A. Peptic Ulcer
Merupakan
rusaknya atau hilangnya jaringan mukosa sampai lamina propria pada berbagai
saluran pencernaan makanan yang terpajan cairan asam lambung, yaitu oesophagus,
lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi juga jejunum. Penyakit ini
timbul terutama pada duodenum dan lambung.Ulkus peptikum sekitar 90% disebabkan
oleh H. pylori, selebihnya disebabkan oleh sekresi bikarbonat mukosa, ciri genetik,
dan stress.
Pathogenesis
ulkus peptikum ini adalah ketidakseimbangan faktor defensif dan faktor agresif
dimana faktor agresif lebih dominan. Faktor defensif antara lain : lapisan
mukus (berfungsi sebagai lubrikasi, mencegah back diffusion ion H dan pepsin,
mempertahankan pH permukaan sel epitel), sekresi bikarbonat (untuk menetralisir
ion H yang menembus mukus), sirkulasi darah ke dalam mukosa (menjamin kerja
sel). Faktor agresif antara lain : asam lambung (bersifat korosif), pepsin
(bersifat proteolitik), asam empedu, salisilat, etanol, dan asam organik lemah.
Dibanding dengan faktor agresif, maka
gangguan faktor pertahanan mukosa lebih penting untuk terjadinya ulkus peptik.
Epitel saluran pencernaan mempertahankan integritasnya melalui beberapa cara,
antara lain sitoproteksi seperti pembentukan dan sekresi mukus, sekresi
bikarbonat dan aliran darah. Disamping itu ada beberapa mekanisme protektif di
dalam mukosa epitel sendiri antara lain pembatasan dan mekanisme difusi balik
ion hidrogen melalui epitel, netralisasi asam oleh bikarbonat dan proses
regenerasi epitel. Semua faktor tadi mempertahankan integritas jaringan mukosa
saluran cerna. Berkurangnya mukosa yang disebabkan oleh satu atau beberapa
faktor mekanisme pertahanan mukosa akan menyebabkan timbulnya ulkus peptic.
Normalnya, permukaan lumen dan
sambungan interseluler yang ketat dari sel epitel lambung memberikan barier
mukosa lambung yang hampir total impermeable terhadap difusi balik ion-ion
hidrogen dari lumen. Barier ini tampaknya menjadi komponen penting dari
resistensi mukosa terhadap jejas asam-peptik. Barier ini dapat terputus oleh
asam empedu, salisilat, etanol, dan asam-asam lemah organik, sehingga
memungkinkan terjadinya difusi balik ion-ion hidrogen dari lumen ke dalam
lambung. Hal ini dapat menyebabkan jejas sel, pelepasan histamin dari sel mast,
rangsangan sekresi asam yang lebih lanjut, kerusakan pembuluh-pembuluh darah
kecil, perdarahan mukosa dan erosi atau ulserasi.
Destruksi mukosa lambung diduga
merupakan faktor penting dalam patogenesis ulkus lambung. Telah diketahui bahwa
mukosa antrum lebih peka terhadap difusi balik dari fundus, yang menjelaskan
mengapa ulkus lambung sering terdapat pada daerah ini. Juga diduga bahwa alasan
kadar asam yang rendah pada analisis lambung pada penderita ulkus lambung
adalah akibat difusi balik, dan bukan karena berkurangnya produksi.
Penyakit ini tidak berpotensi
sebagai malignansi,dan meningkat pada orang yang mempunyai golongan darah
O(masih dalam penelitian).
B. Chron’s
disease
Enteritis regional atau penyakit
crohn merupakan suatu penyakit peradangan granulomatosa kronik yang sering
berulang. Secara klasik menyerang ileum terminal, walaupun setiap bagian
saluran cerna dapat terkena. Penyakit ini biasanya timbul pada orang dewasa
muda dan menyerang laki-laki dan perempuan dengan perbandingan yang kira-kira
sama.
