Untuk nyeri perut berulang pada anak-anak, penyebabnya
ada banyak. Bisa organik, bisa juga fungsional. Kalo organik, berarti ditemukan
adanya kelainan saat pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. Tapi kalau
itu tidak ditemukan, berarti dikelompokkan dalam functional abdominal pain. Penyebab dari functional abdominal pain masih belum
pasti…tapi ada hipotesis bahwa sinyal saraf ato zat kimia yg dikeluarkan oleh
usus ato otak, bisa menyebabkan usus lebih sensitif terhadap pemicu, yg
seharusnya (pemicu tersebut) tidak membuat nyeri. Contoh: stretching atau gas bloating.
Functional abdominal pain termasuk di
dalamnya adalah beberapa chronic
abdominal pain termasuk dispepsia dan irritable bowel syndrome.
Definisi recurrent abdominal pain: adanya 3 atau lebih nyeri pada abdomen
pada anak-anak yang berumur 4-16 tahun, selama lebih dari 3 bulan, dan
mengganggu aktivitas. Biasanya, nyeri terletak di sekitar umbilicus…walaupun
letak nyeri tidak selalu bisa diprediksi. Nyeri bisa datang tiba-tiba atau
datang secara bertahap. Beberapa anak dengan functional abdominal pain juga merasakan dispepsia, atau upper abdominal pain dengan nausea, vomitting, dan merasa perut penuh
setelah hanya beberapa gigitan makanan/ early satiety. Penyebab chronic
abdominal pain in children, Biasanya sih, anak-anak akan menunjuk
udel nya saat kita bertanya lokasi nyeri. Bagaimanapun juga nyeri yang berpusat
di umbilikus bisa karena beberapa penyebab. Ada penyebab serius, tapi ada juga
penyebab tidak begitu butuh perhatian. Kemungkinannya antara lain: reflux asam,
konstipasi, intoleransi laktosa, infeksi parasit, infeksi Helicobacter pylori, IBD (Crohn’s disease & ulcerative
collitis), alergi makanan, masalah pada kantong empedu, appendicitis.
Kita juga harus memberi tahu
kepada pasien dan keluarganya…bahwa functional
abdominal pain bukan merupakan pengancam kematian. Akan tetapi penyakit ini
bisa menimbulkan efek negatif pada fisik dan mental anak-anak. Presensi sekolah
berkurang, malas berolah raga, mengganggu tidur dan makan. Hal ini bisa
mendatangkan gangguan mood dan emosi, depresi dan anxiety. Soalnya kadang baik orang tua maupun pasien tidak sadar
akan adanya stres ato emotional
disturbances. Diagnosis dari functional
abdominal pain berdasarkan dari laporan sign
and symptoms dan pemeriksaan fisik. Biasanya disertai tes darah dan feses,
CT-scan, dan endoskop.
Manajemennya gmn? Jika penyebab
spesifik untuk functional abdominal
pain ditemukan, kita harus menyesuaikan dengan berbagai kondisi, seperti
konstipasi, intoleransi laktosa, infeksi, IBD, celiac disease, dan alergi makanan. Kalo gakada ya…harus kita
pastikan lagi ke pasiennya itu….ini bener bener suatu “penyakit” ato Cuma hasil
pemikiran pasien aja. Tujuan dari manajemen: membuat kualitas hidup pasien menjadi lebih
baik, melalui support, edukasi, pengobatan. Kita juga harus memberi tahu kepada
orang tuanya juga…sebagai cara untuk mengidentifikasi penyebabnya apa…stres ato
tekanan di sekolah.
Untuk pasien dengan functional
abdominal pain ditambah “gas”, bisa kita beri edukasi: memakan makanan
dengan pelan, menghindari minuman berkarbonasi, menghindari cabbage ato
kacang-kacangan, sorbitol. Untuk sorbitol ini…bisa nanti di dalam perut, bisa
terdigesti dengan kurang baik. Apa lagi bila dikonsumsi dengan jumlah
banyak…bisa bikin cramping, bloating, diare.
No comments:
Post a Comment