kondisi anuria. Pada kondisi azotemia ketika kadar urea sangat
tinggi dalam darah bisa mengakibatkan perdarahan dan harus dikontrol perdarahanya
pada saat ARF. Indikasi untuk melakukan dialysis adalah adanya edema pulmonal; hiperkalemia, acidosis metabolic yang
parah, uremia encephalopathy, uremia pericarditis (pada auskultasi didapatkan
pericardial friction rub).
No comments:
Post a Comment