Pada
beberapa dekade yang lalu, penyakit crohn lebih sering ditemukan di negara
barat dan negara berkembang. terjadi pada pria dan wanita, lebih sering pada
bangsa Yahudi, dan cenderung terjadi pada keluarga yang juga memiliki riwayat
kolitis ulserativa. Kebanyakan kasus muncul sebelum umur 30 tahun, paling
sering dimulai antara usia 14-24 tahun.
Penyakit ini mempengaruhi daerah tertentu dari usus, kadang terdapat
daerah normal diantara daerah yang terkena. Pada sekitar 35 % dari penderita
penyakit crohn, hanya ileum yang terkena. pada sekitar 20%, hanya usus besar
yang terkena. dan pada sekitar 45 %, ileum maupun usus besar terkena.
Gejala-gejala penyakit crohn pada setiap
penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum terjadi, yaitu: :
1. Peradangan
: nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan
2. Penyumbatan
usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding
usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah
3. Peradangan
dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan
kelemahan menahun
4. Pembentukan
saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang
sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan
penurunan berat badan
C.
Meckel Diverticulum
Divertikulum Meckel’s merupakan suatu kelainan kongenital, bentuk
pouch, ditemukan di usus halus bagian distal, mengandung seluruh komponen
dinding usus. Divertikulum Meckel’s berasal dari kurang sempurnanya regresi
duktus vitelinus (duktus omfalomesenterikus) atau kegagalan obliterasi duktus
vitelinus, Normal obliterasi terjadi 5-7 minggu kehamilan, bila terjadi
kegagalan obliterasi maka akan terjadi anomali dapat berupa divertikulum
Meckel’s, jaringan ikat pada divertikulum ke umbilikus, torsio, enterositoma,
omphaloenterikus persisten dan fistula omphalo enterikus persisten.
Patofisiologi penyakit ini
adalah awal kehidupan embrio, janin yang midgut menerima nutrisi dari
yolk sac vitelline melalui saluran. Saluran kemudian mengalami penyempitan
progresif dan biasanya menghilang oleh 7 minggu kehamilan. Ketika saluran gagal
untuk sepenuhnya memusnahkan, berbagai jenis saluran vitelline anomali muncul.
Contoh anomali tersebut meliputi:
1. Yang gigih vitelline saluran (muncul sebagai
pengeringan fistula di umbilikus)
2. Sebuah
band fibrosa yang menghubungkan ileum ke permukaan batin umbilicus
3. Sinus
vitelline paten di bawah umbilicus
4. Bagian
usus yang lenyap
5. Sebuah
saluran vitelline kista
Divertikulum biasanya
divascularisasi oleh omphalomesenteric arteri (sisa dari vitelline arteri),
yang muncul dari cabang ileum mesenterika superior arteri. Biasanya, arteri
berakhir di divertikulum, namun telah dilaporkan untuk melanjutkan ke dinding
perut dalam beberapa kasus.
Meckel
divertikulum terjadi di perbatasan antimesenteric ileum, biasanya 40-60 cm
proksimal ke katup ileocecal. Rata-rata, lebar divertikulum adalah 3 cm dan 2
cm. Divertikulum Meckel biasanya dilapisi oleh mukosa ileum, tetapi jenis
jaringan lainnya juga ditemukan dengan frekuensi yang berbeda-beda.
D. Malabsorption syndrome
D. Malabsorption syndrome
Sindroma
Malabsorbsi adalah kelainan-kelainan yang terjadi akibat penyerapan zat gizi
yang tidak adekuat dari usus kecil ke dalam aliran darah. Dalam keadaan normal,
makanan dicerna dan zat-zat gizinya diserap ke dalam aliran darah, terutama
dari usus kecil. Malabsorbsi dapat tejadi baik karena kelainan yang berhubungan
langsung dengan pencernaan makanan maupun karena kelainan yang secara langsung
mempengaruhi poses penyerapan makanan. Penyakit-penyakit yang menyebabkan
terhalangnya pencampuran yang tepat antara makanan dengan asam lambung dan
enzim-enzim pencernaan, bisa mempengaruhi proses pencernaan makanan.
