Irritable Bowel Disease & Irritable Bowe Syndrome


·         Inflammatory Bowel Disease (IBD) umumnya dibagi jadi 2 penyakit:
  1. Ulcerative Collitis: ada inflamasi pada mukosa colon, yg ditandai dengan relapse dan remission. Mukosa rectum selalu terkena,(setelah dilakukan pemeriksaan mikroskop), dan penyakit ini menyebar secara proksimal. Tempat paling sering: rectosigmoid.
  2. Crohn’s Disease: adalah inflamasi kronik pada GIT yg bisa mengenai traktus dari oral sampai anal. Hiii….tapi paling umum pada ileum terminal, ato regio iliocecal,…anal termasuk pualing jarang kok.
Pathogenesis nya IBD:
Epitelium lumen usus normal selalu diisi oleh tight junction dan produk dari sel Goblet yaitu peptida dan musin glikoprotein…mereka benar benar membuat barrier yg sangat efektif untuk menangkal pathogen pathogen di dalam lumen. Mereka ini bagaikan tembok kokoh…layaknya Twin Tower MU Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic. Tetapi kekokohan ini bisa diruntuhkan oleh karena variasi genetik, respon jejas yg mengalami kemunduran, stress oksidatif, ato obat NSAID. Terjadinya inflamasi intestinum yg kronik dan rekuren dikarenakan sistem imun terstimulasi oleh bakteri komensalisme di lumen. Antigen pada makanan juga bisa sih. Stimulasi terjadi bila bakteri mempenetrasi mucosal barrier tadi…ini membuat sel-sel imun menuju bakteri…terutama sel dendritik dan limfosit…terjadilah respon imun seperti biasanya.
Epitelium usus lalu memproduksi sitokin dan kemokin yang akan merekrut dan mengaktifkan sel-sel imun mukosa. Aktivasi dari antigen-presenting cell (sel dendritik) atau stimulasi langsung melalui pattern-recognition receptors akan membuat type 1 helper T cells (Th1) akan berdiferensiasi pada pasien yg menderita Crohn’s Disease. Kalo pada ulcerative collitis, yg berdiferensiasi adalah atypical type 2 helper T cells. Th1 membuat self-sustaining cycle activation dengan makrofag. Untuk memproduksi sitokin inti yg nanti menstimulasi Th1 (interleukin-12, interleukin-18, macrophage migration inhibition factor), makrofag memproduksi suatu campuran inflammatory cytokine (interleukin-1, interleukin-6, TNF). TNF berguna untuk mengenali banyak tipe sel. Fungsi ini juga bisa berubah....oleh karena mutasi gen NOD2, mutasi pada lokus IBD1.
Manajemennya IBD
Kita ngerti bahwa IBD kan belum diketahui etiologinya…jadi pengobatan lebih ditekankan kepada penghambatan proses inflamasi. Golongan glukokortikoid merupakan obat pilihan untuk Crohn’s Disease (semua derajat) dan ulcerative collitis (derajat sedang dan berat). Biasanya dipilih prednisolon, metilprednisolon, atau steroid enema. Nah untuk memperoleh tujuan efek sistemik yg minim tapi maksimal di dinding usus, bisa dipakai budesonida.
Golongan asam amino salisilat (ASA) ternyata sudah lama dan mapan dalam pengobatan IBD. Contoh: gabungan antara sulpiridin dan aminosalisilat dalam ikatan azo. Golongan imunosupresif….gak begitu efektif. Surgikal bisa dilakukan bila medikamentosa gagal, ato terjadi komplikasi (perdarahan, obstruksi, ato megakolon toksik).
·         Irritable Bowel Syndrome
IBS adalah salah satu penyakit gastrointestinal fungsional, yg mengacu pada adanya nyeri perut, distensi dan gangguan pola defekasi tanpa gangguan organik. Etiologinya….sampai sekarang…tidak ada yg menyebutkan ini disebabkan oleh 1 faktor doang…bisa karena gangguan motilitas, intoleransi makanan, abnormalitas sensoris, abnormalitas dari interaksi aksis brain-gut, hipersensitivitas viseral, dan pasca infeksi usus. Kriteria diagnosis menurut Rome III: paling tidak 3 bulan, dengan onset abdominal pain and discomfort 6 bulan sebelumnya…ditambah dengan 2 ato lebih dari:
-          Peningkatan terhadap defekasi
-          Perubahan frekuensi BAB
-          Perubahan bentuk penampakan BAB
Teman…discomfort artinya sensasi yg tidak enak ya…bedakan dengan nyeri.
Manajemen:
-          Makanan; Yang pertama adalah asupan makanan…IBS dengan konstipasi yaaa ditingkatkan lah asupan seratnya. Kalo IBS dengan tipe diare…yaa seratnya dikurangi. Ada makanan dan minuman yg bisa memicu IBS…antara lain: gandum, susu, kafein, bawang, coklat, dan beberapa sayuran.
-          Psikoterapi; Pasien dengan IBS biasanya mempunyaii rasa cemas yg tinggi atas penyakitnya. Karena biasanya rasa sakit di perut, buang air besar cair ato susah buang air besar itu datangnya tiba-tiba…kasian yaa…Pasien IBS selalu berpikiran bahwa ada sesuatu penyakit organik yang terjadi pada tubuhnya. Kita harus memberi penjelasan bahwa IBS adalah penyakit yang dapat diobati dan tidak bikin modar. Kita juga harus memberi hasil laboratorium penunjang, yg menyingkirkan kemungkinan penyakit organik. Agar pasien tadi makin yakin, ia hanya menderita IBS…bukan kanker.
-          Obat; Obat ini berguna terutama untuk menghilangkan gejala yang timbul, antara lain: untuk mengatasi nyeri abdomen, mengatasi konstipasi, mengatasi diare, dan obat antiansietas.
  1. Untuk mengatasi nyeri abdomen: mebeverine 3x135mg, hiosin N-butilbromida 3x30mg, chlordiazepoksid 5mg/klinidium 2.5mg 3x1 tab, alverine 3x30mg, dan otolium bromida.
  2. Untuk IBS konstipatif: tegaserod (5-HT4 reseptor agonis)àmeningkatkan akselerasi usus halus dan meningkatkan waktu transit feses di kolon, juga meningkatkan cairan sekresi cairan usus. Dosis: 2x6mg selama 10-12 minggu.
  3. Untuk IBS tipe diare: loperamid 2-16mg per hari.

Anda sedang membaca artikel tentang Irritable Bowel Disease & Irritable Bowe Syndrome dan anda bisa menemukan artikel Irritable Bowel Disease & Irritable Bowe Syndrome ini dengan url http://mantankoas.blogspot.com/2016/01/irritable-bowel-disease-irritable-bowe.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Irritable Bowel Disease & Irritable Bowe Syndrome ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Irritable Bowel Disease & Irritable Bowe Syndrome sebagai sumbernya.

No comments:

Post a Comment