Lapisan
usus yang normal terdiri dari lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili)
dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).Tonjolan-tonjolan tersebut
menyebabkan daerah permukaan untuk penyerapan menjadi lebih luas. Berbagai
keadaan yang mempengaruhi daerah tersebut dapat mempengaruhi penyerapan.
Contohnya adalah pengangkatan sebagian dari usus, yang akan menyebabkan
berkurangnya daerah permukaan. Kelainan
yang menyebabkan terhalangnya aliran zat-zat ke dalam darah, juga akan
menyebabkan berkurangnya penyerapan. Hal
seperti ini ditemukan pada penyumbatan pembuluh getah bening oleh limfoma
atau berkurangnya aliran darah ke usus.
Penderita
sindroma malabsorbsi biasanya mengalami penurunan berat badan.
Jika lemak tidak diserap sebagaimana mestinya, tinja akan berwarna terang, lembek, berbau busuk dan jumlahnya sangat banyak; tinja semacam ini disebut steatorrhea. Tinja akan menempel di sisi kloset atau akan mengapung dan sulit untuk disiram. Steatorrhea merupakan akibat dari keadaan yang mempengaruhi penyerapan lemak seperti berkurangnya aliran empedu dan sariawan tropical.
Jika lemak tidak diserap sebagaimana mestinya, tinja akan berwarna terang, lembek, berbau busuk dan jumlahnya sangat banyak; tinja semacam ini disebut steatorrhea. Tinja akan menempel di sisi kloset atau akan mengapung dan sulit untuk disiram. Steatorrhea merupakan akibat dari keadaan yang mempengaruhi penyerapan lemak seperti berkurangnya aliran empedu dan sariawan tropical.
Malabsorbsi
dapat menyebabkan kekurangan semua zat gizi maupun kekurangan protein, lemak,
vitamin atau mineral tertentu. Gejalanya
bervariasi tergantung dari kekurangan zat apa yang dialami penderita. Contohnya jika terjadi kekurangan enzim
laktase mungkin akan mengalami diare yang menyemprot, perut kembung dan flatulen
(banyak mengeluarkan gas) setelah minum susu.
Gejala lainnya tergantung pada penyakit yang menyebabkan malabsorbsi:
- penyumbatan saluran empedu bisa menyebabkan
sakit kuning (jaundice).
- penurunan aliran darah ke usus bisa
menyebabkan nyeri perut setelah makan.
Biopsi
(pengambilan contoh jaringan untuk pemeriksaan) mungkin diperlukan untuk
menemukan kelainan pada usus halus. Contoh bisa diperoleh melalui endoskopi
atau dengan menggunakan tabung/selang tipis yang panjang yang ujungnya tajam
sebagai pemotong. Contoh tersebut diperiksa dibawah mikroskop dan bisa juga
digunakan untuk menguji aktivitas enzim.
Tes
fungsi pankreas sering dilakukan karena kelainan fungsi pankreas sering
merupakan penyebab yang sering ditemukan pada malabsorbsi. Pada satu tes penderita menjalani diet
tertentu dan pada tes yang lainnya penderita mendapatkan suntikan hormon
sekretin. Pada kedua tes tersebut, cairan usus yang mengandung sekresi pankreas
kemudian dikumpulkan melalui sebuah tabung dan diperiksa.
E. Tumors of the small intestine
1. Carcinoid tumor
·
Sering terjadi di appendix (di usus
kecil sekitar 30%)
·
Pertumbuhan lambat, sedikit
berpotensi sebagai malignansi,bahkan apabila terjadi di appendix tidak pernah
terjadi metastasis
·
Sindrom Carcinoid, disebabkan oleh
elaborasi vasoaktif peptide dan amin,khususnya serotonin,dengan gejala klinis
seperti :
(1) cutaneous flushing
(2) watery diarrhea and abdominal cramp
(3) bronchospasm
(4) valvular lesions of the right side of the
heart
Info bagus ya 😃
ReplyDeletewww.Jual.ProdukKecantikanAman.com